Part 76

474 22 11
                                    

Karena lama magernya sebagai permintaan maaf aku kasih double up nih

Happy reading 😊

_____________

"Sampai ketemu delapan bulan lagi Mas" kataku pelan menatap mobilnya yang mulai menghilang

"Mbak gak apa-apa?" Tanya Mbok Diah menyadarkanku

"Ha? Enggak Mbok, gak apa-apa" kataku tersenyum

"Masuk yuk Mbak" ajak Mbok Diah

Kami pun masuk kedalam, Mas David berangkat ke bandara dianter Ibu dan Bapak jadi dirumah cuma ada aku sama Mbok Diah.

"Mbak mau apa?" Tanya Mbok Diah lembut

"Enggak Mbok" kataku tersenyum

"Mbak mau minum? Apa eskrim?" Tanya Mbok Diah lagi

"Enggak Mbok, kalo pengen nanti tak ambil sendiri"

"Mbak beneran gak apa-apa?" Tanya Mbok Diah khawatir

"Gak apa-apa Mbok" kataku meyakinkan

"Mau Mbok temenin?"

"Aku gak apa-apa Mbok, paling cuma efek baru ditinggal Mas David, bentar lagi juga baikan Mbok" kataku tersenyum

"Apa Mbak mau istirahat dulu? Mau bobok? Mbok anter ke kamar Mas David ya"

"Belum ngantuk Mbok, aku disini aja kalo dikamar Mas David malah jadi galau nanti hehehe"

"Em ya udah, Mbok kebelakang dulu ya Mbak, kalo perlu apa-apa bilang ke Mbok ya"

"Iya Mbok, nanti aku nyari Mbok kalo butuh sesuatu"

Mbok Diah meninggalkanku sendiri di ruang keluarga, sepertinya aku memang butuh waktu untuk sendiri dulu, butuh waktu untuk menyesuaikan diri kalo Mas David udah berangkat berlayar.

Aku menatap keseluruhan ruangan keluarga ini, Sepi. Biasanya disini tempat paling rame dan jadi favorit para penghuni rumah.

Setengah jam yang lalu Mas David masih bermanja-manjaan denganku disini, masih ngajakin berantem, masih sayang-sayangan, ngomongin anak....

Duh kok dadaku jadi sesak ya dan mataku sudah memanas, belum ada satu jam aku udah kangen sama Mas David malahan dia belum nyampe ke bandara.

Aku tau ini pasti terasa berat tapi ternyata rasanya lebih berat dari perkiraanku, walaupun kami baru deket beberapa bulan dan baru jadian belum ada satu bulan tapi Mas David udah jadi bagian dari hidupku apalagi dia udah deket banget sama keluargaku dan aku juga udah merasa diterima baik sama keluarga Mas David.

Memang ini pengalaman pertamaku menjalani LDR jadi aku bingung harus bersikap bagaimana, apalagi waktunya berbulan-bulan, dulu aku sering mengejek Vivian dan Mbak Dinar pas mereka lagi ditinggal bertugas dan sekarang malah aku sendiri yang mengalaminya.

Tanpa terasa air mataku mulai meleleh dan nafasku jadi sesak, kenapa nangisnya baru sekarang sih gak sebelum Mas David berangkat tadi? Kalo gini kan gak ada yang nenangin sambil meluk aku.

Aku semakin gak bisa menahan suara tangisanku. Sumpah, aku cengeng banget sekarang. Sekitar sepuluh menit aku meraung Mbok Diah datang tergopoh-gopoh dan langsung panik melihatku menangis.

"Mbak, Mbak Dira kenapa nangis?" Tanya Mbok Diah yang langsung memelukku, aku menenggelamkan wajahku di pelukan Mbok Diah.

"Mbak sakit?" Tanya Mbok Diah, aku menggeleng tapi masih menangis

"Mbak kenapa?" Tanya Mbok Diah lagi

"K khangen Mhas Daviid Mboook...." Kataku sambil menangis. Mbok Diah terdiam kemudian sedikit tertawa.

Cinta (Masih) KembaliTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang