Diperjalana pulang aku masih terngiang-ngiang bisikan Mas David tadi 'kenapa kita ketemu pas aku mau nikah' entah benar itu atau bukan tapi itu cukup mengubek-ubek perasaaanku yang sedari tadi mulai baper oleh perlakuan Mas David.
Sesampainya dirumah aku langsung masuk kamar dan merebahkan tubuh kekasur karena merasa lelah. Aku teringat dengan undangan yang diberi Bu Yuli tadi, aku bangkit mengambil tas dan mengeluarkan undangan itu dan membacanya, dibagian depan terpampang foto Mas David yang mengenakan setelan jas hitam, terlihat gagah dan tampan, disebelahnya duduk seorang wanita cantik bersanggul dengan tiara kecil mengenakan gaun putih pengantin, keduanya terlihat serasi
David Bagas Iskandar dengan Wanda Yovita
Entah kenapa aku gak suka melihat undangan ini, dadaku terasa sesak seperti ada sesuatu yang memaksa ingin keluar dan naik kewajahku kemudian mengalir dipipiku. Kenapa aku nangis? Seharusnya ini gak apa-apa, aku belum pernah menjalin hubungan atau apapun dengan Mas David tapi kenapa terasa sakit?.
Aku pernah ditinggal nikah sama Ivan, mantan pas kuliah dulu tapi kenapa rasanya ini lebih sakit? Seperti aku tidak rela. Tapi yah, ini Cuma perasaanku saja. Cuma aku yang merasakan dan aku yang punya, nanti juga ilang sendiri. Bunda mengetuk kamarku
"dek mpun wangsul (udah pulang)? Kok gak ada suaranya tau-tau dikamar?" kata Bunda
"iya bun, tadi keujanan, ini meh (mau) langsung mandi" kataku menahan tangis, serusaha membuat suaraku terdengar biasa saja.
"adek uda gak pake baju bun, malu" teriakku berbohong
"ya wis (ya udah), abis mandi keluar ya dek, tadi Bunda bikin bakso sama Mbak Dinar" kata Bunda lagi
"iya bun" aku menyembunyikan undangan dibawah bantal dan berlari kekamar mandi dan menangis.
----
Sudah empat hari sejak aku bertemu dengan Mas David dan perasaanku sudah mulai pulih, ini hanya perasaan sementara yang sebentar lagi pasti akan hilang tapi tetap saja aku masih gugup tiap kali teringat dengan Mas David. Untung saja aku punya kakak perempuan yang selalu jadi tempat curhatku selain Bunda
"Mbak, adek meh (mau) curhat" kataku kepada Mbak Dinar yang sedang membuat adonan kue
"curhat apa dek?" tanya Mbak Dinar
"em tapi jangan bilang ke Bunda sik (dulu) ya"
"emang kenapa Bunda gak boleh tau?"
"adek malu Mbak, nanti aja nek (kalo) uda siap adek bilang sendiri ke Bunda"
"ada orang mau ngelamar kamu dek?" tanya Mbak Dinar tiba-tiba dan membuatku terkejut
"ha? Jare sopo (Kata siapa)?" kataku terkejut
"trus kamu meh (mau) cerita apa?"
"hih, rungokke sek mangkane (dengerin dulu mangkanya)" kataku sedikit sewot, Mbak Dinar hanya tersenyum
"Mbak ditinggal nikah kok rasane sakit ya"
"kamu masih mikirin si Ivan?" tanya Mbak Dinar sedikit berteriak
"ih bukan, si Ivan wis (udah) adek buang jauh-jauh"
"terus siapa dong?"
"Masih inget sama Bu Yuli guru BK SMA dulu nggak Mbak?"
"Bu Yuli? Iya Masih" kata Mbak Dira berfikir sambil menaikkan bola matannya.
"Mbak tau gak kalo Bu Yuli punya anak ganteng?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta (Masih) Kembali
Romance13+ Ini murni cerita fiksi yes harap maklum kalo ceritanya aneh bin ajaib, kalo ada kesamaan nama, alamat, tempat & cerita itu sengaja biar baper dan ini ceritanya panjang buangeeettt... Jadi bagi yang gabut atau mau buang-buang waktu bisa baca ini...