"Kasih aku waktu"
Edgar tersenyum lalu mengambil cincin berlian itu lantas disematkannya pada jari Ilona. Ilona mengerutkan alisnya bingung.
"Aku nggak akan maksa kamu, aku kasih kamu waktu selama yang kamu mau, berdamailah dengan dirimu sendiri Ilona"
"Cincin ini ku sematkan sekarang, jika suatu saat nanti kamu sudah menemukan jawaban untuk menerimaku kamu bisa terus memakainya. Tapi jika kamu menolak ku, kamu bisa membuangnya."
Ilona terdiam, yang ia lakukan sekarang tidak salah kan? Ia hanya ingin berdamai dengan dirinya sendiri. Trauma tentang pernikahan bukanlah hal sepele.
Kemudian suster datang menyuruh Edgar untuk segera beristirahat karena kondisi Edgar yang baru siuman dari tidur panjangnya.
***
Hari berganti hari, dan waktu terus berjalan sejak kelahiran Adnan. Kini, saatnya merayakan ulang tahun pertamanya, yang penuh harapan dan kebahagiaan. Ilona sibuk memasak di dapur untuk jamuan ulang tahun Adnan yang akan berlangsung malam ini.
Di dapur yang hangat dan berbau harum, Ilona merasa bahagia. Dia merenung tentang perjalanan yang luar biasa sejak Adnan lahir. Bayi kecil itu telah membawa begitu banyak keceriaan dan cinta dalam hidupnya.
Ilona merencanakan menu spesial untuk malam ini yaitu, hidangan kesukaan Adnan, bubur ayam dengan warna-warni sayuran lembut. Selain itu, ada juga kue ulang tahun yang indah dengan lilin-lilin berwarna-warni yang siap ditiup oleh sang anak kecil.
Sementara memasak, Ilona tak bisa menahan senyuman saat teringat momen-momen istimewa yang ia lewati bersama Adnan selama setahun ini. Pertama kali Adnan tersenyum, langkah-langkah kecil pertamanya, dan momen ketika mengucapkan kata-kata pertamanya yang lucu.
Berbagai sajian telah tertata rapi di sebuah meja kecil yang sudah Ilona siapkan di ruang tamu. Adnan melihat kue dengan lilin-lilin berkilauan, mata kecilnya bersinar dengan kegembiraan.
Tok
Tok
TokSeketika orang-orang yang berada di ruang tamu menoleh ke asal suara. Ilona terkejut mendapati Adisti telah datang bersama dengan Edgar tentunya.
"Adistiii"
Mereka langsung bertubrukan untuk saling berpelukan.
"Kak Nana ya ampun aku kangen banget sama Kakak" ungkap Adisti seraya melepas pelukan mereka.
"Sama banget, aduh sekarang tambah cantik aja. Yuk masuk, gabung sama yang lain" Ilona mempersilahkan masuk.
Di ruang tamu sudah ada kedua orang tua Ilona, Aldo, Leon, Bi Mirna dan suaminya. Sekarang bertambah Adisti dan Edgar. Malam ini penuh dengan tawa, cerita, dan kebahagiaan. Adnan duduk di pangkuannya Ilona, meraih potongan kue pertamanya, dan mencobanya dengan gemas. Semua orang tertawa melihat wajahnya yang berantakan oleh krim.
Tak terasa jam sudah menunjukkan pukul 20:00 malam, semua orang yang berada dalam rumah bercat putih milik Ilona masih bercanda ria satu sama lain. Aldo, Adisti dan Edgar yang notabene orang lain sudah Ilona anggap sebagai keluarga sendiri.
Tiba-tiba suara dering telfon berbunyi dari salah satu jaket yang terhempas di sofa. Semua orang berhenti bercanda dan mengalihkan fokus pada jaket hitam itu.
Aldo mengambil jaketnya mencari tahu apakah ponselnya yang berdering, namun salah, ternyata dering ponsel berasal dari jaket putih di bawah jaketnya.
"Siapa yang lupa silent hp?
![](https://img.wattpad.com/cover/271571527-288-k83934.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Wife (Lengkap)
RomancePemberitahuan 🎤 -Cerita sudah banyak revisi alur, mohon maaf jika tidak sama dengan sebelumnya. - Cerita ini murni dari imajinasi saya, jika terdapat beberapa kesamaan nama tokoh dan tempat tidak disengaja. - Tidak suka dengan ceritanya langsung...