Percakapan Yang Sedikit Biru

8.1K 1.4K 41
                                    

Sudah sebulan lebih dari dua bulan Tuan dan Nyonya Besar Zhong tidak pergi dari rumah mereka. Chenle merasa sangat aneh dengan itu karena biasanya kedua orang tuanya itu tidak akan tinggal lama, mungkin sekitar dua hari saja.

Meski begitu Chenle tetap bersikap biasa. Ya biasa, seperti saat mereka tidak ada di rumah. Menghabiskan waktu bersama Jisung dan para staff rumah tanpa mempedulikan kehadiran kedua orang tuanya.

Namun untuk hari ini, Chenle tidak bisa bersikap biasa. Dia mendapati banyak sekali barang diletakkan di lobby, mulai dari koper-koper hingga lukisan-lukisan.

Dan di antara barang-barang itu, ada babanya yang tampak sedang memeriksa semua yang ada di sana. Tak lama kemudian sebuah truk besar datang dan beberapa orang akhirnya mengangkat semua barang itu.

Untuk hari ini, Chenle tidak bisa mengabaikan babanya.

Dengan jarak yang tidak terlalu jauh, Chenle memanggil babanya. "Baba."

Yang dipanggil tampak sangat terkejut dan canggung, tapi masih berusaha untuk terlihat biasa saja.

"Baba pergi?"

"Ya, besok baba akan pergi."

Chenle memiringkan kepalanya. "Baba saja? Tidak dengan mama?"

"Ya, baba saja."

"Kenapa?"

Yang lebih tua menghela nafasnya, tampak kebingungan. "U-um... Kalau kau sudah besar kau akan tahu. Tapi yang jelas, baba tidak akan tinggal di sini lagi."

"Mama?"

"Mama akan tinggal bersamamu."

Chenle tidak mengerti. Biasanya kedua orang tuanya pergi bersama-sama, kenapa sekarang salah satunya tinggal?

"Lele tidak mengerti."

Untuk pertama kalinya, Tuan Besar Zhong mendekati Chenle dan berlutut untuk menyetarakan tingginya dengan Sang Anak.

"Tidak perlu dimengerti sekarang. Yang perlu kau tahu adalah... Baba menyesal."

"Huh?"

"Baba dan mama meninggalkanmu sepanjang tahun. Baba minta maaf jika kau merasa kesepian dan sedih karena itu. Baba terlalu sibuk dengan hal lain sampai tidak berpikir dengan benar."

Chenle tidak mengerti apa maksudnya, tapi dia berusaha untuk terlihat seperti mengerti.

"Baba... Baba menyayangimu, Chenle. Seandainya baba bisa melakukan sesuatu untuk memperbaiki semuanya, pasti akan baba lakukan."

Usapan di kepalanya terasa aneh bagi Chenle, tapi terasa begitu hangat dan nyaman. Ini adalah kali pertama babanya melakukan ini, Chenle merasa... Chenle merasa...

"Jangan menangis. Baba tidak pantas ditangisi olehmu."

Chenle menyeka air matanya, nafasnya tersenggal karena isakannya.

"Aiyoo..." Tuan Besar Zhong membantu anaknya menyeka matanya. "Sudah, sudah."

Butuh beberapa saat untuk menenangkan Chenle dan mengejutkannya, Tuan Besar Zhong berhasil melakukannya. Nafas Chenle sudah jauh lebih stabil walau sesekali isakannya masih terdengar.

"Chenle, bisa katakan ini pada mama? Baba sudah tidak bisa lagi bicara pada mama, jadi boleh baba minta tolong?"

Chenle mengangguk.

"Katakan pada mama kalau baba minta maaf. Baba bodoh sekali saat itu dan baba sangat menyesal."

Chenle tidak mengerti apa maksudnya, tapi dia akan menyampaikan itu pada mamanya.

"Oh ya, baba ingin tahu apa kau senang dengan Asisten Park?"

Senyum Chenle mengembang begitu lebar dan matanya membentuk dua bulan sabit. Anak itu mengangguk mantap. "Sangat senang! Paman Ji yang terbaik!"

Senyum kecil terulas pada wajah Tuan Besar Zhong. "Syukurlah kalau begitu. Chenle tahu 'kan mama adalah orang yang sangat sibuk, tapi setelah ini mama tidak akan sesibuk sebelum-sebelumnya dan akan punya waktu untuk menemanimu. Tapi ketika mama tidak ada di rumah, baba percayakan dirimu sepenuhnya pada Asisten Park. Jadi katakan pada Asisten Park bahwa baba mempercayainya, bisakah?"

Chenle mengangguk.

Sayang sekali besok babanya tidak tinggal lagi di sini, walau Chenle tidak tahu kenapa. Babanya ternyata tidak terlalu buruk, meski tidak bisa dibandingkan dengan Jisung.

Our Days [JiChen | ChenJi] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang