10

2.4K 243 40
                                    

Lagunya relate banget sama Zenovia :'(

——————————————————

Draco pov.

Aku sedang asik bermain bersama Astoria di kamar. Aku tau aku sudah menghianati Zee, tapi apa lagi yang bisa aku lakukan tubuh Astoria sangat memabukkan bagiku.

Pada awal nya semua berjalan lancar saat Astoria tiba-tiba diam. Saat aku menoleh ternyata ada Zee disana.

Aku segara menutupi diriku dengan selimut begitu juga Astoria. Aku melihat Zee yang mematung tidak percaya.

Sial.

Kenapa Zee harus melihat ini. Diam seribu bahasa benar-benar tidak mengatakan apa pun, matanya memerah dan sekejap turun air dari mata indahnya, ku lihat tubuhnya sedikit bergetar, bibirnya seperti ingin mengatakan sesuatu namun ia tidak dapat mengatakannya. Aku menyakiti Zee lagi. Aku tau itu.

Zee pergi keluar kamar, belum sempat ia keluar, ia kembali berbalik untuk mengatakan agar kami—aku dan Astoria—memakai mantra Muffliato. Aku tau hatinya pasti sangat hancur. Aku berniat untuk menyusul Zee tapi ditahan Astoria.

"Kau mau kemana, Draco? Kita belum selesai."

"Tori, aku ada urusan yang lebih penting."

Aku segera memakai pakaianku dan pergi meninggalkan Astoria yang terus bertanya padaku.

Plakk.

Apa lagi ini?.

"Puas kau, Draco? Kau menyakitinya lagi."

Pansy menamparku dan sekarang menceramahiku. Aku tidak memiliki waktu untuk ini.

Aku meminggalkan Pansy yang terus mengoceh. Saat diluar asrama, cuaca tiba-tiba berubah. Angin kencang, dan gemuruh petir terus terjadi selama beberapa saat.

Kepergian Zee yang tanpa mengatakan sepatah kata itu semakin membuatku bersalah. Aku lebih memilih Zee untuk memarahiku atau mungkin ia memberikan aku kutukan Cruciatus dari pada ia pergi secara diam. Itu benar-benar membuat dadaku sesak.

Aku terus mengelilingi kastil untuk mencari Zee tapi masih tidak ku temukan. Hingga seekor ular hitam besar menghalangi jalan ku yang aku yakini itu adalah Kaya.

Kaya seolah meminta ku untuk mengikuti nya. Jadi aku mengikutinya hingga masuk kedalam Hutan Terlarang. Kaya terus masuk hingga bagian dalam Hutan.

Hingga Kaya berhenti aku juga ikut berhenti saat melihat Zee yang terbaring ditanah dengan darah di baju nya dan sebuah anak panah tertancap di dada nya.

Aku berlari mengangangkat kepala Zee untuk aku letakkan di pahaku.

"Zee. Open your eyes, Zee." Aku memegang tangannya untuk mengecek nadinya, aku merasakan bahwa nadinya sangat lemah atau bahkan hampir hilang.

Aku segera mengangkat tubuh Zee dan aku bawa ke Hospital Wings dengan anah panah yang masih tertancap, aku tidak berani mencabutnya disana karena itu akan lebih memperburuk keadaannya.

"Madam!!!" Teriakku saat sudah berada di dalam Hospital Wings.

Madam Pomfrey segera menangai Zee. Aku keluar karena Madam meminta nya.

Draco pov end.

Draco bersandar pada dinding sebelah pintu Hospital Wings, ia memukul kepalanya sendiri sembari merutukki kebodohannya.

"Bodoh. Kau bodoh, Draco. Bagaimana jika Zee tidak selamat?"

Perlahan tanpa ia sadari air mata turun dari mata nya sendiri. Draco terus berada disana sesekali ia menengok kearah pintu untuk memastikan bahwa Madam Pomfrey sudah mengobati Zenovia dan memberi tahunya bahwa keadaan Zenovia sudah baik-baik saja.

UNBREAKABLE VOW  ll D.M [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang