Part 62

731 32 15
                                    

Jam tiga siang aku baru selesai mengantar pesanan yang lumayan banyak padahal aku hanya mengantar yang deket-deket aja, gak kebayang gimana capeknya Mas Robi tiap hari nganter sendirian apalagi jaraknya juga tambah jauh sekarang

Aku melihat mobil Mas David sudah terparkir dihalaman rumah ketika baru pulang dan berpapasan dengan Mas Robi yang sedang menata pesanan di motornya

"masih kurang berapa lagi Mas?" tanyaku ke Mas Robi

"tinggal dua lagi Dek" kata Mas Robi menoleh sebentar

"kemana aja Mas?"

"ke Tuntang sama Sayangan Dek"

"lah, gak searah no"

"iya, ini pesenan dadakan Dek haruse tinggal ke Tuntang aja tapi yang di Sayangan ngasih tip gede mangkanya diambil"

"lah, tumben Bunda masih nerima dadakan, biasane gak mau walaupun tipnya gede"

"Bunda udah nolak tadi, kasian sama kita tapi kitane yang maksa Bunda, lagian kan lumayan Dek bisa buat ngapel hehe"

"ngapel terus.... halalin dong pacare" kataku meledek Mas Robi

"pengen sih Dek tapi tabungan belum cukup hehe"

"ya udah, semangat ya kaka.... semangat nabung buat halalin pacare" kataku sambil mengepalkan tangan, Mas Robi tertawa

"iya, amin..." katanya lagi dengan tertawa

Aku masuk kerumah dan menemukan Mas David lagi ngobrol dengan Bunda dan Tika (karyawan baru untuk membantu di bagian packing) di ruang tengah, Fais udah pulang duluan tadi karena kecapek'an, walaupun baru kenal tapi Mas David keliatan sudah akrab dengan Tika 

"Asalamualaikum..." kataku

"waalaikumsalam" balas mereka sambil menoleh kearahku, aku mencium tangan Bunda

"Mas kok disini?" tanyaku heran

"ya main lah, Mas kan kangen sama Bunda, ya kan Bun" kata Mas David

Lah, sejak kapan dia ikutan manggil Bunda juga kataku dalam hati

"kangen Bunda apa anaknya Bundaa....." goda Tika

"em.... kangen Bunda aja deh, anak'e galak soale" kata Mas David seolah berbisik

"galak gitu tapi tetep bikin kangen toh..." giliran Bunda yang menggoda Mas David

"sayange iya Bun, gak ketemu sehari aja bikin kangen" kata Mas David terkekeh, aku gak terlalu mempedulikan candaan mereka karena udah lumayan lelah

"lemes banget sih?" tanya Mas David menarikku mendekat

"capek Mas" kataku pelan, Mas David mengusap kepalaku lembut

"mau es coklat apa anget Dek?" tanya Bunda kepadaku

"es aja Bun, yang kentel" kataku, kemudian Bunda kedapur

"Mas mau juga nggak?" tanyaku ke Mas David

"enggak, ini udah dibikinin minum sama Bunda" kata Mas David, aku mengangguk

"nganter kemana aja tadi?" tanya Mas David

"deket-deket sini sih Mas tapi lumayan banyak jadine capek" kataku sedikit lemas

"uluh-uluh.... kacian sayangku capek, sini Mas pijetin" kata Mas David menarikku bersandar di dadanya dan memijat kedua tanganku

"ehem" Tika mendehem, aku meliriknya sedangkan Mas David cuek dan terus memijat tanganku

"disini ada anak dibawah umur loh, malah di liatin adegan tak senonoh" kata Tika, aku dan Mas David tertawa

Cinta (Masih) KembaliTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang