Happy Reading and Enjoy
..
..
..
..
..Hari terus berganti, tak terasa 39 minggu Ilona mengandung sang buah hati. Penantian lama yang dipenuhi lika-liku perjuangan serta suka duka prosesnya akan segera terlepas berganti dengan perjuangan dan proses yang baru.
Melewati masa kehamilan sendiri tanpa suami nyatanya sangat sulit. Makian, cacian dan hinaan tak jarang Ilona dapatkan. Mulut-mulut kotor hanya perlu berkoar tanpa mengulik fakta dibaliknya.
Ilona bukan seorang jalang yang hamil tanpa ikatan pernikahan. Hanya saja nasib nahas rumah tangganya membuatnya terkena imbas. Tapi semua itu tak sebanding dengan hari ini, di mana ia akan melahirkan malaikat kecil yang selalu dinantikannya.
Sejak dalam perjalanan menuju rumah sakit bersalin, suara ringisan dan rintihan Ilona memenuhi mobil Jazz putih yang sedang melaju kencang. Juga memegangi perut yang terasa kram yang bahkan rasa sakitnya menjalar hingga ke punggung.
"Sabar-sabar ini udah masuk area rumah sakit" Adit panik sendiri dihadapkan situasi asing seperti ini.
Mobil Adit berhenti di depan ruang UGD, Adit turun memutari mobil untuk membukakan pintu Ilona. "Suster ini mau melahirkan! anaknya udah di ujung!" seru Adit memanggil salah satu perawat. Beberapa perawatpun menghampiri dengan membawa bankar.
"Langsung ke ruang persalinan!" Dokter Silvi mengintrupsi, para perawatpun mendorong bankar Ilona menuju ruang persalinan.
"Akhh! cepetan ini sakit bangett!!" rintih Ilona.
"Maaf Pak, Anda tidak diperkenankan masuk" cegah perawat lelaki bersiap menutup pintu. "Tolong selamatkan dia dan bayinya" mohon Adit sungguh-sungguh.
"Akan kami usahakan" setelah itu, pintu ruangan tertutup rapat. Meninggalkan jerit kesakitan dari Ilona yang sedang bertaruh nyawa.
'Tuhan tolong selamatkan Ilona dan anaknya'
***
"Akhhh!"
"Ayo Na sedikit lagi, kepalanya udah kelihatan"
"Enghh!!"
"Tarik napas terus buang, diulangi tiga kali abis itu mengejan lagi, ayo" Ilona mengikuti intruksi dokter Silvi. Menarik napas dalam dan menghembuskannya setelah itu mengenjan kuat.
"Aaakhh!!"
Oek oek...
Lahir seorang bayi berjenis kelamin laki-laki, suara tangisnya pun menggema mengisi ruang persalinan. Bersamaan dengan berlangsungnya acara di tempat lain.
"Saya terima nikah dan kawinnya Leesya Nevara Siregar binti Hendra Siregar dengan mas kawin emas 24 karat, uang senilai 2 milyar rupiah, 2 gedung dan seperangkat alat sholat dibayar tunai.”
"Bagaimana saksi?"
"Sahh!"
Pernikahan yang sederhana, hanya ijab qabul tanpa resepsi besar-besaran. Sebenarnya Leesya meminta acara resepsi namun ditolak oleh Renan dengan alasan takut Leesya akan kelelahan hingga terjadi apa-apa dengan anak yang sedang dikandungnya.
Acara berlangsung di rumah orang tua Leesya tentu tanpa kehadiran keluarga Denandra. Mereka tak mengundang banyak tamu. Hanya keluarga besar mempelai wanita, dan beberapa bawahan Renan termasuk Aldo.
"Selamat ya sayang" ujar Luis atau Mami Leesya seraya mendekap anaknya itu.
"Makasih Mi" jawab Leesya balas memeluk Maminya.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Wife (Lengkap)
RomantiekPemberitahuan 🎤 -Cerita sudah banyak revisi alur, mohon maaf jika tidak sama dengan sebelumnya. - Cerita ini murni dari imajinasi saya, jika terdapat beberapa kesamaan nama tokoh dan tempat tidak disengaja. - Tidak suka dengan ceritanya langsung...