"Tuan muda sudah tidur?"
Jisung melirik Kepala Pelayan Han dan mengangguk. Chenle tidur cepat malam ini, anak itu kelelahan setelah bermain kejar-kejaran bersama Jisung dan pelayan lain sepulang sekolah.
Cangkir berisi teh di atas meja Jisung ambil dan disesap perlahan. Malam ini malam yang sepi di lantai bawah. Para pelayan sepertinya juga kelelahan menangani Chenle yang tenyata sangat gesit.
"Bibi tidak lelah?" Jisung bertanya.
Kepala Pelayan Han menggeleng, "Tidak, bibi merasa terlalu senang karena bisa bermain lagi dengan tuan muda. Dulu bibi yang selalu menemani tuan muda sebelum kau datang."
"Memang jarak pengunduran diri asisten lama dengan kedatanganku sangat lama?"
"Lima bulan, tidak terlalu lama."
Jisung mengangguk kecil. Disesapnya kembali tehnya sebelum kembali bersuara. "Bibi, kenapa tuan dan nyonya besar jarang berada di rumah? Aku tahu pekerjaan mereka lebih banyak di luar negeri ketimbang di sini, tapi apa mereka tidak memikirkan Chenle?"
Mengingat fakta bahwa Chenle mungkin hampir tidak pernah melihat orang tuanya membuat dada Jisung bergemuruh dan sesak. Jisung pernah menanyakan sekilas tentang Tuan dan Nyonya Besar Zhong pada Chenle dan anak itu memberitahunya bahwa dia hanya bertemu orang tuanya ketika libur-libur tertentu, musim panas, dan musim dingin.
Orang tua macam apa yang bertemu anaknya hampir enam bulan sekali? Belum lagi Chenle masih berumur enam tahun lebih satu minggu.
"Bibi tidak mengerti cara berpikir tuan dan nyonya besar." Wanita tua itu menghela nafasnya. "Mereka bahkan tidak menjenguk tuan muda ketika dia dirawat. Usia tiga tahun... Ah, maafkan bibi." Kepala Pelayan Han menyeka air matanya.
"Bibi dan Asisten tuan muda saat itu sudah menghubungi mereka. Yah, mereka terdengar khawatir, tapi tetap saja seharusnya mereka datang."
"Bagaimana dengan ketika Chenle masih bayi? Mereka meninggalkannya juga?"
"Dulu tuan dan nyonya besar bahkan tidak ingin meninggalkan tuan muda. Entah mengapa sekarang begitu berbeda."
Hening menyelimuti untuk beberapa saat, keduanya sibuk dengan benak masing-masing. Namun Jisung tiba-tiba berdiri sambil membawa cangkirnya ke bak cuci piring.
"Terima kasih untuk cerita dan tehnya, bibi."
Sudah tergambar rapi di benak Jisung, sebuah liburan menyenangkan di pinggir danau dengan kue-kue, teh, dan susu hangat bersama Chenle untuk hari Minggu besok. Udara mungkin akan dingin dan Jisung tidak akan membuat tomat merah di kedua pipi Chenle semakin memerah karena udara dingin di piknik mereka.
Chenle mungkin belum pernah berpiknik dan Jisung ingin memberikan apa yang belum pernah diberikan Tuan dan Nyonya Besar Zhong pada anak itu.
Dua hari belum pernah terasa begitu lama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Days [JiChen | ChenJi] ✓
Fanfic✨A Story by Z✨ ⚠️Age gap ▶JiChen / ChenSung / ChenJi ▶️NCT ⚠️BxB ⚠️Mpreg ▶️top!Jisung [220721] #1 in minhyung (out of 4.18k stories)