Mas David diam kemudian menoleh melihatku sebentar yang menatapnya penasaran lalu mengalihkan pandangannya kedepan lagi. Suasana menjadi sedikit canggung dan wajahnya terlihat tegang, Mas David menarik nafas sebelum mulai cerita lagi
"senbenernya sih dulu aku juga naksir sama kamu, tapi berhubung saingannya mereka dan Ibu juga gak ngebolehin"
"tapi tadi kok malah katanya gak kenal?" tanyaku lagi
"tadi ada Ibu, aku malu kalo ketahuan dulu pernah naksir muridnya hehe" katanya cengegesan yang menghilangkan ketegangan
"idih bisa aja ngelesnya"
"seriusan loh, dulu kan aku sering main kerumahnya Adit sama Lukman karna mereka tetanggaan sama kamu"
"tapi kan itu pas sekolah"
"sampe lulus pun sebenernya masih suka dan disempetin main ke rumah Adit yang ngelewatin rumah kamu, tapi waktu aku denger kamu jadian sama Riski ya aku langsung mundur"
"kenapa mundur?"
"ya gak enak aja lah, dia kan temen main, lagian uda usaha deketin kamu dari kelas satu"
"tapi kan sebelum sama aku Riski banyak banget pacarnya Mas, setiap kelas ada mantanya"
"kalo itu aku tau, mangkanya aku pengen ikutan deketin kamu tapi gak jadi, aku cuma ngawasin aja jadinya" entah kenapa aku sedikit tersenyum mendengarnya
"La kamu dulu kenapa mau sama Riski kalo tau dia playboy?"
"em itu.... eh belok kanan Mas, trus rumah keempat kiri jalan" kataku memberi petunjuk
Mas David pun mengikuti petunjukku membelokkan mobil kekanan dan parkir di rumah keempat yang terlihat sudah banyak kendaraan yang parkir. Tapi hujan masih mengguyur walaupun tak selebat tadi, saat aku membuka pintu jok belakang untuk mengambil kue, Mas David menutupiku yang terkena hujan dengan jaket yang dibentangkan dengan kedua tangannya
"gak ada payung, adanya ini gak apa-apa ya" kata Mas David sambil nyengir
"iya Mas, makasih" jawabku sambil senyum
Aku dan Mas David berjalan berdempetan memasuki halaman rumah dan menuju ke pintu samping dimana Mbak Dewi sudah menunggu
"akhirnya dateng jugaaa" kata Mbak dewi lega
"hehe iya Mbak, maaf ya Mbak telat datengnya"
"gak apa-apa kok, ini juga belum mulai, nunggu yang lain dateng"
"ya uda kalo gitu saya pamit dulu ya Mbak"
"iya Mbak Indi, makasih ya" kata Mbak dewi sambil bersalaman denganku
"ditunggu testimoninya ya Mbak"
"siap sist" kata Mbak dewi sambil mengangkat jempol tangannya
Aku dan Mas David pamit pulang, saat menelusuri pekarangan rumah Mbak dewi kami berjalan lebih pelan dan lebih dekat, Mas David yang membentangkan jaket dengan tangannya serasa sedang merangkulku dari samping dan tubuh kami memang sangat dekat waktu itu, sangking dekatnya aku bisa mencium aroma parfum Mas David yang segar maskulin dan juga bisa mendengar detak jantung Mas David, eh ini detak jantungku apa punya Mas David ya? Gak tau ah. Aku suka
Sebelum pulang Mas David mengajakku makan dulu buat ganjel perut pas hujan katanya
"kamu mau makan apa?" tanya Mas David setelah berada di mobil
"em apa ya? Enaknya sih kalo ujan-ujan gini yang anget-anget Mas"
"yang berkuah gitu?"
"iya, yang pedes" diam sejenak
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta (Masih) Kembali
Romance13+ Ini murni cerita fiksi yes harap maklum kalo ceritanya aneh bin ajaib, kalo ada kesamaan nama, alamat, tempat & cerita itu sengaja biar baper dan ini ceritanya panjang buangeeettt... Jadi bagi yang gabut atau mau buang-buang waktu bisa baca ini...