20

32.3K 1.1K 57
                                    

Happy Reading and Enjoy
.
.
.
.
.

"Kira-kira Renan seneng nggak ya sama kejutan gue" celetuk wanita yang tengah berkaca sembari menyisir rambut panjang agak bergelombangnya. Senyum riang juga tak luput dari bibir merah merekah namun menyimpan racun mematikan itu.

"Ternyata cinta itu gila ya"

"Ilona... Ilona, ternyata semudah itu ngrebut Renan dari lo, nggak sia-sia rencana yang udah gue susun dari 2 tahun yang lalu. Posisi kita akan segera terbalik setelah Renan nerima kejutan kecil dari calon istrinya ini"

***

Mobil Renan melesat begitu cepat bak orang kesetanaan. Suara klakson lengkap dengan cacian dari pengendara lain sama sekali tak dihiraukan. Suara dering ponsel kembali terdengar untuk yang ke sepuluh kalinya dari Aldo. Renan hanya melirik malas tanpa berniat menjawab sedetikpun.

"Shit!!" makinya saat mobil hitam yang di kendarainya itu hampir menabrak mobil di depannya.

 "AARGHH!!!" Renan berteriak frustasi sembari memukul-mukul kemudi. Setelah puas barulah kembali melaju dengan kecepatan penuh.

Roda terus melaju hingga sampai di sebuah hutan dengan pepohonan pinus. Yaa, sekarang Renan sedang berada di suatu wisata hutan pinus di daerah Bantul. Tujuannya ke mari tentu untuk menenangkan diri. Renan duduk di salah satu bangku kayu yang sudah tersedia disana. Renan membuang napas berat, ia mengedarkan pandang ke segala penjuru hutan. Siang ini nampak sepi hanya beberapa pengunjung yang berada di area atas. Suasana yang menenangkan membuat Renan menidurkan tubuhnya pada bangku yang ia duduki.

"Aku cinta sama kamu Ilona, tapi aku juga masih cinta sama Leesya. Aku emang lelaki pengecut"

"Aku serakah tapi aku menyukai keserakahan itu. Aku ingin memiliki kalian berdua" Renan tersenyum kecut.

"Tuhan, izinkan aku memiliki mereka secara bersamaan"

Sinar sang surya mengintip malu-malu dari celah dedaunan rimbun hutan pinus. Angin pun bekerja sama dengan berhembus pelan yang menyejukkan. Renan memejamkan mata menikmati kesendiriannya.

"Aku mengerti perasaanmu" sahut lelaki tua yang tiba-tiba datang.

Renan menoleh ke asal suara, ia sedikit terkejut mendapati seorang lelaki baya berdiri tak jauh darinya dengan senyum hangat diwajahnya. Kakek itu membawa sebuah buku tebal yang terlihat sangat usang. dengan suara lembut Kakek itu berkata.

"Apa aku diperkenankan duduk?"

Sontak Renan berdiri untuk membantu Kakek itu duduk.

"Maafkan aku anak muda, aku lihat kamu sedang termenung sendirian" Renan tersenyum tipis untuk menanggapinya.

"Aku punya cerita menarik yang mungkin kamu suka" ujarnya lagi.

Renan mulai tertarik dengan tawaran Kakek tersebut, ia mengangguk sopan, "Tentu, saya suka mendengarkan cerita"

Kakek itu tersenyum senan melihat antusiasme Renan. Ia membuka buku usangnya yang ternyata penuh dengan foto-foto seorang perempuan dan teks-teks yang sulit dibaca.

"Suatu hari, aku menikah dengan seorang gadis yang teramat cantik sekali, umurnya lebih muda dari ku beberapa tahun. Singkat cerita, usia pernikahan kami memasuki usia satu tahun dan kami baru dikaruniai seorang anak."

Tangan Kakek yang keriput mengusap foto seorang wanita yang tengah mengelus perut buncitnya. Diam-diam Renan memperhatikan wajah wanita difoto itu yang begitu familier.

"Saat itu istriku sedang mengandung usia 6 bulan. Wanita mengandung biasanya akan mengidam sesuatu dan itu terjadi pada istriku. Suatu malam istriku sangat menginginkan nasi goreng kesukaannya. Aku pergi untuk membelinya dan meninggalkan istriku di rumah"

Lembaran baru telah dibuka. Renan terfokus pada nama bertulisankan latin di bawah  foto wanita itu.

"Maria, dia wanita yang sangat cantik" ujar Kakek seraya membuka lembaran selanjutnya.

"Ketika aku sedang berkendara tak sengaja aku menabrak seorang wanita. Lukanya tak begitu parah namun aku harus bertanggung jawab untuk membawanya ke rumah sakit. Dari kejadian itu, hati dan mataku terus berporos pada wanita itu. Hubungan kami semakin dekat dan aku mulai mengabaikan istriku yang sedang mengandung."

"Cinta itu gila nak, bahkan aku menjalin hubungan terlarang dengan wanita yang baru ku kenal, aku membawanya ke rumah dan mengenalkan mereka. Istriku marah, sangat marah. Namun, apalah daya mata dan hatiku tertutup rapat untuk itu. Aku mengacuhkannya"

Lembaran selanjutnya tidak ada foto apapun hanya terisi teks dengan tulisan latin yang menyulitkan Renan untuk membaca.

"Waktu berlalu, aku menikah dengan wanita itu tanpa persetujuan dari istri pertamaku. Beberapa bulan kemudian istriku melahirkan, ku dengar anak kami berjenis kelamin laki-laki, aku tak menjenguknya sama sekali karena aku terlalu sibuk dengan pekerjaan dan istri baruku. Bodoh sekali"

"Selang beberapa minggu ku dengar berita kematian istri pertamaku, aku tak terkejut sama sekali dan malah acuh. Dari informasi anak buahku, anak kami ia titipkan di panti asuhan tapi aku tak berniat mengambilnya.

"Dua bulan kemudian istri keduaku ketahuan selingkuh, juga diam-diam menguras hartaku, memindahkan semua asetku atas namanya lalu aku di ceraikan olehnya. Kejam bukan?"

Renan menoleh pada Kakek itu, kentara sekali penyesalan yang begitu dalam terpancar dari sorot matanya.

"Setelah itu aku menjadi miskin, aku sendirian dan aku menyesal. Iya, aku sangat menyesal telah menduakan wanita yang benar-benar tulus mencintaiku dengan seorang wanita yang tak lebih dari jalang."

Lembaran kembali dibuka, Renan menautkan alisnya tatkala melihat foto seorang bayi yang mirip dengan...

Ayahnya?

"Lalu aku datang ke panti asuhan untuk mengambil anakku dan ternyata aku sudah sangat telat. Anakku sudah di adopsi oleh keluarga lain dan pindah ke luar negeri. Hatiku hancur, sangat hancur. Begitu pula dengan hidupku. Tapi aku sadar itulah karmaku. Karma di bayar tunai"

Tes

Tetesan air hujan membangunkan Renan dari mimpinya. Ia menggeliat kecil lalu mendudukan tubunya yang mulai terasa sakit akibat tidur dengan beralaskan papan kayu. Renan mendongak ke atas, langit yang semula cerah kini berganti dengan awan hitam lengkap dengan suara gemuruhnya.

Renan mengusap kasar wajahnya, mimpi yang terasa sangat nyata.

———————

Up up up!

Kasih tahu kalau ada typo, mohon VOTE dan Komennya

See u next chapter

Bai baii

The Wife (Lengkap) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang