Lanjott!!
Happy Reading and Enjoy
.
.
.
.
.Ilona terdiam menatap Adit yang duduk di seberangnya. Beberapa detik lalu Adit baru saja menyelesaikan penjelasan terkait dirinya tau akan kehamilan Ilona.
"Setidaknya kalau kamu berniat menghindar dari suamimu maka beritahu ia tentang kehamilanmu Ilona. Bagaimanapun juga dia adalah ayah biologis anakmu dan dia berhak tau"
Mata Ilona berkaca-kaca, hatinya dilanda gelisah. Jujur saja, Ilona sudah memaafkan suaminya atas kesalahan lelaki itu. Bagaimanapun juga Renan tetaplah suaminya sekaligus ayah dari bayi yang beberapa bulan lagi akan lahir ke dunia. Tetapi untuk bertemu rasanya begitu berat dan belum siap. Ilona sungguh bimbang, hati dan fikirannya tidak sejalan. Reflek tangannya mengusap perutnya.
"Akan aku fikirkan lagi Dit dan aku butuh bantuanmu"
"Tolong cari tahu tentang wanita yang sudah menggoda suamiku itu" ucap Ilona dengan sorot mata serius. Adit mengangguk, tak lama kemudian Adit berpamitan untuk pulang karena sang surya sudah hampir condong ke tempat tenggelamnya.
***
Ilona menatap kosong semburat warna jingga di ufuk barat sana. Pikirannya melayang pada sosok lelaki yang sudah ditinggalkan satu bulan lebih. Tak dipungkiri jika ada sebuncah rasa rindu pada lelaki itu. Wajah tampan wibawa, tangan yang selalu mengusap surai coklatnya.
"Baby rindu Papa nggak? Kira-kira Papa cari kita nggak ya?" ucapnya bersama dengan usapan lembut di perut yang masih rata itu.
"Kalau Papa nggak nyariin kita, Mama nikah lagi sabi kali ya?" Ilona terkekeh pelan.
"Enggak kok, becanda sayang"
Getaran ponsel mengalihkan atensi Ilona, tertera nama 'Mama' disana. Segera saja menggeser ikon hijau untuk menjawab panggilan video itu.
Duapuluh menit berlalu, Ilona baru saja mengakhiri panggilan videonya. Langit mulai menggelap, kumandang adzan magrib mulai terdengar. Ilona masuk kedalam kamar tak lupa menutup pintu balkon dan menutup gordain.
Tak lama suara dentingan ponsel terdengar. Sebuah pesan dari Adit yang berisi tentang informasi seorang wanita yang dimintainya tadi.
"Aku emang udah maafin kamu tapi untuk bertemu dan kembali aku belum siap. Aku akan lihat seberapa besar perjuanganmu buat cari aku dan dapetin kepercayaan aku lagi." Ilona menengadahkan kepala berharap air mata yang sudah berada diujung pelupuk mata tak jatuh. Sudah cukup membuang air mata hanya untuk meratapi hal seperti ini. Saatnya ia harus bangkit dari keterpurukan.
Dilain sisi, Renan sedang termenung di dalam kamarnya seraya memegang sebuah foto pernikahannya. Rumah megah ini terasa sangat sepi sebab tak ada orang lain selain dirinya. Pembantunya belum juga kembali dari cuti.
Beginikah rasanya saat Ilona ia tinggal bekerja dari pagi dan kembali saat larut malam? Sunyi dan sepi. Renan sangat merasa bersalah atas apa yang sudah ia perbuat terhadap istri cantiknya itu.
Sudah satu bulan lebih anak buahnya mencari keberadaan Ilona namun tak sedikitpun menemukan titik terang.
"Sayang kamu dimana sekarang? Maafin aku, tolong maafin aku Ilona. Aku akui, aku bodoh. Bahkan sekarangpun aku masih ngebiarin Leesya berada disampingku. Aku cinta kamu Ilona tapi di sisi lain aku belum bisa melupakan Leesya" Renan berujar parau, airmatanya sudah tak terbendung lagi.
"Bolehkah aku egois dan memiliki kalian berdua?"
"Tolol!"
Suara Aldo tiba-tiba. Aldo sudah tau semuanya sebab Renan sendiri yang bercerita.
Awalnya lelaki itu kesini hanya untuk mengantarkan berkas tetapi karena ia mendengar suara seseorang dari lantai atas, lantas Aldo mendekat ke asal suara dan mendengar semua perkataan yang keluar dari mulut bos sekaligus sahabatnya yang sedang meratap.
Renan mengusap kasar pipinya yang basah lalu menyimpan pigura foto itu diatas nakas. "Sejak kapan lo disini Do" tanya Renan memincing.
"Sejak lo meratap, meraung, dan merenung! " Jawab Aldo sarkas. Lelaki itu dengan santainya duduk di samping Renan kemudian menepuk pundak sahabatnya pelan.
"Tarik ucapan lo Nan. Jangan egois, lo itu laki-laki harus bertanggung jawab. Ilona sekarang aja lo gak tau dia ada di mana dan lo mau milikin Leesya juga? Sadar men, Leesya itu cuma masalalu yang seharusnya lo lupain, dan Ilona itu masa depan yang harus lo perjuangin sampai mati" tutur Aldo bijaksana.
"Tapi gue belum bisa lupain Leesya dari hati gue Do. Dia cinta pertama gue dan lo tau itu!" Ujar Renan menggebu. Sungguh untuk sekarang perasaannya untuk Leesya masih melekat.
"Gue tau, tapi ingat gimana perjuangan lo buat dapetin hati Ilona dulu Renan. Jangan gegabah. Gue yakin lo bisa buang perasaan lo ke Leesya."
"Caranya?"
"Ya mikirlah bege! Punya otak itu dipake jangan buat pajangan!"
............
Maap baru up sekarang nyet
Thanks for reading and see uBaii
![](https://img.wattpad.com/cover/271571527-288-k83934.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Wife (Lengkap)
RomancePemberitahuan 🎤 -Cerita sudah banyak revisi alur, mohon maaf jika tidak sama dengan sebelumnya. - Cerita ini murni dari imajinasi saya, jika terdapat beberapa kesamaan nama tokoh dan tempat tidak disengaja. - Tidak suka dengan ceritanya langsung...