27

1.8K 176 9
                                    

Dengan langkah panjangnya Zenovia memasukki kamar anak-anaknya. Membuka tirai yang ada membiarkan cahaya matahari masuk.

Eloise sudah bangun dan berpakaian rapi kini ia sedang sarapan bersama ayahnya. Tinggal Scorpius si tukang tidur. Ia mirip dengan Draco yang sangat susah untuk dibangunkan. Membutuhkan kesabaran lebih untuk menghadapi Scorpius.

"Scorpi ayo bangun" Zenovia menepuk pelan pipi Scorpius.

Bukan bangun, tapi Scorpius malah menarik selimutnya membungkus dirinya menggunakan selimut.

Zenovia yang telah selesai membuka tirai, membulatkan matanya saat melihat anaknya yang terbungkus selimut.

"oh baiklah. Grandpa~"

Scorpius sontak membuka selimutnya lalu berlari menuju kamar mandi. Jika ia tidak segera bangun, maka Apollo akan segera memancarkan cahaya yang sangat menyilaukan kearahnya agar bangun. Ia sudah jera akibat beberapa kali mendapatkan hal itu.

Ya. Scorpius tau siapa ibunya. Zenovia menceritakan segalanya tentang dirinya kepada anaknya. Dan meminta anaknya untuk tidak mengatakannya kepada siapa pun. Zenovia bersyukur karena anaknya menuruti setiap perkataannya.

Selagi Scorpius mandi, Zenovia menyiapkan pakaian untuknya. Dan segala barang yang akan dibawa olehnya.

Semuanya sudah siap. Sekarang mereka akan berangkat menuju King Cross. Sesampainya disana, dapat terlihat keraguan dimata kedua anaknya itu ketika sang ayah menyuruh mereka untuk menembus tembok.

"tidak masalah kita lakukan ini bersama" ucap Kai.

Kai menembus tembok itu bersama dengan Scorpius. Sedangkan Zenovia bersama dengan Eloise.

"kau pasti bisa. Ayo"

Eloise mengeratkan pegangannya pada troli yang ia bawa dan menembus tembok itu bersama dengan ibunya.

Scorpius dn Eloise nampak sangat terkagum melihat stasiun yang sangat ramai oleh para penyihir. Banyak sekali orang tua yang mengantarkan anak-anak mereka. Ada beberapa juga yang menangis karena harus berpisah dengan orang tuanya.

"baiklah, Scorpi jaga adikmu. Usahakan bangun lebih pagi dan satu hal jangan pernah berbuat masalah dan jangan membedakan status darah. Kalian harus berteman dengan mereka"

"kau juga Eloise, jangan sering-sering menangis saat tengah malam. Mommy menyayangi kalian berdua" Zenovia memeluk erat putra putrinya itu.

"mommy jangan menangis. Kalau mommy menangis aku tidak akan jadi pergi" ucap Eloise sembari mengusap air mata Zenovia dengan tangan kecilnya.

"mommy mu hanya berlebihan honey. Kalian cepat masuk kedalam kereta dan mencari tempat duduk. Father akan sangat merindukan kalian"

Kai memberi pelukan hangat kepada anak-anaknya.

"kami juga"

"bye mommy, bye father" kedua anak-anak itu memasukki kereta.

Kereta akan berangkat beberapa detik lagi. Keduanya masuk kedalam kompartemen, mengeluarkan kepala mereka di jendela kompartemen dan melambaikan tangan mereka kepada orang tuanya.

Kai yang melihat Zenovia menangis itu segera merangkulnya. Menyalurkan kekuatan untuk Zenovia.

"rumah akan sepi" ucap Zenovia dengan suara seraknya.

"sepertinya kita membutuhkan anak lagi agar rumah tidak sepi" goda Kai.

Sontak Kai mendapatkan pukulan yang lumayan kencang didadanya. Bukannya kesakitan, Kai malah tertawa melihat pipi Zenovia memerah.

UNBREAKABLE VOW  ll D.M [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang