11

28.9K 1.1K 27
                                    

Happy Reading and Enjoy
..
..
..
..
..

Layaknya seorang suami yang sedang mengantarkan istrinya belanja bulanan, Adit mendorong troli cukup besar mengikuti setiap langkah wanita di depannya yang fokus memilih sayuran segar dan buah-buahan.

Ilona melanjutkan langkah ke sebuah lemari pendingin penyimpanan daging. Tiba-tiba acara ngidamnya datang, Ilona sangat ingin rica ayam. Tetapi bukan buatannya ataupun Bi Mirna melainkan... Adit.

Sejurus kemudian Ilona menggeleng kepala pertanda tidak mau. Tentu saja permintaan itu akan sangat merepotkan Adit.

"Kenapa? Kok geleng-geleng kepala gitu?" Ilona menoleh, ternyata Adit menyadarinya.

"E--nggak papa kok" ujar Ilona diakhiri kekehan kecil.

"Kamu mau saya masakin?"

"Eh."

Lantas Adit memasukkan 2 bungkus ayam mentah kedalam troli yang hampir penuh. Lalu mendorong benda itu mendahului Ilona. "Kamu nggak beli susu hamil?" tanya Adit santai, tapi tidak dengan Ilona, wanita itu terkejut karena ucapan Adit barusan.

'Apakah laki-laki ini tau?' batin Ilona bertanya-tanya.

"Saya sudah tau semuanya Ilona"

"Bagaimana kamu tau?" Ilona menatap penuh curiga.

"Jangan berburuk sangka pada saya. Saya jelaskan nanti saat di rumah" Ilona hanya mengangguk lalu melenggang pergi ke sebuah rak khusus susu untuk Ibu hamil. Setelah sekian menit Ilonapun kembali dengan menenteng susu hamil pilihannya.

"Total semuanya lima ratus delapan puluh tiga dua ratus rupiah" ujar petugas kasir. Ilona membuka dompetnya lalu mengulurkan sebuah kartu ATM. Tetapi kalah cepat dengan Adit yang kartunya sudah di kembalikan oleh si mbak kasir seraya berkata. "Terimakasih, silahkan datang kembali"

"Ayo pulang" ajak Adit sembari menenteng dua kresek besar.

"Loh kok kamu yang bayarin sih?" cerca Ilona tidak terima.

"Gak papa"

Ilona menggeleng. "Tunggu sebentar di mobil" Setelah mengucapkan itu Ilona melenggang pergi. Aditpun memasukkan belanjaan ke dalam bagasi mobil. Tak lama suara wanita menyapa gendang telinganya serentak dengan uluran tangan berisi beberapa lembar uang berwarna merah.

"Ini, aku kembalikan. Jangan kaya itu, aku nggak suka" Ilona menyerahkan uang ditangannya ke pada Adit.

"Nggak perlu Ilona. Aku sangat ikhlas" Adit berujar lembut. Entah mengapa Ilona malah menjadi kesal. Tidak seharusnya lelaki ini bersikap seperti itu.

"Maaf. Tapi aku benar-benar tidak suka dikasihani orang lain" tegas Ilona. Adit sedikit terkejut dengan ucapan sarkas Ilona. Alhasil lelaki tampan bertubuh jangkung itu dengan berat hati menerima lalu menyimpannya dalam saku.

***

Beberapa saat kemudian...

Asap mengepul dari daging ayam yang telah matang dan baru saja disajikan itu. Ilona berbinar senang tak sabar untuk mencicipi hasil karya Adit.

"Ini enak banget" cetus Ilona setelah berhasil memasukkan potongan kecil daging kedalam mulutnya.

"Bi Mirna tolong panggilin Pak Alim sekalian ya Bi, kita makan sama-sama"

"Maaf Non tapi Non sama Mas Adit dulu aja. Bibi nanti" tolak Bi Mirna halus. Sungguh tidak pantas jika seorang pelayan harus makan semeja dengan majikannya, begitu menurut Bi Mirna.

"Nggak papa Bi" Ilona menepuk kursi kosong disampingnya.

"Tapi Non.."

"Ayo duduk Bi" Adit menimpali. Lelaki itu mengulas senyum lembut. Bi Mirna menghembuskan napas kemudian pergi untuk memanggil suaminya.

***
"Renan" panggil Leesya dengan suara manja.

"Apa Sya? Aku lagi sibuk" sejak dua jam lalu menemani Renan di dalam ruangan kedap suara ini mampu membuat Leesya dilanda kebosanan. Leesya berjalan mendekati Renan lalu duduk diatas pangkuan Renan seraya mengalungkan kedua tangannya.

"Bentar dulu Sya" Tentu hal itu tak mendapat gubrisan dari si empu. Malah sekarang kepalanya sudah menyender di dada bidang lelaki yang sudah berstatus sebagai mantan kekasih sekaligus sahabatnya.

"Renan" Panggilnya lagi.

Renan hanya menjawab dengan gumaman tanpa mengalihkan atensinya dari lembaran kertas bernilai milyaran rupiah itu.

"Laper sayang"

"Yaudah tinggal minta OB aja nanti dianterin" celetuk Renan lembut. Leesya bangkit dari pangkuan Renan. Wajahnya tampak memerah kesal.

"Ish, Renan! Nggak peka banget sih kamu! Aku mau pulang aja!"

Renan tak menggubris, membuat perempuan bernama lengkap Leesya Nevara Siregar itu menghentak-hentakkan kaki kesal. Kemudian pergi setelah meraih ponsel serta tas selempang yang tergeletak  diatas sofa.

—————————

Finish part 11

Belum author revisi mohon kalau ada pertypoan segera garis bawahi yupss

Jangan lupa follow, vote dan komen

See u next chapter

Baiiii

The Wife (Lengkap) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang