Part 24

743 41 0
                                    

Aku mengikuti Mas David naik ke kamarnya dan duduk di pinggir ranjang sedangkan Mas David kesana kemari mencari sesuatu. Dia mencari di rak buku, lemari baju, meja belajar, laci nakas hinggak ke atas lemari pakaiannya. Mas David berkacak pinggang frustasi, matanya masih kesana-kemari mencari sesuatu

"kok gak ada ya" gumamnya semakin frustasi dan mengacak rambutnya

Aku hanya memandangnya dengan tersenyum, wajah panik Mas David terlihat lebih menarik dan menggemaskan, belum lagi ekspresi lucu yang dibuatnya membuatku semakin gemas melihatnya

"nyari apa sih Mas?" tanyaku yang membuyarkan konsentrasinya, Aku hanya mendengarnya menggumam tak jelas

"nek gak ketemu uwis Mas, gak usah dipaksain" kataku lagi

"ya gak iso lah (ya gak bisa lah), iku bukti buat kamu" kata Mas David, aku diam melihatnya yang mengelilingi kamarnya lagi dan lagi

"apa wis dibuang Mbok Diah ya, kayane wingi gak sido (apa udah dibuang Mbok Diah ya? Kayaknya kemaren belum jadi dibuang)" gumamnya pelan sambil mengusap kepalanya

tiba-tiba Mas David menatap ranjang, tersenyum simpul kemudian berjongkok dan masuk ke kolong ranjang

"nah nek kene jebule (di sini ternyata) aduh" terdengar suara kejaduk dan suara Mas David dari bawah kolong

Mas David keluar dari kolong sambil membawa sebuah kotak besar berwarna biru navi beludru cantik yang bagian atasnya sedikit ditutupi debu, setelah dibersihkan Mas David naik ke tengah ranjang dan membukanya

"sini" kata Mas David sambil menepuk kasur didepannya, aku ikut naik ke tengah ranjang karena penasaran dengan isi kotak itu, didalamnya ada setumpuk foto jaman dulu mungkin jaman SMA nya Mas David, beberapa kertas binder bergambar yang penuh dengan tulisan, sepertinya itu surat dan beberapa benda lainnya

"nah ini, kamu inget ini gak?" Mas David menunjukkan sepasang jam tangan cantik didalam kotak kaca, aku menggeleng

"ditametke tenanan (liat dulu baik-baik)" kata Mas David sambil membuka kotak jam tangan itu dan menyodorkan padaku

Aku melihat jam itu baik-baik, satu berwarna merah hitam dan yang satu bewarna hijau hitam dan ada dua lembar kertas yang satu bertuliskan "be mine" dan yang satu dengan tuisan tangan jelek "sorry gak mau". Aku kenal tulisan tangan jelek itu, itu tulisanku. Aku melihat ke jam tangan dan dan kertas itu bergantian, samar kemudian aku ingat

"eh iya aku inget" kataku tiba-tiba sambil menoleh ke Mas David

"apa?" tanya Mas David sambil mengulum senyum

"dulu aku pernah nemu jam tangan ini dilaci" kataku sambil menunjukkan jam tangan berwarna hijau

"itu Mas yang letakin di lacimu, tapi gak kamu pakai malah dibalikin"

"ya dibalikin lah, aku kan gak tau siapa sing ngirim, nek isine santet piye?"

Mas David mengerutkan keningnya kemudian tertawa

"gak mungkin lah Mas ngirim kamu santet"

"lha gak ono jenenge sing ngirim sih (abis gak ada nama pengirimnya)"

"sebenere Mas pingin kamu mau pake jam ini dan Mas pake jam sing satune jadine kita kopel'an" kata Mas David sambil mengambi jam yang berwarna merah

"ya mana aku tau nek itu yang ngasih Mas, lagian dulu aku gak teralu merhatiin Mas"

"iya sih, Mas wis pake jam ini ae kamu gak perhatiin, sampe bolak-balik Mas tunjukin didepanmu juga gak ada hasile" kata Mas David sedikit lemas, aku sedikit bingung

"kapan Mas pernah nunjukin didepanku?"

"ya pas Mas ngasih jam ini di lacimu, kan Mas uda pake pasangane duluan tujuane biar kamu liat dan kamu mau". Aku Masih bingung

"Mas berkali-kali lewat didepanmu, dikantin pun Mas mepet-mepet kamu biar kamu liat"

Aku berfikir dan mencoba mengingat-ingat kejadian waktu itu

"oh iya yang Mas mondar-mandir sama bolak-balik ke kelasku itu kan, yang bikin temen-temenku jadi berisik" .Mas David tertawa dan mengangguk

"ealah, kenapa gak langsung bilang ae sih Mas, sok-sokan misterius deh"

"Mas malu meh bilang" kata Mas David sambil nyengir dan aku jadi tertawa

"dan ini bukti-bukti nek kamu cinta pertamane Mas" kata Mas David sambil menyodorkan setumpuk foto

Setelah ku perhatikan ternyata itu foto-fotoku pas SMA, semuanya diambil tanpa sepengetahuanku jadi beberapa ada yang blur dan sepertinya ini diambil menggunakan kamera ponsel di jaman itu jadi wajar kalo fotonya kurang bagus, dan ada beberapa foto saat aku MOS dengan Mas David didekatku.

Di balik foto ada keterangan waktu dan dimana foto itu diambil dan sedikit puisi, Aku tersenyum sendiri melihatnya. Aku mengalihkan pandanganku ke setumpuk surat yang Masih didalam kotak

"nek ini apa Mas?" tanyaku sambil menunjuk

"ini surat yang Mas tulis buat kamu tapi gak sempet tak kasih" kata Mas David sedikit tersenyum

"kenapa gak dikasihin?"

"Mas malu meh ngasihine, Mas juga takut nek kamu nolak lagi"

"ya nek ada pengirimne gak mungkin langsung tak tolak kan"

"Mas wis keweden sik (uda takut duluan), kamu nolak jam dari Mas ae hampir tiga bulan Mas galau apalagi nek kamu beneran nolak surat dari Mas"

"ah lebay men"

"temenan (beneran), mungkin nek waktu itu Mbak Diana gak berusaha deketin trus nenangin Mas bisa sampe setahun galau"

"Mas cerita ke Mbak Diana nek ditolak?"

"Mas gak cerita tapi Mbak Diana terus bujuk Mas sampe Mas mau cerita ke Mbak Diana"

Aku jadi teringat yang dibicarakan Mbak Diana tadi pagi yang katanya aku pernah nolak Mas David, jadi maksudnya Mbak Diana yang ini, aku jadi tertawa geli mengingatnya

"aku boleh baca suratnya?"

__________________________

Cinta (Masih) KembaliTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang