Lil Bonus

3.6K 412 28
                                    

Jisung terkekeh seraya meremat pakaiannya diam-diam. Di seberangnya, Chenle duduk dengan Sungjin di pangkuannya. Pasangannya itu sedang melampiaskan rasa rindunya kepada Sungjin dengan mengecup pipi tembam anak mereka berkali-kali. Anaknya yang menurut saja diciumi sangat menggemaskan dan Chenle yang menciumi Sungjin sangat menggemaskan. Jisung merasa seperti sedang makan marshmallow ditaburi ekstra gula, ini terlalu manis dan menggemaskan.

"Jinjin tidak rindu Eomma?"

"Rindu~"

Chenle memberikan satu kecupan lagi sebelum beralih kepada suaminya. "Kenapa Paman Ji terlihat lebih kurus?" dia bertanya dengan nada sedih.

Jisung menggeleng. "Hm? Aku makan dengan teratur. Hanya perasaanmu saja."

"Appa selalu makan dengan Jinjin." Sungjin memberi tahu Chenle.

"Begitukah?" Chenle mengusap kepala Sungjin dengan satu tangan, sementara tangan yang lainnya meraih tangan Jisung dan menggenggamnya. "Aih, bagaimana ini? Aku harus cuci tangan sebelum makan, tapi terlalu malas untuk bangun."

Jisung mengusap tangan Chenle. "Cuci tanganmu dulu, sayang.

"Baiklah. Jinjin duduk dengan Appa atau sendiri?"

"Sendiri."

Chenle menurunkan Sungjin dari pangkuannya dan mendudukkan anaknya di atas tempat duduk di sebelahnya. "Jangan ke mana-mana, tetap bersama Appa."

Jisung memandang Chenle yang pergi. Begitu lelaki itu sudah tidak berada dalam jangkauan matanya, Jisung berpindah ke sisi Sungjin dan mencolek anaknya.

"Hei, hei. Hari ini Eomma ulang tahun. Apa Jinjin punya hadiah untuk Eomma?"

Sungjin menoleh kepada Jisung dan menggeleng. "Appa?"

"Appa punya. Jinjin bantu Appa, ya?"

Sang batita melihat Jisung bingung, tapi matanya berbinar. "Bantu apa?"

"Nanti saat Appa beri hadiah pada Eomma, Jinjin bilang 'kejutan!' oke? Tapi tunggu Appa keluarkan hadiahnya."

Sungjin mengangguk-angguk. Kakinya yang pendek dia goyang-goyangkan sembari menunggu kedatangan sang ibu. Hatinya merasa senang karena memiliki sesuatu yang hanya dia dan sang ayah ketahui.

"Jinjin, ingin Eomma pangku lagi?" Chenle yang kembali merentangkan tangannya kepada Sungjin, tapi anaknya menggeleng.

"Sendiri saja."

Chenle tersenyum. "Baiklah."

Chenle mengerutkan dahinya begitu mendapati tatapan aneh Jisung yang diarahkan kepada Sungjin. Chenle menoleh kepada anaknya dan senyum lebar terlukis di wajah anaknya.

"Apa? Ada apa?" Chenle bertanya penuh rasa heran.

"Satu, dua, tiga." Jisung mengeluarkan kotak kecil dan meletakkannya di atas meja.

"KEJUTAN!" Sungjin memekik senang.

Chenle tampak terkejut, dia pun memeriksa ponselnya dan menepuk dahinya. "Hari ini ulang tahunku?"

"Hm? Kau lupa?" Jisung membalas seraya meraih tangan Chenle dan mengusapnya.

"Sepertinya aku terlalu sibuk hingga lupa."

Jisung terkekeh. "Tidak apa. Nah, ini hadiah dariku dan Jinjin."

Chenle menoleh pada Sungjin dan mencium pipi tembam anaknya. "Terima kasih ya~"

Namun, Sungjin menggeleng. "Hadiah Appa, bukan Jinjin."

Chenle mengerutkan dahinya. "Bagaimana?"

"Jinjin tidak punya hadiah." Sungjin menunjukkan kedua tangannya yang kosong seraya menggeleng.

"Eii~ hadiah Appa hadiah Jinjin juga." Jisung membalas.

Sungjin tetap menggeleng. "Jinjin tidak punya hadiah."

Tawa Chenle dan Jisung pecah. "Baiklah, baiklah. Jinjin tidak punya hadiah untuk Eomma, tapi Jinjin tidak ingin memberikan hadiah untuk Eomma? Eomma sedih." Chenle mencebikkan bibirnya, membuat wajahnya tampak sesedih mungkin. Melihatnya Sungjin jadi merasa bersalah. Bibir sang anak ikut mencebik dan matanya berkaca-kaca. "Maaf, Jinjin... tidak punya hadiah, HUAAAA!" tangisan Sungjin pun pecah.

"Eomma hanya bercanda, maafkan Eomma, maafkan Eomma. Aiyoo, jangan menangis."











--
25.06.21

Dua kali Z "ngerayain" ulang tahun di cerita ini haha, sayang banget kayaknya ini bonus terakhir :(

Sehat selalu kalian semua~ 💚

Oiya, Z lagi di Jogja loh, ada yang orang Jogja?

Our Days [JiChen | ChenJi] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang