Zenovia menatap Draco yang tengah tidur disebelahnya, mengagumi fitur pucat yang menghiasi wajahnya yang tampan. Bulu mata panjang membingkai sempurna mata abu-abunya yang sempurna.
Hidung yang mancung, tulang pipi yang tinggi dan rahang yang lancip terlihat menyatu membentuk sebuah simfoni visual yang indah.
Zenovia jadi mengerti kenapa para gadis-gadis yang melihatnya pingsan saat ia berjalan melewati mereka.
"sudah puas mengangumi wajahku ini?" ucap Draco dengan suara serak khas bangun tidurnya.
"belum"
Draco menarik Zenovia kedalam dekapannya dengan erat. Menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Zenovia. Tangannya mengelus punggung Zenovia yang polos.
"masih sakit?" tanya Draco.
"sedikit, kau bermain kasar kemarin"
"tidak ada permainan yang halus, love"
Zenovia hanya memutar bola matanya malas. Ia kembali mengingat permainan panas mereka berdua semalam. Meski kasar, namun ia juga menikmatinya.
"Draco ayo bangun, kau lupa dengan janjimu semalam?" Zenovia menguncangkan tubuh Draco berharap dia akan segera bangun.
"lima menit lagi, love"
"tidak Draco, ini sudah siang"
Draco tetap tidak juga bergeming dari tidurnya. Dengan terpaksa Zenovia harus merubah Kaya, dan menggigit Draco. Seketika Draco terkisap membuka matanya dengan lebar. Tenang saja, Kaya tidak akan menyakiti orang yang bukan lawannya.
"apa-apaan ini Zee? Bagaimana jika Kaya meninggalkan bisa-nya dalam tubuhku?"
Mendengarkan ucapan Draco, Kaya mendesis lalu bergerak mengitari leher Draco. Sementara Zenovia sudah pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri.
"ZEE, TOLONG KAYA AKAN MEMBUNUHKU" teriak Draco yang hanya mendapatkan gelengan dari Zenovia di dalam kamar mandi.
Sementara Kaya semakin mengeratkan lilitannya di leher Draco. Draco yang sedang berjuang untuk lepas dari Kaya, harus mendapatkan masalah baru karena Simba yang tiba-tiba masuk kedalam kamarnya.
Simba yang melihat Draco bermain dengan Kaya pun meraung keras merasa cemburu. Dengan cepat ia segera melompat ke tubuh Draco.
Draco hanya bisa menghela nafasnya. Menyerah pada takdir jika ini adalah akhir dari hidupnya. Perlahan Draco memejamkan matanya berharap saat ia bangun sudah tidak terdapat dibumi.
Zenovia baru saja selesai mandi, dan melihat suaminya yang dikurung oleh dua hewan peliharannya itu pun berusaha menahan tawanya, terlebih lagi melihat wajah pasrah Draco.
Dirasa sudah cukup, Zenovia kembali merubah Kaya dan meminta Simba untuk meninggalkan kamar mereka.
"bukalah matamu, Draco kau sudah sampai di neraka" ucap Zenovia.
Draco sontak membuka matanya, menatap sekeliling dengan bingung "apa kau juga ikut tiada denganku?"
"hell no. Cepatlah bersiap kita akan terlambat Draco"
"aku benci mereka berdua. Tapi tidak sang pemilik" gerutu Draco sembari berjalan ke kamar mandi.
Sementara Draco mandi, Zenovia bersiap-siap dengan mini dress merahnya. Dress nya mengekspos pundak polos Zenovia. Rambut Zenovia ia ikat dengan gaya ponytail.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNBREAKABLE VOW ll D.M [END]
Fanfiction"aku mencintai mu" "siapa yang peduli dengan cinta, yang aku inginkan hanyalah kepuasan" Bagaimana jadinya jika keturunan terakhir keluarga Malfoy berpasangan dengan keturunan terakhir keluarga Gaunt? __________________________________ Cerita Harr...