4

37.1K 1.3K 13
                                    

Happy Reading and Enjoy
"
"
"
"
"

"Aku masukin ya"

Baru saja Renan selesai berkata dan akan mengeluarkan juniornya yang sudah mengeras dibawah sana, suara dering telfon pun berbunyi, membuat Renan harus menghentikan aktivitasnya dengan murka.

"Ah shit!"

"Sabar Mas. Angkat dulu gih, ada yang penting mungkin" Ilona mengusap lengan kekar suaminya. Lelaki itu beranjak meraih ponselnya yang berbunyi.

'Leesya'

"Bentar aku angkat telfon dulu" izinnya kemudian pergi keluar kamar. Ilona menghela napas lalu beranjak untuk masuk ke kamar mandi kemudian keluar dan berganti pakaian.

Ilona memakai seragam OGnya. Lalu berdandan sedikit agar wajahnya tidak terlalu pucat. Pintu kamar dibuka, nampak Renan masuk seperti terburu-buru.

"Kenapa Mas?"

"Gak papa aku berangkat sekarang aja" jawab Renan seraya memakai setelan jasnya.

"Kok buru-buru?" Ilona berjalan mendekati Renan untuk membantu memasangkan dasi.

"Iya"

Ilona tersenyum "Yaudah hati-hati ya, bentar lagi aku juga berangkat"

Cup

Renan mengecup pucuk kepala Ilona sekilas kemudian bergegas pergi. Ilona menatap kosong kepergian Renan. "Nggak, enggak. Jangan mikir macem-macem deh. Suami lo itu kerja Ilona. Ingat dia seorang direktur" ujarnya pada diri sandiri. Ilona tau siapa yang menelfon suaminya tadi. Nama seorang wanita.

"Tunggu. Leesya?" Alis Ilona berkerut memikirkan nama yang nampak familier.

"Ah, nggak penting" Ilona mengambil tas slempangnya kemudian turun ke bawah untuk sarapan sejenak.

Tinggi matahari menunjukkan pukul setengah 8 pagi. Masih ada waktu setengah jam Ilona harus buru-buru menyesaikan sarapannya kemudian berangkat bekerja.

***

Ilona berjalan sembari menyapa karyawan yang di lewatinya. Hingga sampai di dapur kantor dirinya bertemu Lusy dan Hanita sedang berbincang-bincang seru.

"Pagi Lusy. Pagi Hanita"

"Pagi Na" jawab kompak Lusy dan Hanita.

"Eh Na lo tau gak hari ini ada berita hot bingitss!!" ucap Lusy menggebu-gebu.

"Apa?"

"Tadi pagi gue liat si bos sama cew--"

"Enak ya jadi OG nggak kerja malah ngegosipin orang!" sambar Reina tiba-tiba dari arah pintu dapur.

"Mau dipecat?!" Cercanya seraya melipat tangannya di dada tak lupa tatapan meremehkan yang menghujam ketiga orang di hadapannya.

"T-tidak Bu jangan. Saya mohon jangan Bu" Hanita memohon takut-takut. Lusy hanya menundukkan kepala sedangkan Ilona menatap Reina dengan sorot mata kaku.

Reina menolehkan leher ke arah Ilona sebab merasa seseorang menatapnya. "Lo berani natap atasan lo?!"

Lusy menyenggol lengan Ilona menyadarkan wanita itu. Ilona lantas menunduk saat sadar apa yang ia lakukan seraya merutuki diri dalam hati.

"Dasar bitch! nggak tau malu!" Maki Reina. Hal itu sontak menjadi sorotan beberapa karyawan dan OB yang ada di ruangan itu.

"Murahan!!" seperti terhunus benda tak kasat mata. Hati Ilona mencelos sakit mendengar kata-kata tajam mantan sahabatnya, namun mulutnya tak kuasa membatah. Tidak menyangka jika Reina masih sangat membenci dirinya karena alasan yang tidak berbobot sama sekali.

The Wife (Lengkap) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang