Happy Reading and Enjoy
*
*
*
*
*"Jadi Non sekarang sedang hamil?" tanya Bi Mirna dengan raut wajah antara senang bercampur sedih. Setelah mendengar cerita lengkap dari majikannya ini hati bi Mirna begitu tertohok. Tidak bisa membayangkan betapa rugi suami majikannya telah menyiakan wanita yang tulus mencintainya.
"Iya Bi udah 3 minggu" jelas Ilona.
"Suami Non jahat banget. Dapet istri cantik disia-siain" bi Mirna kian sedih.
"Terus Non nggak ada niatan buat pulang gitu?" lanjut bi Mirna.
"Hati aku masih belum bisa nerima kenyataan bi. Asal dia bahagia aku juga bahagia. Dan untuk anak ini, aku akan berusaha mengurusnya sendiri. Menjadi Ibu sekaligus Ayah untuknya" pungkas Ilona. Setetes air mata jatuh tak luput dari pengelihatan bi Mirna.
"Sabar ya Non, dibalik kenyataan buruk pasti ada hikmah di dalamnya" ucap Bi Mirna mencoba menenangkan.
Beberapa saat kemudian...
Ilona membuka kulkas mencari buah yang tiba-tiba saja sangat ia inginkan. Tetapi nihil, tidak ada satupun di sana buah yang dicarinya.
"Non ngapain di dapur?" tanya bi Mirna dari balik punggung Ilona.
"Nggak ada mangga muda ya?"
"Nggak ada Non"
Ilona seketika lesu. "Yaudah deh" wanita berbadan dua itu lantas pergi dari dapur. Bi Mirna mengeluarkan ponsel di saku celananya kemudian mengetikkan pesan pada seseorang.
30 menit kemudian pintu utama rumah minimalis itu diketuk, Ilona yang sedang nonton tv di ruang tamu beranjak membukakan pintu.
"Loh, kamu?" Ilona terkejut, pasalnya yang bertamu adalah Adit. Apakah lelaki itu kesini untuk menagih hutang? Bukankah ia sudah membayar lunas rumah ini. Huhh jadi deg-degann.
"Mari masuk"
Adit mengangguk lalu duduk setelah dipersilahkan si tuan rumah. Lelaki berparas tampan itu menyerahkan sebuah tote bag kecil.
"Ini buat kamu, buka aja"
Ilona mengrenyit tapi tak urung juga membuka tote bag itu. Seketika matanya kembali berbinar. 3 buah mangga muda yang begitu menggiurkan. Ilona menoleh kepada Adit dengan tersenyum sangat cerah hingga tercipta bulan sabit di matanya.
"Terima kasih Adit"
***
Renan sedang berada di kantor berkutat dengan tumpukan kertas penting perusahaan yang harus ia tanda tangani. Beberapa saat kemudian selesailah urusannya dengan kertas-kertas itu. Renan meraih ponsel untuk menelfon seseorang."Halo bos" suara dari sebrang sana.
"Rian bagaimana perkembangan cabang perusahaan di Jogja?"
"Ada sedikit masalah tapi saya bisa menanganinya"
"Kalau begitu selesaikan secepatnya dan kembali ke Jakarta. Ada hal yang harus kamu urus"

KAMU SEDANG MEMBACA
The Wife (Lengkap)
RomancePemberitahuan 🎤 -Cerita sudah banyak revisi alur, mohon maaf jika tidak sama dengan sebelumnya. - Cerita ini murni dari imajinasi saya, jika terdapat beberapa kesamaan nama tokoh dan tempat tidak disengaja. - Tidak suka dengan ceritanya langsung...