Happy Reading and Enjoy
...
...
...
...
..."Yang ini bagus nggak Re?"
"Yang ini?"
"Terus kalau ini?"
Cerosos wanita berusia satu tahun lebih muda dari Renan itu begitu semangat memilih-milih baju untuk dirinya sendiri. Mereka kini berada di sebuah pusat perbelanjaan di ibu Kota. Ditangan Renan sudah ada beberapa tote bag berisi pakaian baru miliknya dan juga Leesya.
"Semuanya bagus" timpal Renan menganalisa.
"Aku beli semua deh kalau menurut kamu semua bagus" lepas mengatakan itu Leesya langsung ke kasir untuk membayar.
"Sini, aku aja yang bawain" Renan mengambil tote bag besar yang baru diserahkan mbak kasir.
"Suaminya romantis banget" puji mbak kasir dengan tatapan berbinar serta senyum mengembang pada Renan.
"Saya bu--"
"Terimakasih, kami pergi dulu" Leesya memotong ucapan Renan. Membuat si empu berdecak kesal.
"Udah, jangan dibawa perasaan sekarang kita makan yuk aku yang traktir" wanita itu segera mengapit lengan Renan mengajaknya untuk mampir di sebuah restaurant seafood.
"Dulu, kamu suka banget loh sama kepiting saus tiram, sekarang masih sukakan?" tanya Leesya yang hanya diangguki Renan.
"Duduk di situ aja" Leesya mengarahkan telunjuknya di sebuah meja dekat jendela kaca besar sehingga nampak pemandangan ibu Kota.
Renan menurut saja, setelah duduk Leesya mengangkat tangan kanannya untuk memanggil waiters.
"Silahkan mau pesan apa?" ujar waiters bersiap mencatat.
"Kepiting saus tiram dua, aku minumnya lemontea. Kamu pesen minum apa Re?"
"Aku jus mangga" sahut Renan cepat.
"Baik, mohon ditunggu pesanannya" kata waiters itu kemudian berlalu pergi.
"Jus mangga? Bukannya kamu nggak suka mangga ya?" tanya Leesya dengan kerutan samar di kedua alisnya.
"Nggak tau, pengen aja" jawab Renan acuh tak acuh.
"Hm, oke. Habis ini anterin aku pulang ya Re, sekalian Mami pengen ketemu sama kamu"
***
Langit gelap membentang luas, malam ini bintang tak satupun menampilkan cahaya indahnya. Angin juga kian berhembus kencang menandakan sebentar lagi akan turun hujan.Satu tetes, dua tetes hingga disusul tetesan lainnya membentuk tirai hujan yang digilai sebagian populasi manusia. Tak terkecuali wanita berpiyama biru laut yang berdiri di balkon seraya mengulurkan tangan menadah air hujan. Hingga 5 menit kemudian wanita itu masih setia dengan kegiatannya.
"Hujan, tidakkah kamu tau bahwa kamu telah menyamarkan hujan dimataku?" gumam Ilona lirih.
Ilona hanya bisa menunggu jawaban takdir. Berdoa kepada yang maha kuasa agar mendapat jalan terbaik untuknya dan juga.. Renan.
Luka dihatinya masih terasa amat perih, manakala sepintas memori perselingkuhan suaminya yang ia lihat dengan mata kepalanya sendiri.
"Sungguh malang nasip Mamamu nak" cicitnya seraya mengusap lembut perut ratanya.
"Mama janji akan selalu menjagamu. Mama akan jadi Ibu sekaligus Ayah untukmu jika nanti Mama dan Papamu... Bercerai setelah kamu lahir" Ilona terisak lirih. Benar-benar sakit. Buru-buru Ilona mengusap air matanya, dirinya tidak ingin terjadi sesuatu kepada janin di dalam rahimnya karena terus berlarut-larut sedih.
"Non, kok diluar? Sudah malam, hujan lagi. Nanti masuk angin, kasian dedek bayinya" suara lembut Bi Mirna terdengar lalu tak lama usapan lembut terasa di kedua lengannya.
"Mari masuk, Non" bi Mirna menggiring Ilona untuk masuk kedalam kamar lalu mendudukan di atas kasur. Bi Mirna menutup pintu balkon serta gordainnya.
"Sudah jam 11 malam Non, nggak baik wanita hamil tidur terlalu malam. Sekarang Non tidur ya" Ilona mengangguk patuh kemudian membaringkan diri tak lupa menaikan selimut hingga batas dada. "Makasih Bi udah ngingetin Nana"
"Iya Non, itu teko air putihnya sudah Bibi isi. Jadi Non kalo haus nggak perlu ke dapur"
"Iya Bi sekali lagi terimakasih"
"Sama-sama Non, ya sudah Bibi ke kamar ya mau tidur juga"
"Monggo Bi"
***
Kicauan burung serta suara ayam berkokok membangunkan tidur nyenyak Ilona. Wanita itu menggeliat pelan lalu mengusap lembut perut ratanya."Pagi sayang" sapa Ilona kepada calon bayinya. Tidak seperti kebanyakan ibu hamil pada trismester pertama, Ilona tidak merasakan morning sickness sama sekali. Hal itu membuat Ilona sangat bersyukur.
Ilona segera bangun tak lupa membereskan ranjang kemudian melangkah ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Setelah beberapa menit berkutat dalam bilik itu Ilona keluar menggunakan handuk yang melilit dada hingga setengah pahanya.
Setelah berganti pakaian Ilona berdandan sedikit agar terlihat lebih fresh. Rencananya ia akan pergi ke supermarket untuk membeli susu hamil sekaligus belanja bulanan bersama Bi Mirna. Ilona kemudian keluar kamar, menuruni satu persatu anak tangga hingga sampai di ruang tamu.
"Loh, Adit?"
—————————
Finish part 10 nichhh
Yuk yuk votenya jangan kasih kendor biar author makin rajin updatenya
Nggak bosen-bosen author ingetin buat follow akun ini ya dan jangan lupa komen juga.
See u next chapter !!
Baiii

KAMU SEDANG MEMBACA
The Wife (Lengkap)
RomancePemberitahuan 🎤 -Cerita sudah banyak revisi alur, mohon maaf jika tidak sama dengan sebelumnya. - Cerita ini murni dari imajinasi saya, jika terdapat beberapa kesamaan nama tokoh dan tempat tidak disengaja. - Tidak suka dengan ceritanya langsung...