Happy Reading and Enjoy
.
.
.
.
.Ceklek
"Heh tai! Lo tadi ke mana aja setan! Lo nggak jadi dateng ke rumahnya Ilona?" Aldo berkacak pinggang.
Mereka sekarang sedang berada di hotel untuk prepare kembali ke Jakarta malam ini juga. Sebenarnya jadwal liburan mereka seminggu, tetapi Renan ingin segera pulang tak ingin berlama-lama di Kota ini lagi.
"Heh bangsat, gue nanya" Aldo duduk di sofa sembari melihat Renan yang sedang memasukkan barang-barangnya ke dalam koper secara asal-asalan.
"Ilona tadi pingsan terus dibawa ke RS lagi" ucapan Aldo sukses mengalihkan fokus Renan dari aktivitasnya.
"Gue jadi curiga kalau yang bikin pingsan Ilona itu, lo" Aldo menatap menyelidik. Yang di tatap hanya berdiri kaku entah mendengar penuturan sang sahabat atau tidak.
"Ck! Lo dengerin gue nggak sih!" seru Aldo kesal.
"Terus gimana keadaannya sekarang?"
"Mana gue tau. Tadi pas gue balik kata pembantunya Ilona pingsan terus di bawa ke RS lagi. Terus pas gue mau susulin lo telfon suruh sini" jelasnya.
Renan menghembuskan napas yang terasa berat "Lo udah prepare?" tanyanya mengalihkan pembicaraan.
"Udah. Btw jadwal liburan kita masih 5 hari lagi deh" ujar Aldo mengoreksi jadwal liburan mereka seraya memincingkan mata.
"Besok gue ada meeting sama klien kita dari Italy"
"Nggak usah ngibul. Semua jadwal udah gue kosongin seminggu dan lo sendiri yang minta kalau lupa!" sinis Aldo lalu beranjak berniat kembali ke kamarnya.
Saat mencapai di depan pintu, lelaki berkulit putih itu menghentikan langkah dan berbalik badan.
"Eh. Lo balik ke Jakarta nggak ngajak Ilona pulang men?"
"Dia nggak mau" jawab cuek Renan membuat Aldo mengrenyit bingung.
"Lo nggak maksa dia atau gimana gitu biar mau?" tanya Aldo lagi.
"Dia pengennya di sini" balas Renan acuh tak acuh.
"Gue jadi curiga, keknya ada something yang terjadi pas gue keluar tadi deh" ungkap Aldo menerawang.
"Kebanyakan nonton film detektif lo! makanya curigaan" balas Renan sekenanya.
"Gue akan selidiki lebih lanjut" Aldo berujar tegas.
Aldo berbalik badan bersamaan dengan Leesya datang sembari membawa sebuah kota kecil di tangannya.
"Haii, Renan" sapa Leesya langsung memeluk lelaki itu.
Renan balas memeluk dan mencium pelipis Leesya lembut. "Aku punya kejutan buat kamu" kata Leesya berbinar lalu menyerahkan sebuah kotak kecil pada Renan. Si empu hanya mengrenyit saja tanpa bertanya isi kotak itu.
"Di buka dong sayang, masa di liatin terus kotaknya"
Renan membuka tutup kotak dengan perlahan. Setelah terbuka sempurna, kerutan Renan semakin dalam saat menemukan dua benda berbentuk stik dengan garis dua biru di tengah stik itu.
"Kamu paham maksudnya nggak?" tanya Leesya seraya mengambil salah satu stik itu. "Ini itu testpack buat tes kehamilan. Nah, tanda dua garis di tengah ini menunjukkan kalau akau positif hamil!!" seru Leesya berbinar senang. Renan mematung di tempat, hal ini sungguh tidak tepat sekarang.
"Ihh Renan kamu kok nggak seneng gitu sih! Ini berita gembira loh!" gerutu Leesya saat menyadari lawan bicaranya tak merespon apapun.
"H-hah. I-iya, apa? kamu hamil?"
"Kamu seneng nggak sih!! ini itu anak kamu Renan!" seru Leesya kesal. Reaksi Renan benar-benar tak seperti dugaannya.
"Iya itu anak aku, terus gimana?" sahut Renan bingung.
"Ya kamu harus nikahin akulah! Kamu udah jebol perawan aku dan kamu udah tanam benih yang sekarang udah tumbuh di dalem sini" tunjuk Leesya pada perut ratanya. Renan memejamkan mata lalu menghembus napas kasar.
"Iya, aku bakalan tanggung jawab. Aku akan nikahin kamu secepatnya" ujar Renan pada akhirnya. Tentu saja Leesya langsung bersorak senang. Merekapun berciuman menyalurkan rasa senang yang membuncah.
Tanpa keduanya sadari, seorang lelaki mendengar semua pernyataan itu dari balik pintu dengan tangan terkepal kuat hingga menonjolkan otot-otot tangannya. Matanya menyorot penuh murka.
"Lo emang laki-laki terbrengsek yang pernah gue kenal Renan Denandra" ucapnya, lalu meninju tembok di depannya hingga menimbulkan suara pukulan yang cukup kencang.
***
Ilona sekarang sedang duduk sendiri di balkon kamarnya. Sejak membuka mata dari pingsannya, mulut Ilona seperti terkunci dari dalam. Tatapan matanya juga kosong tak riang layaknya biasa.Ilona adalah sosok wanita hebat. Ia sedang mengandung anak dari laki-laki bajingan yang bahkan tidak mengakui anak itu darah dagingnya sendiri. Meskipun begitu tak pernah sedikitpun Ilona membenci calon anaknya.
Jika kalian ingin tahu kenapa Ilona mengetahui hal itu maka jawabannya, Ilona mengaktifkan sadap suara di ponsel Renan. Sejak Ilona menaruh curiga pada suaminya itu dirinya diam-diam memasang sebuah alat sadap sangat kecil dan ia selipkan pada speaker ponsel Renan.
Anggap saja ia kekanakan, tapi sifat kekanakannya itu membuktikan jika Renan benar berselingkuh dengan mantan pacarnya itu.
Setiap malam Ilona mendengar suara desahan dari suaminya bersama dengan Leesya. Walaupun Ilona belum pernah secara gamblang mendengar suara Leesya namun ia sangat yakin suara wanita yang didengarnya adalah suara Leesya.
Bukti semakin kuat setelah tadi ia mengaktifkan alat itu dan mendengar berita kehamilan wanita itu dan yang paling membuat hatinya hancur, Renan bersiap menikahi Leesya, secepatnya.
Tangan putih pucatnya bergerak mengusap kasar air mata yang jatuh. Kemudian beralih mengusap perutnya yang besar.
'Hei jagoan Mama, sekarang cuma kamu yang Mama punya sayang. Jadi anak yang baik ya sayang, Mama mencintaimu' Ilona membatin seraya mengelus sayang perut buncitnya.
---------
Update lagi wak!!
Jangan lupa
FOLLOW
VOTE
KOMENbiar author makin semangat buat up cerita setiap hari😘😘
See u next chapter
Bai baii
![](https://img.wattpad.com/cover/271571527-288-k83934.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Wife (Lengkap)
RomansPemberitahuan 🎤 -Cerita sudah banyak revisi alur, mohon maaf jika tidak sama dengan sebelumnya. - Cerita ini murni dari imajinasi saya, jika terdapat beberapa kesamaan nama tokoh dan tempat tidak disengaja. - Tidak suka dengan ceritanya langsung...