03

2.7K 285 41
                                    

Zenovia selalu bangun sebelum matahari terbit, ia akan langsung menuju Menara Astronomi untuk menyapa sang Surya. Itu adalah kebiasaannya.

Setelah selesai dengan urusannya, dijalan ia tidak sengaja bertemu dengan Luna.

"Luna apa kakimu tidak dingin?" Tanya Zenovia yang melihat Luna bertelanjang kaki.

"Sedikit."

"Oh, baiklah."

Luna tidak akan berharap Zenovia akan menawarkan sepatunya untuk dipinjamkan, karena ia tau bahwa Zenovia tidak suka meminjamkan barang pribadinya. Zenovia tidak suka memberi barang bekas, sebaliknya ia akan membeli yang baru untuk diberikan.

Luna tidak masalah dengan sikap Zenovia yang seperti itu karena ia juga sudah memahami Zenovia.

"Luna kita akan kemana?" Tanya Zenovia.

"Ke Hutan Terlarang. Kau mau ikut?"

Zenovia mangangguk menyerujui ajakan Luna, ia mengikuti langkah Luna yang terkadang melompat kegirangan.

Zenovia tidak habis pikir bagaimana bisa orang-orang mengatakan bahwa Luna itu gadis aneh. Menurutnya Luna adalah unik dan menyenangkan.

Mereka sampai dan disambut oleh banyak Thestral mereka segera memberi makan para Thestral.

Zenovia menikmati acara pemberian makan Thestral hingga tidak menyadari Harry datang dan sedang mengobrol dengan Luna.

Zenovia yang melihat ada Harry, melangkahkan kakinya menuju kastil.

"Apa kau tidak berniat untuk meminta maaf pada Hermione?" Tanya Harry yang menghentikan jalan Zenovia.

"Untuk apa? Karna perkataan ku padanya?" Zenovia membalikkan badannya menghadap Harry. "Dengar Harry, jika dia tidak memulainya terlebih dahulu maka aku juga tidak akan mengatakan itu."

"Tapi dia tidak sengaja."

"Anggap saja aku juga tidak sengaja. Masalah selesai."

"Luna, aku duluan." Tanpa menunggu jawaban Luna, Zenovia langsung pergi.

Zenovia langsung pergi ke Great Hall mengisi perut nya. Ternyata disana sudah cukup ramai.

Pemandangan indah Zenovia lihat di meja Slytherin. Draco yang sedang bermesraan dengan Astoria.

Dada Zenovia berdenyut saat melihat kedua insan yang sedang jatuh cinta itu. Sebisa mungkin Zenovia harus mengontrol ekspresi wajahnya agar nampak tenang.

Zenovia mendudukkan dirinya di sebelah Daphne.

"Hai, Zen" Sapa Daphne.

"Hai, Daph."

Zenovia cukup dekat dengan Daphne. Bahkan beberapa kali mereka saling curhat atau mengerjakan tugas bersama. Walau kebenaran Daphen adalah kakak Astoria.

"Aku tidak melihatmu dikamar pagi tadi."

"Daph apa kau lupa, aku punya kamar sendiri."

"Astaga maaf, aku lupa." Daphne sontak menepuk jidatnya sendiri.

"It's oke."

Keduanya kemudian tertawa karena kebodohan Daphne.

Daphne adalah teman yang menyenangkan bagi Zenovia, ditambah sikap Daphne yang selalu ceria membuat Zenovia sedikit melupakan masalahnya jika bersama Daphne.

Baru beberapa suap memasukkan makanannya, Zenovia harus menghentikannya karena terdengan suara ribut diluar.

Prof. McGonagall adu mulut dengan Umbridge.

UNBREAKABLE VOW  ll D.M [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang