Part 112 (15+)

403 29 8
                                    

Tiba-tiba Mas David berlutut di depanku dengan tangan yang masih disembunyikan dibelakangnya.

"Sayang, Mas mau ngasih sesuatu ke kamu" katanya tersenyum manis memperlihatkan lesung pipinya.

Deg, perasaanku jadi berdebar, Jangan-jangan Mas David mau ngasih cincin trus ngelamar aku. Ini situasi dan posisinya udah pas banget buat adegan lamaran.

"Em... sebenernya Mas mau kasih tadi siang tapi lupa jadi...." dia menyodorkan sebuah kotak perhiasan berwarna navy dengan tulisan latin "Chopard" di atasnya.
"Happy Valentine sayang, ini hadiah buat kamu" katanya tersenyum.

Aku cuma terdiam menatap kotak itu, aura dewasaku mendadak terbang melayang entah kemana. kalo isinya cincin gimana? Kalo Mas David beneran ngelamar aku gimana? Aku harus jawab apa? Aku gak mungkin nolak tapi juga belum berani nerima diajak nikah sekarang. Duh, jadi nyesel deh tadi sempet sombong dibilang udah dewasa.

"Hei, kok malah bengong?" Kata Mas David mengusap tanganku pelan tapi aku kaget.

"Ha?" Kataku

"Ini hadiah valentine buat kamu, gak mau diterima?" Tanya Mas David

"Enggak"

"Ha?"

"Eh, anu iya mau" kataku mengambil kotak itu dari tangan Mas David.
"M makasih Mas" kataku berusaha tenang. Dia tersenyum.

"Em.... sekarang aku udah boleh pulang?" Tanyaku

"Lho, kok udah mau pulang? Gak mau buka dulu hadiahnya?"

"Ng nanti aja dirumah aku bukanya"

"Sekarang aja, Mas pengen lihat kamu makenya" katanya tersenyum penuh harap.

Aduuhh... ini gimana? Aku gak siap nikah dalam waktu deket, kalo gak mau nanti malah dikira nolak. Suhu disekitarku berasa mulai panas dan aku juga mulai panik.

"Em... " duh tenggorokanku berasa kering banget sampe gak bisa ngomong.

"Dibuka sayang" katanya lembut.

Aku menarik nafas dalam-dalam berusaha menenangkan diri walau dalam hati berdoa semoga ini bukan cincin, semoga Mas David gak ngelamar aku sekarang. Dengan sedikit gemetar aku berlahan membuka kotak perhiasan itu.

"I ini buat aku?" Tanyaku takjub bercampur lega melihat isinya, Mas David mengangguk

"Suka gak?" Tanyanya tersenyum

"Suka banget.... ini cantik banget Mas" kataku melihat Bros berbentuk bunga dengan permata bundar bewarna biru gelap.

"coba dipake sayang" katanya.

Aku tersenyum malu karena tadi udah kepedean dan salah sangka dia mau melamarku hehe, aku mengangambil bros itu dan memasangnya di krudungku.

"Cantik banget brosnya" kataku mengusap bros itu.

"Iya, dipake kamu jadi keliatan manis banget" kata Mas David yang ternyata dari tadi ngeliatin aku terus. Aku jadi salah tingkah

"Em Mas beli ini dimana?" Tanyaku kikuk

"Rahasia dong" katanya pindah duduk disebelahku.

"Ih, nyebelin" gerutuku

"Kamu tau gak sayang, waktu Mas liat bros ini Mas langsung keinget kamu" katanya masih menatapku.

"Kok bisa?" Tanyaku heran

"Bros ini mirip kamu"

"Idih, bohongnya....."

"Beneran, ini permatanya kayak mata kamu"

"Mas ngarang banget sih, Mataku item bukan biru"

"Iya cuma beda warna, mata kamu itu item, bulet, jernih, teduh..."

Cinta (Masih) KembaliTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang