Sungjin yang mendengar suara berisik dari luar kamarnya membuka matanya dan mengusapnya pelan sebelum turun perlahan dari ranjangnya yang tidak terlalu tinggi dan berjalan keluar. Kaki kecilnya melangkah dengan cepat ke ruang tamu. Matanya yang sebelumnya sayu terbelalak melihat ibunya yang membawa koper besar dan pergi keluar dari rumah.
"Eomma? Eomma! Eommaaa! HUAAAA!" tangisnya pecah melihat ibunya menghilang di balik pintu.
Jisung yang berada di depan pintu langsung menghampiri anaknya yang histeris melihat Chenle pergi. "Eomma hanya pergi sebentar. Aigoo, kau sesedih itu, hm?"
Jisung mengusap lembut kepala Sungjin dan memeluk anaknya itu. Chenle harus pergi ke Milan untuk membantu Harvey. Jika saja Jisung tidak memiliki pekerjaan dia dan Sungjin pasti juga pergi ke sana karena Jisung harus memastikan suami Renjun itu tidak membebani Chenle. Namun, ayah mertuanya membutuhkannya di sini dan membawa Sungjin ke Milan bukanlah sebuah pilihan.
"Ssstt, sudah, sudah." Jisung menyeka wajah anaknya yang basah dan merah. Jisung sedikitnya mengerti, Chenle selalu membawa Sungjin bersamanya bahkan ketika lelaki itu bekerja. Sungjin pasti merasa sedih.
Jisung melirik jam dinding di ruang tamu dan mengerutkan dahinya begitu menyadari bahwa Sungjin bangun begitu pagi. Jisung duduk di sofa, kemudian membuat Sungjin duduk menghadapnya di atas pangkuannya.
"Kenapa kau bangun hm? Ini masih pagi sekali."
Sungjin yang sudah mulai tenang menyeka matanya. "Dengal thuala belithik."
Jisung membulatkan bibirnya. Tadi Chenle memang terburu-buru karena terlambat bangun, pasti Sungjin mendengar suara langkah Chenle.
"Eomma akan kembali nanti. Jangan khawatir ya? Sampai Eomma kembali, Jinjin bersama Appa, oke?"
"Mau Eomma."
"Nanti kita akan jalan-jalan. Jinjin suka jalan-jalan bukan?"
Sungjin mengangguk. "Dengan Eomma juga?"
Jisung menggeleng. "Tidak."
"Appa bilang Eomma kembali nanti." Batita itu memajukan bibirnya.
Jisung terkekeh geli, antara gemas dan merasa terhibur dengan balasan Sungjin. Tangan Jisung bergerak memeluk anaknya dengan erat untuk beberapa saat sebelum dia lepaskan. "Hm, Eomma akan kembali, tapi Jinjin harus menunggu lima hari."
Bibir mungil Sungjin semakin maju. "Lama thekali."
"Hmm... kalau Jinjin banyak belajar Eomma akan kembali lebih cepat."
"Belajal apa?"
"Hmm..." Jisung berpikir. Dia tidak tahu apa yang biasanya Chenle ajarkan kepada anak mereka, tapi ada satu hal yang ingin Jisung ajarkan kepada Sungjin.
"Cara mengucapkan 's' dan 'r' yang baik. Coba Jinjin sebutkan nama Jinjin."
"Jinjin."
Tawa Jisung pecah. Selama ini yang anaknya tahu namanya adalah Jinjin? Anaknya sudah dua tahun menjalani hidup dengan berpikir namanya hanya Jinjin?
"Itu nama panggilan, nama Jinjin yang benar adalah Park Sungjin."
"Thungjin? Thiapa itu?"
"Namamu." Jisung menyentuh dada Sungjin dengan telunjuknya. "Namamu Sungjin."
"Bukan Jinjin?"
Jisung mengusap kepalanya. "Itu juga namamu, tapi itu hanya panggilan saja. Ketika ada yang bertanya siapa namamu, kau harus menjawab Sungjin. Coba, siapa namamu?"
"Thungjin."
"Begini cara mengucapkannya, s... s." Jisung menunjukkan bagaimana gigi atas dan bawahnya menyatu. "Coba kau senyum,"
Sungjin tersenyum lebar meniru ayahnya. Jisung mengangguk. "Lalu bilang sssssss."
"Sssssss."
"Pintar!" sebuah kecupan Jisung berikan di salah satu pipi anaknya. "Sekarang, siapa namamu?"
"Sungjin."
Jisung bertepuk tangan penuh kebanggaan. "Benar! Anak pintar!"
Sungjin yang senang dengan pujiannya tersenyum lebar seraya bertepuk tangan.
"Sekarang kita belajar mengucapkan 'r'."
Jisung senang anaknya begitu cepat menyerap apa yang dia jelaskan. Jika seperti ini, Jisung rasa tidak akan sulit menjaga Sungjin sendirian selama lima hari ke depan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Our Days [JiChen | ChenJi] ✓
Fanfiction✨A Story by Z✨ ⚠️Age gap ▶JiChen / ChenSung / ChenJi ▶️NCT ⚠️BxB ⚠️Mpreg ▶️top!Jisung [220721] #1 in minhyung (out of 4.18k stories)