Pemberitahuan 🎤
-Cerita sudah banyak revisi alur, mohon maaf jika tidak sama dengan sebelumnya.
- Cerita ini murni dari imajinasi saya, jika terdapat beberapa kesamaan nama tokoh dan tempat tidak disengaja.
- Tidak suka dengan ceritanya langsung...
Kerumunan orang di jalan raya membuat macet kendaraan hingga beberapa menit. Disebabkan oleh kecelakaan mobil yang menabrak pembatas jalan hingga body mobil depan ringsek tidak berbentuk.
Dua korban baru saja dilarikan kerumah sakit setempat untuk mendapatkan perawatan dan pengobatan. Diduga kecelakaan terjadi karena rem blong sehingga mobil tak terkontrol dan menabrak pembatas jalan.
"Maaf Pak, ada apa kok rame?" tanya seorang pengendara motor sport yang penasaran akan penyebab kerumunan yang terjadi.
"Itu mas di depan ada kecelakaan mobil nabrak pembatas jalan. Kasian korbannya kayanya pasutri, istrinya lagi hamil sampai tadi pendarahan" jelas seorang lelaki tua.
"Terimakasih informasinya Pak"
"Masnya hati-hati kalau lagi berkendara ya" pesan bapak itu sebelum akhirnya pergi.
Leon membuka helmnya. Lalu merogoh ponsel dalam kantong celana. Tangannya terlihat lincah mengotak-atik layar ponsel hingga kemudian. memasukkannya kembali, memasang helm dan melaju.
Beberapa saat kemudian sampailah ia di depan mansion besar di pusat Kota. Tanpa mengetuk pintu Leon masuk begitu saja dan mengayunkan kaki kedalam ruangan dengan interior mewah.
"Leesya keguguran dan kondisi Renan kritis" ujar Leon menyampaikan informasi dari orang suruhannya.
"Sudah sepantasnya mereka mendapatkan itu" ucap Adit seraya menyelipkan sebarang rokok pada bibirnya.
Lelaki berperawakan tinggi tegap, memiliki postur tubuh atletis tak lupa wajahnya yang tampan bak artis Korea nyatanya menyimpan banyak hal misterius yang tak diketahui oleh banyak orang.
Siapa sangka lelaki itu rupanya seorang ketua gengster kejam yang tak memiliki hati. Nama aslinya bukanlah Irvan Raditya melainkan Edgar Marchello. Memiliki banyak anak buah yang tersebar di seluruh Indonesia terkhusus di Jogja. Tak lain alasan Edgar adalah Ilona. Tentu saja selama ini Ilona aman karena orang suruhannya yang selalu melindungi Ilona dari wanita kejam bernama Leesya.
Benar-benar tanpa henti Leesya menyuruh anak buahnya untuk membunuh Ilona dan Adnan. Tentu tidak semudah itu, Edgar mengerahkan semua anggotanya untuk membantai siapapun yang mencoba menyakiti Ilona dan Adnan.
Kembali pada kabar kedua pasutri yang sedang terbaring lemah di masing-masing bankar.
Edgar mengambil korek api lalu mematiknya untuk membakar rokok.
"Daniel"
"Iya tuan?"
"Urus seluruh anak buah Leesya yang mencoba menyakiti calon istri dan anak saya. Bunuh mereka semua jangan sisakan satu orang pun"
"Baik tuan"
Leon mematikan hologram yang baru saja menampilkan wajah Daniel.
"Lanjutkan tugasmu Leon, aku akan pergi menjenguk kakakmu"
*** Tok Tok Tok
"Den Edgar!" seru Bi Mirna begitu membuka pintu dan langsung menemukan majikannya yang sudah lama menghilang tanpa kabar.
"Sttt, Adit Bi jangan Edgar" koreksi Edgar sembari berbisik. Bi Mirna menepuk pelan mulutnya sendiri karena keceplosan memanggil Edgar bukan dengan nama palsunya.
"Maaf den, Bibi reflek"
"Ilona dimana Bi?"
"Ada di kamar sama Den Adnan. Silahkan masuk Den, duduk dulu biar Bibi ambilkan minum"
Edgar menurut saja, ia menjatuhkan bokongnya pada sofa ruang tamu. Tidak berselang lama Bi Mirna datang membawa nampan berisi segelas jus jeruk dan beberapa cemilan.
"Monggo diminum Den, Bibi panggilkan Non Ilonanya dulu"
Ditunggu punya tunggu akhirnya Ilona menghampiri bersama dengan Adnan yang berada dalam gendongannya. Ilona tampak terkejut sekaligus senang karena kedatangan Edgar yang tiba-tiba.
"Hai" sapa Edgar terlebih dahulu.
"Kamu beneran Adit?" entahlah mengapa Ilona melontarkan pertanyaan seperti itu. Bukankah sudah jelas di depannya adalah Adit.
Eh, Edgar.
"Iya ini Adit, apa kabar?"
"Kamu kemana aja Adit? astaga kamu tuh bener-bener ya, tiba-tiba ngilang terus sekarang tiba-tiba dateng" cerocos Ilona.
"Aku ada pekerjaan penting yang mengharuskan kembali ke Australia. Maaf aku main pergi aja tanpa pamitan sama kamu Na" alibi Edgar sukses termakan oleh Ilona.
"Ya ampun Adit gak perlu minta maaf juga. Adisti apa kabar?" tanya Ilona seraya terkekeh.
"Kabar Adisti baik. Sekarang dia menetap disana karena pendidikan" jawab Edgar seadanya. Ilona memagut mendengar ucapan Edgar.
"Itu anak kamu?" Edgar mendekati Adnan, tangannya bergerak mengusap lembut pipi gembul bayi laki-laki itu.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Cavero Adnan Reymorgan, sesuai request kamu" kata Ilona. Edgar tersenyum simpul ternyata Ilona memberi nama anaknya sesuai dengan pengajuan yang ia berikan saat sebelum Ilona melahirkan dulu.
"Cocok. Orangnya ganteng namanya bagus" Ilona ikut tersenyum seraya memandangi Adnan. Jika dilihat dari jauh mereka layaknya keluarga yang hangat nan harmonis.
"Ilona.."
"Aku janji, siapapun yang mencoba menyakiti kalian aku nggak akan tinggal diam meskipun nyawaku yang menjadi taruhannya, aku siap"- lanjutnya dalam batin.
Bersambung
---------------------------------- Fiks sih ini part terprik😭😭 Gatau lah semoga kalian suka, dah gitu aja.