07

2.6K 229 54
                                    

🚨W A R N I N G🚨

Draco mengarahkan tangannya di sisi ranjang berusaha mencari gadisnya tapi sisi ranjang itu terasa kosong. Draco membuka matanya dan memang Zenovia tidak ada di sana.

Draco bangun dari ranjang mencari keberadaan gadisnya. Draco membuka tirai kamar Zenovia. Ia menutup wajahnya karena silau matahari selama beberapa saat akhirnya ia bisa menyesuaikan pandangannya.

Ia melihat Zenovia yang tengah berbaring di salju dengan badan Simba sebagai bantal.

Ia sedikit bingung dengan apa yang Zenovia lakukan. Ia kemudian beralih kembali ke ranjang dan melanjutkan tidurnya.

Selama beberapa saat berjemur, Zenovia kembali ke dalam Manor bersama Simba. Setelah memberi makam Simba ia kembali ke kamarnya dan melihat Draco yang masih tertidur pulas.

Ia mendekati ranjangnya dan mengelus surai pirang Draco.

"I love you."

Draco dapat mendengar jelas apa yang Zenovia ucapkan karena ia tidak benar-benar tidur.

Setelah menggumamkan itu, Zenovia segera mandi karena hari ini ia akan pergi.

Draco merasakan sedikit kenyaman saat Zenovia mengelus surai pirangnya itu.

Draco bangun dan melihat Zenovia yang sudah siap dengan pakaian hitam nya.

"Kau mau kemana?" Tanya Draco dengan suara serak khas bangun tidur nya.

"Aku akan bertemu, Mum."

"Sendiri?"

"Jika kau mau ikut, aku akan menunggu."

Draco segera bangkit dan menuju ke kamar mandi. Draco sudah siap dengan pakaian hitam nya.

Zenovia melangkah di depan Draco, dengan Draco yang mengikutinya di belakang.

Zenovia pergi ke pemakaman keluarga Gaunt yang berada di belakang Manor nya.

"Orchideous."

Zenovia mengayunkan tongkatnya membentuk lingkaran di udara dan sebuah karangan bunga muncul di depan pusara ibunya.

Zenovia berjongkok untuk mengelus nisan ibu nya.

"Hai, Mum. Maaf aku jarang mengunjungimu." Zenovia berusaha untuk menahan air matanya agar tidar keluar.

Oh ia benar-benar sangat merindukan sosok ibunya.

"Ada beberapa masalah yang aku alami setelah kau pergi. Aku membutuhkanmu saat ini. Aku sendiri, Mum. Tidak ada yang benar-benar menyayangiku disini. Aku merindukanmu, Mum." Air mata Zenovia sudah tidak tertahan kan akhirnya pertahanan nya itu pecah.

Zenovia terus berbicara segala yang ada dihatinya seolah lupa bahwa Draco ada disisinya.

Draco yang mendengar perkataan Zenovia merasa bersalah. Dia bersalah karena sudah menyakiti Zenovia. Draco pikir keadaan Zenovia selama ini baik-baik saja. Zenovia tidak pernah menceritakan masalah pribadinya. Gadis itu cenderung tertutup.

Ibu Zenovia sudah memberikan kepercayaan pada dirinya untuk menjaga putri tunggalnya. Ia bukannya menjaga, justru semakin merusak mental Zenovia.

Bodoh. Seorang Draco berpikir jika Zenovia baik-baik sedangkan dia sendiri yang menyakiti Zenovia.

Draco ikut berjongkok di sebelah Zenovia mengelus pundak Zenovia.

"Selamat natal, Mum."

UNBREAKABLE VOW  ll D.M [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang