5

45.6K 2K 19
                                    

Happy Reading and Enjoy




Ilona sedang memasak untuk makan malam. Bi Lastri atau pembantu rumah tangganya sedang pulang kampung karena anaknya melahirkan. Renan masih belum pulang dari kantor. Rumah besar nan mewah ini begitu sepi lantaran hanya dirinya seorang yang berada dirumah.

Ponsel Ilona bergetar, sebuah panggilan video call masuk dari Mamanya.

"Assalamualaikum Ma" sapa Ilona begitu wajah awet muda Lia atau mama Ilona nampak di layar.

"Waalaikumsalam sayang. Mama kangen banget sama kamu nak. Kok gak ngunjungin Mama sih" tutur wanita dari sebrang sana.

Ilona terkekeh "Nana juga kangen banget sama Mama. Nanti kalo ada libur Nana main ke rumah. Oiya, Papa sama Leon kemana ma? Nana juga kangen sama mereka"

"Mereka lagi sholat magrib ke masjid Na. Mama gak ikut lagi dapet soalnya" Ilona memagut mengerti.

"Kamu lagi masak ya?"

"Iya ma. Bi Lastri pulang kampung anaknya lahiran"

"Ih, ngomongin lahiran mama jadi pengen cepet-cepet gendong cucu deh Na" kekeh Lia.

Ilona mengulas senyum "Sabar ya Ma, doain aja"

"Iya sayang Mama selalu doain kamu, doain rumah tangga kamu supaya awet sampai maut memisahkan"

"Aamiin"

"Yaudah Mama tutup telfonnya ya nak"

"Iya Ma"

"Wasalamualaikum"

"Waalaikumsalam Ma"

Tut tut tut

Panggilan terputus, Ilona pun melanjutkan acara masak yang sempat tertunda. Hingga beberapa saat kemudian selesailah kegiatannya itu. Ilona menyajikan masakannya di meja pantri. Harum semerbak masakan yang baru matang itupun tercium hingga memancing senyuman tipis penuh kehangatan Ilona.

Akhirnya ia memutuskan naik ke kamarnya untuk membersihkan diri sejenak. Cukup 10 menit saja, Ilona segera berganti pakaian. Suara adzan Isya berkumandang tapi Renan belum juga menampakkan batang hidungnya, Ilona sudah menelfon beberapa kali namun ponsel sebrang sepertinya mati.

"Sibuk banget ya?" Ilona memandangi nama yang tertera diponsel berlogo apel itu sendu. Sedetik kemudian ia tersenyum cerah sebab mendapatkan sebuah ide yang cemerlang. Buru-buru mengubah tampilannya agar karyawan kantor yang lembur tidak mengenali dirinya.

Memoles sedikit make up, memakai baju casual tak lupa wig sebahu untuk menyempurnakan penyamarannya. Setelahnya Ilona memindahkan masakannya ke dalam rantang. Mengambil dompet, ponsel serta kunci mobil kemudian melaju membelah jalan padat Jakarta menuju kantor perusahaan D'N group.

Sampai di bastment Ilona turun merapikan penampilannya sebentar kemudian mengayunkan kakinya menuju gedung menjulang tinggi dihadapannya serta menenteng barang bawaannya.

"Maaf mbak ada yang bisa saya bantu?" tanya seorang wanita yang bertugas sebagai resepsionis.

"Iya mbak saya mau nanya, apa Pak Renan masih di ruangannya?" tanya Ilona dengan nada suara agak dibuat-buat untuk menyempurnakan penyamarannya.

"Maaf mbaknya ada keperluan apa?" tanya si resepsionis bername tag Yolanda Krisnawati itu.

"Saya adiknya Pak Renan, Mama saya ngirimin makan malam karena Pak Renan bilang mau lembur" alibi Ilona nampaknya dipercaya oleh si resepsionis.

"Ohh baik, Pak Renan ada di dalam ruangannya mbak" Ilona mengucap terima kasih lantas melangkah pergi ke ruangan suaminya.

Kantor ini memiliki 15 lantai dengan ruangan teratas sebagai ruangan direktur. Ilona memasuki lift kemudian naik perlahan dan sampai di lantai yang di tuju. Pintu lift terbuka Ilona langsung melangkah menuju ruangan yang diyakininya adalah ruangan Renan. Tak lupa melepas wig dan menyimpannya ke dalam tas.

Ilona membuka pintu, seketika matanya membola tak percaya. Jantungnya mencelos kuat. Rantang yang ia cekal pun jatuh hingga isinya berceceran mengotori lantai. Suara nyaring itu mengagetkan dua manusia yang sedang bercumbu mesra di hadapannya.

"Ilona"

Renan beranjak hingga wanita dipangkuannya jatuh ke lantai. "Renan apaan sih kamu!" Pekik wanita itu tidak terima. Renan tak menggubris, pandangannya lurus tertuju pada Ilona.

"Jadi ini, alasan pulang selalu larut? Hebat ya kamu Mas." cicit Ilona lirih bersamaan air mata yang turun secara bergantian. Kaki Ilona terayun mendekati Renan kemudian dengan sekuat tenaga menampar pipi kiri lelaki itu.

Plak

Setelahnya Ilona berlari keluar dari ruangan yang telah ia cap sebagai ruangan menjijikkan.

"Ilona!"

Renan mengejarnya namun sayang pintu lift sudah tertutup. Baru saja akan menuruni tangga darurat tangan Leesya menahan kepergiannya.

"Renan kamu mau kemana?!"

Renan menghentakkan tangan Leesya kasar kemudian kembali ke dalam ruangannya mengambil kunci mobil dan tak lupa ponselnya.

"Renan!" telinga Renan seakan tuli sama sekali tak menggubris wanita disampingnya ini. Dipikirannya kini hanyalah Ilona, Ilona dan Ilona. Hanya nama itu saja. Renan memencet tombol lift tidak sabaran. Ia hanya ingin segera bertemu Ilona dan menjelaskan semuanya.

Disisi lain....

Seorang wanita mengendarai mobilnya dengan kecepatan penuh. Butiran air mata semakin deras membasahi pipinya. Entah kemana tujuannya sekarang, dirinya hanya ingin mencari tempat yang tenang untuk menenangkan fikiran dan hatinya.

Mobil berhenti, pengemudi turun dengan kondisi berantakan. Pengemudi itu berjalan ke arah pembatas jembatan. Menangis sejadi-jadinya tanpa malu menjadi sorotan para pejalan kaki.

"Kamu jahat Renan!!"

"Kamu tega khianati aku!!"

"Aku benci sama kamu Renan Denandra!!"

"AKU BENCI!!!"

Ilona meluapkan segala emosi yang bergerumul. Sungguh hatinya hancur, lelaki yang amat dicintainya tega berkhianat. Tidak ingatkah jika usia pernikahan mereka baru seumur jagung? Mengapa dengan teganya Renan melakukan ini padanya? Sialan!!

"Lihat saja. Aku akan balas apa yang sudah kamu lakukan kepadaku!" ucap Ilona penuh penekanan.

———————–———

Finish part 5
Plis stand bay sama cerita aku ya readers.

Aku minta vote kalian karena vote kalian itu semangatku untuk lebih bikin part yang greget gitu. Hehe

Plis jangan lupa juga Follow dan komen baik kalian.

Terimakasih sudah meluangkan waktu berharga kalian untuk sekedar membaca karyaku

Thanks and see u

Sampai ketemu di part selanjutnya!!

The Wife (Lengkap) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang