Part 42

712 42 12
                                    

"lari lagi yuk" ajakku bersemangat mencoba mengalihkan

Mas David mengikutiku yang berlari dengan semangat tapi semangatku hanya bertahan lima menit saja dan kembali lemas, Mas David tertawa melihatku

Setelah cukup jauh berlari aku merasa sudah sangat lelah, benar kata Dendi seharusnya aku membawa botol minum atau bekal sekalian, Mas David hanya mengijinkanku istirahat beberapa detik sebelum menarikku lagi, cobaan apa ini tuhannnn.... rengekku dalam hati

"Maasss.... aku capeeekkk" kataku tersengal-sengal

"ck, bentar lagi, ayo ah"

"dari tadi bentar lagi terus, kapan rampunge (selesainya)" kataku berhenti, membungkuk sambil bernafas

"kalo udah nyape rumah selesainya, ini baru setengah jalan" kata Mas David sambil lari ditempat

"ha? Baru setengah jalan?" kataku sedikit berteriak

"kenapa? Kurang? Kita tambah satu puteran lagi kalo gitu" kata Mas David enteng

"enak aja kurang, ini aja aku wis gak kuat" kataku masih mengatur nafas yang ngos-ngosan

"ck, Mosok baru segitu udah gak kuat" cibir Mas David

"kakiku kan pendek gak kayak mas sing langkahnya panjang-panjang". Mas David terkekeh

"yuk ah, kesiangan nanti" Mas David berbalik dan mulai lari lagi

Ih nyebelin banget sih ni orang, gerutuku dalam hati, tiba-tiba perutku terasa seperti ditusuk, agak nyeri walaupun gak parah

"aduuhh...." aku mengeluh sambil memegangi perutku, Mas David menoleh

"kenapa?" tanyanya

"aduuhh... sakit...." kataku sedikit menahan sakit, Mas David menghampiriku

"kamu kenapa?"

"sakit Mas....." kataku memegangi perutku

"gak usah alesan, ayo"

"beneran Mas, sakit ini aduuh......"

"kamu beneran?" tanya Mas David mulai panik, aku hanya mengaduh

"perutnya kenapa?" tanya Mas David dengan wajah mulai tegang

"aduuhh...... perutku Mas.......laper....." kataku masih dengan mengaduh, Mas David diam sebentar kemudian mendorong bahuku pelan

"hih kirain beneran tadi" kata Mas David jengkel, aku langsung tertawa tapi masih memegangi perutku karena memang sedikit sakit

"kamu tuh, Mas khawatir beneran tau" kata Mas David kesal, aku masih tertawa

"ini beneran Mas, gak bohong" kataku tertawa

"gak lucu" katanya sewot

"perutku beneran sakit Mas, aku suduk'en (keram) tapi juga laper" kataku menahan tawa. Mas David menatapku aku mengangguk dengan raut wajah sedikit menahan sakit

"kok bisa sih?" tanya Mas David

"ya gak tau, laper kan gak bisa diprediksi, aku kan gak pernah lari-lari sampe sejauh ini" kataku, Mas David menghela nafas

"ya udah, larine pelan aja nek gitu"

"Mas aja yang lari pelan, aku jalan"

"ya kamu ketinggalan no"

"ya larine jangan cepet-cepet"

Akhirnya Mas David mengalah, aku berjalan cepat sedangkan dia sedikit lari tapi tetap mengimbangi langkahku

Cinta (Masih) KembaliTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang