Flashback on
Aldo termenung memikirkan cara apa yang harus dilakukan untuk mendapatkan tanda tangan Renan tanpa ketahuan. Sudah beberapa minggu ini memikirkan banyak cara namun tetap saja belum ada hasil yang memuaskan.
Sebenarnya Aldo memiliki satu rencana yang bagus tetapi sepertinya sangat sulit untuk mencapainya lantaran Leesya selalu mengawasi Renan dan juga wanita itu sangat tidak suka akan keberadaan Aldo didekat suaminya.
Aldo menyugar rambutnya kebelakang secara frustasi. Dia menatap map kuning di atas meja kerjanya dengan sinis. Berfikir apakah sebaiknya dibakar saja atau disobek kemudian diblender dan disuguhkan kepada Renan.
"Akhhh!! Gue ga bisa!" teriaknya menyerah. Baiklah, ia akui tugas ini terasa lebih rumit daripada harus membuat laporan dan merangkai jadwal Renan untuk satu tahun kedepan.
Jarum jam terus memutar hingga tepat pukul 12:00 malam. Aldo berdiri dari kursi kerjanya kemudian melangkah membuka pintu balkon. Udara dingin langsung terasa dikulitnya yang tak tertutup baju.
Malam ini nampaknya akan turun hujan sebab langit terlihat begitu gelap gulita tanpa adanya taburan bintang. Benar saja, satu tetes air terasa menyentuh kulit tangannya. Aldo segera menutup pintu balkon, bersamaan dengan itu suara hujan turun begitu deras sangat jelas terdengar ditelinganya.
Aldo memilih kembali ke kamar lantas merebahkan tubuhnya di kasur. Setelah beberapa kali menghembuskan napas berat akhirnya Aldo mengubah posisinya menjadi duduk bersila.
"Kayanya jalan satu-satunya cuma itu" bergegas menuju ruang kerjanya, Aldo memasukan map kuning itu kedalam tas kerjanya. Selanjutnya ia membuka ponsel dan menelfon seseorang untuk menyiapkan sesuatu. Setelah selesai ia pun kembali ke dalam kamar tak lupa mengunci pintu dan kembali merebahkan tubuhnya.
"Semoga berhasil" katanya yang mengandung harapan. Setelahnya, Aldo mencoba memejamkan mata hingga pada akhirnya ia terlelap dan masuk ke alam mimpi.
***
Pagi-pagi sekali sosok sekretaris direktur utama perusahaan D'N Group yang terkenal ramah mendadak menjadi sosok yang sangat disiplin waktu. Disebabkan karena jam baru menunjukkan pukul 05:30 pagi Aldo sudah nangkring di ruangannya.
Entah setan mana yang baru saja menghantuinya, mengapa tiba-tiba Aldo menjadi karyawan yang terlalu tepat waktu.
Jika diteliti lagi nampaknya lelaki berstelan jas navy itu sedang gugup. Terlihat dari kakinya yang terus bergerak begitu pula dengan jemarinya yang mengetuk-ngetuk meja. Pandangan matanya merotasi kesana kemari seperti sedang mencari jawaban.
"Oke lo tenang, lo tenang." ujarnya menenangkan diri sendiri seraya mengatur napas. Satu tangannya merogoh saku jas dan mengambil sebuah kotak kecil berwarna putih.
"Renan, setelah lo tau semuanya gue yakin lo gak bakalan bisa maafin gue. Tapi percaya sama gue, gue ngelakuin ini demi kebaikan lo sama Ilona."
"Gue gak munafik, gue juga ga bisa ngelak kalo sebenernya gue suka sama Ilona. Tapi alasan gue ngelakuin ini bukan karena itu, tapi karena lo emang laki-laki bajingan yang gak pantes buat Ilona."
"Sorry Nan, mungkin lo ngira gue nusuk lo dari belakang. Nggak itu salah, gue cuma mau ngelindungin Ilona dari Leesya. Andai lo tau kalau Ilona sama Adnan hampir celaka karena orang suruhan Leesya."
Berbicara dengan diri sendiri, Aldo merasa hatinya telah diremas kuat-kuat oleh benda tak kasat mata. Hatinya ngilu mengingat betapa teganya ia melakukan ini kepada sahabatnya, Renan Denandra.
Sudahlah waktunya menjalankan tugas. Melihat arloji masih menunjukkan pukul 06:00 pagi, Aldo memutuskan untuk keluar kantor guna mencari sarapan agar tetap semangat walaupun tidak punya ayankk. Ya begitulah jomblo apa-apa harus disemangati diri sendiri.
***
12:00 siangTepatnya jam makan siang berlangsung, Aldo berniat menemui Renan di ruangannya. Dengan membawa sekotak makanan, Aldo berjalan menuju ruangan Renan dengan sedikit ketegangan.
Membuka pintu ruang ternyata ada Leesya yang sedang menata makanan di atas meja. Wanita hamil itu langsung mengubah roman muka menjadi sinis tatkala Aldo mendudukkan bokongnya di sofa seberang Renan.
"Mau apa lo kesini!?" ucap Leesya sewot.
"Idih. Ya terserah guelah, ngatur amat lo!" balas Aldo sewot. Tidak peduli akan dimarahi Renan karena Mak Lampir satu ini emang bikin naik darah.
"Udah sayang udah jangan diladenin. Inget kamu lagi hamil" kata Renan menenangkan Leesya sembari mengelus-elus perut istrinya yang telah membuncit.
"Lo juga Aldo! bisa gak sih sekali aja ramah sama Leesya?! Heran deh, kalian kalau ketemu ribut mulu perasaan."
"Gak bisa Nan, sorry. Keramahan gue tidak berlaku untuk manusia licik kaya dia" kata Aldo terlampau jujur membuat Leesya semakin naik pitam.
"Jaga ya omongan lo!" sembur Leesya marah.
"Udah-udah! Ini kenapa malah ribut sih! Jam makan siang itu buat makan bukan buat ribut." suasana antara Leesya dan Aldo terasa mencekam. Renan sampai bergidik ngeri melihat sorot mata mereka yang seakan saling menghunus.
"Ada perlu apa Do?" tanya Renan memecahkan suasana.
"Gak jadi nanti aja gue kesini lagi" Aldo beranjak dan segera keluar dari ruangan itu.
"Ga jelas banget!" ketus Leesya menatap pintu ruangan yang baru saja tertutup.
Cup
Kecupan lembut hinggap dibibir Leesya. Renan melakukannya agar Leesya berhenti mendumel karena akan berpengaruh pada calon anak mereka.
"Udah ya, inget kamu lagi hamil jangan banyak marah"
Aldo melihat dan mendengar kemesraan mereka dari celah pintu terasa terbakar. Bukan terbakar api cemburu tapi terbakar semangat untuk segera memisahkan Renan dan Ilona secepatnya. Tak lama Aldo pun melenggang pergi untuk bersiap melancarkan aksinya.
*********
Part ini penuh flashbackan dari Aldo plus agak nanggung ya tapi gak papa next part bakalan lengkap kok
Btw makasih banget kalian yang udah semangat author, gara-gara itu author jadi semangat buat up deh.. Yuk tinggalkan komen kalian buat semangatin author biar makin rajin update
HihihiPart 32 segitu dulu
Vote buat next partSee uu!!!

KAMU SEDANG MEMBACA
The Wife (Lengkap)
RomancePemberitahuan 🎤 -Cerita sudah banyak revisi alur, mohon maaf jika tidak sama dengan sebelumnya. - Cerita ini murni dari imajinasi saya, jika terdapat beberapa kesamaan nama tokoh dan tempat tidak disengaja. - Tidak suka dengan ceritanya langsung...