Epilog.

3.4K 191 44
                                    

2 tahun kemudian...


Suara tangisan bayi terdengar di ruangan bersalin tersebut. Semua orang nampak senang karena bayi itu lahir dengan sehat dan cantik.

Zenovia mengatur nafasnya yang terengah-engah pasca melahirkan. Senyuman tersirat dari bibirnya kala mendengar tangis bayi mungilnya. Draco mencium kening istrinya dengan sangat lama.

Pasangan itu menangis haru. Draco mengenggam erat tangan Zenovia ia memberikan senyuman terbaiknya kepada Zenovia.

Begitu juga beberapa orang yang menunggu diluar ruangan nampak saling berpelukan, saling memberikan selamat kepada setiap orang.

"cantik seperti ibunya"

"adik kecilku. Cepatlah besar nanti aku akan mengajakmu menaikki broomstick"

"selamat dear"

"cucuku sangat cantik"

"sangat cantik seperti aku, benarkan mummy?"

"aku senang kalian berdua selamat dan sehat"

"siapa namanya?"

"lihatlah sorot matanya begitu tajam"

Semua orang mengelilingi box bayi disebelah tempat tidur Zenovia. Box itu penuh dengan ucapan senang setiap orang.

"bisakah kalian menyingkir? Bayiku pasti sesak karena kalian" perintah Draco.

Mereka menuruti perkataan Draco. Memang Draco benar.

"apa kalian sudah memikirkan namanya?" tanya Lucius.

"ingat harus dari rasi bintang" sanggah Narcissa.

Zenovia dan Draco mengangguk bersama.

"Aquila Galatea Malfoy"

"artinya elang. Aku ingin putriku sekuat, secepat dan secerdik elang dalam membidik mangsanya" jelas Draco.

Lucius, Narcissa, Scorpius, Cassiopeia, Eloise, Kai dan Jolene tersenyum saat mendengar Draco mengatakan nama bayi mungil dihadapan mereka.

"hello Aquila"

Karena kondisi Zenovia yang sudah lebih baik begitu juga bayinya. Mereka akhirnya diperbolehkan pulang dari St. Mungo.

Zenovia sedang menyusui Aquila yang nampak sangat lapar. Sedangkan Draco tengah mandi.

Draco keluar dari kamar mandi dengan air yang masih menetes dari rambutnya, dan handuk yang melilit pinggangnya sehingga nampak perut sixpack milik Draco.

Walau usianya sudah tidak muda dan bahkan sekarang ia sudah memiliki tiga anak, tubuh Draco tetap terawat dan sehat. Ia selalu menyempatkan diri untuk olahraga agar menjaga bentuk tubuhnya.

Bohong jika Zenovia tidak terpesona dengan keadaan Draco sekarang. Ia nampak sempurna. Dada bidangnya yang dialiri air dari rambutnya, Zenovia benar-benar tidak tahan untuk menyentuhnya.

Walau sudah sejak dua tahun lalu ia kembali bersama Draco, dan tidak dipungkiri saat ia belum pergi dari Draco dulu ia selalu mendapatkan pemandangan seperti ini.

"sudah menganggumi tubuhku?" ucapan Draco menyadarkan Zenovia dari fantasi liar yang ia buat.

Zenovia menggelengkan kepalanya, mengigit bibir bawah menahan senyuman. Wajah Zenovia sudah memerah. Ia benar-benar malu karena selalu terciduk Draco.

'kenapa aku harus malu? Dia suamiku'

Draco duduk dihadapan Zenovia yang masih menyusui Aquila. Ia mengelus kepala putrinya dengan penuh kasih sayang.

UNBREAKABLE VOW  ll D.M [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang