7

40.1K 1.8K 16
                                    

Happy Reading and Enjoy
¤
¤
¤
¤
¤

Ilona memutuskan untuk tidak kembali ke rumah. Memilih pergi jauh dari keluarga Denandra. Kedua orang tuanya di Bandung sudah ia beritahu tentang perselingkuhan suaminya. Tentu saja mereka marah. Orang tua mana yang tidak akan marah jika anaknya diselingkuhi.

Ilona juga memberi tahu jika akan pindah ke sebuah kota yang cukup jauh agar keluarga Denandra tidak menemukannya. Orang tua Ilona menyetujui, mereka akan tutup mulut jika sewaktu-waktu Renan ataupun keluarga Denandra menanyai keberadaan Ilona.

Ilona sedang diperjalanan menuju kota Yogyakarta. Dari hasil penjualan perhiasan kemarin Ilona berniat membeli sebuah rumah sederhana dan sisa uangnya akan dibuat usaha kecil-kecilan.

Sekarang pukul 4 sore, Ilona sudah sampai di Kota Istimewa Yogyakarta. Perutnya mulai berbunyi minta jatah. Wanita itu membelokkan kemudi ke sebuah warung makan yang cukup besar.

Ilona memesan ayam geprek super pedas. Entah mengapa tiba-tiba ia ingin makan yang pedas-pedas. Tak lama seorang pelayan datang mengantarkan makanan. Sambal berwarna merah melumuri ayam goreng begitu menggiurkan. Ilona makan dengan sangat lahap.

Setelah selesai Ilona ke kasir untuk membayar tagihan. 

"Maaf bu saya mau tanya"

"Tanya apa ya mbak" Ibu kasir menyahuti.

"Dekat sini ada rumah dijual nggak ya?"

"Kalau saya kurang tau sih mbak. Tapi kebetulan saya punya kenalan pekerjaannya itu agen properti gitu mbak"

"Saya hubungi dulu ya mbak biar nanti orangnya kesini, nah mbaknya bisa tanya-tanya ke orangnya" Ilona mengangguk lalu si Ibu kasir langsung menghubunginya.

"Sebentar lagi orangnya datang. Monggo duduk dulu mbak" kata Ibu itu. Ilona mengangguk saja. Tak lama sebuah mobil pajero warna putih terparkir. Lelaki tampan bertubuh tinggi keluar dari balik kemudi.

"Orangnya dimana bulik?" Sayup-sayup Ilona mendengar pertanyaan dari lelaki itu.

"Itu dimeja nomor 2" terlihat lelaki itu menganggu kemudian melangkah mendekati Ilona. "Mbak yang lagi cari rumah ya?" tanya lelaki itu saat sampai di depan meja Ilona.

"Ah iya. Silahkan duduk" lelaki itu duduk bersebrangan dengan Ilona.

"Perkenalkan saya Irvan Raditya panggil aja Adit" Lelaki bernama Adit mengulurkan tangan. Ilona menjabat tangan Adit "Saya Ilona Zifara"

"Oke langsung saja. Anda butuh....."

Keduanya berbincang, bernegosiasi hingga mencapai kesepakatan. "Karena sekarang sudah petang, tolong antarkan saya melihat rumah itu besok saja" pinta Ilona.

"Baik. Kalau begitu saya minta nomor ponsel anda agar saya bisa menghubungi anda terlebih dulu" Adit menyerahkan ponselnya. Ilona mengangguk kemudian menulis sederet nomor telfonnya.

"Oke terima kasih" ucap Adit seraya menerima ponselnya kembali.

"Kalau begitu saya duluan" Ilona mengambil tas selempangnya kemudian beranjak pergi.

"Terima kasih Bu, saya duluan"

"Ah iya, terima kasih kembali nak"

***

Satu minggu kemudian

Hoek Hoek

Suara seseorang muntah dari balik kamar mandi kamarnya. Di awal pagi yang cerah ini Renan menyambutnya dengan muntah-muntah yang berlangsung sejak 30 menit yang lalu. Linata tampak sangat khawatir dengan keadaan Renan yang terus-menerus memuntahkan isi perutnya ia pun membantu memijit tengkuk anaknya itu

"Renan ayo kita ke dokter" lagi, Renan menjawab dengan gelengan kepala sebagai penolakan.

"Ayah! Kenan! Kesini sebentar!!" dua lelaki datang menghampiri. "Renan masih muntah-muntah Bun?" Fadi bertanya khawatir.

"Iya Yah, Bunda khawatir sama dia" kata Linata cemas.

Hoek Hoek

"Kalau gitu kita ke rumah sakit sekarang. Kenan siapkan mobil" titah Fadi. Kenan segera keluar kamar kakaknya untuk menyiapkan mobil.

Beberapa saat kemudian akhirnya dengan ancaman berkedok bujukan dari Linata menggoyahkan pendirian Renan untuk masuk rumah sakit. Lihatlah, sekarang lelaki matang itu sudah terbaring lemas di bankar rumah sakit.

Dokter Galih sedang memeriksa badan Renan. Fadi dan Linata menunggu di luar sedangkan Kenan langsung kembali pulang karena utusan Linata untuk mematikan kompor yang lupa ia matikan sebelum pergi ke rumah sakit.

Tidak menunggu lama, pintu ruang periksa Renan dibuka oleh seorang suster dan memperkenankan Fadi dan Linata untuk masuk.

"Anak saya kenapa Dok" tanya Fadi.

"Sejak kapan anak Bapak dan Ibu mengalami ini?"

"Dari satu minggu yang lalu dokter" Linata menjawab sekenanya.

"Maaf sebelumnya apakah Pak Renan sudah menikah?" Linata dan Fadi bertubruk pandang kemudian mengangguk bersamaan.

"Sudah Dok" Linata menjawab lirih namun masih bisa di dengar oleh lelaki berjas Dokter itu.

"Sepertinya anak ibu mengalami Couvade Syndrome yaitu seperti morning sicknees yang terjadi pada ibu hamil tapi ini dialami oleh bapak dari calon bayinya. Biasanya muncul pada trimester pertama dan sekitar bulan ketiga kehamilan sang istri" jelas Dokter Galih.

"J-jadi..." Renan membuka suara. Hatinya mendadak resah menunggu jawaban dari Dokter Galih.

"Benar pak, bisa jadi istri bapak sedang hamil"

***

"Ha-hamil Dok?"

Wanita berambut coklat agak bergelombang itu bertanya memastikan takut pendengarannya terganggu. "Iya nyonya Ilona, anda sedang hamil" jelas dokter wanita paruh baya bernama Wati.

"Biar lebih jelasnya silahkan anda periksa ke dokter kandungan" Ilona masih dengan keterkejutannya. Disaat hubungannya dengan Renan berada diujung tanduk, Tuhan malah memberikan anugrah yang tidak dapat memisahkan antara dirinya dan lelaki itu.

"B-baik Dokter terima kasih"

———————————

Part kali ini pendek ya
Mon maap banget ni otak udah gak punya inspirasi lagi ceu.

Jangan lupa nih buat pencet logo bintang dibawah kiri pojok ya.. Sama follownya dong😋😋

Dahlah segitu dulu perbacotan hari ini

See u!!

The Wife (Lengkap) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang