20

2K 189 54
                                    

Perang akan segera dimulai beberapa saat lagi. Semua tengah mempersiapkan diri, baik dari death eater atau pun pihak Harry Potter.

Semua death eater pun dikumpulkan untuk mengatur rencana mereka agar semakin baik. Dan pembagian tugas.

Disaat semua tengah sibuk dengan persiapan mereka, berbeda dengan pasangan suami istri ini. Mereka justru tengah memperdebatkan hal yang bisa dibilang tidak sederhana.

"ayolah Draco, aku akan baik-baik saja"

"tidak Zee, ini bukan hanya tentang keselamatanmu tapi anak  kita"

Sejak tadi Zenovia terus membujuk Draco agar membiarkan dirinya ikut dalam perang. Tentu saja Draco menolak. Pria mana yang akan mengorbankan anak dan istrinya untuk perang?

Zenovia sangat ingin ikut dengan perang itu, ia tidak bisa diam saja di Manor sedangkan suami, keluarga dan teman-temannya sedang berjuang untuk hidup mereka masing-masing.

"baiklah, kalau begitu kau juga tidak ikut"

"aku harus ikut. Ku mohon mengertilah Zee"

"kau ikut, aku ikut" kekeh Zenovia.

Draco menarik Zenovia kedalam pelukannya "pikirkan keselamatan bayi kita Zee"

"dia akan baik-baik saja Draco"

Draco melepas pelukannya dan memegang kedua pundak Zenovia "dimana tongkat mu?"

Zenovia berjalan untuk mengambil tongkatnya yang berada dinakas samping tempat tidur. Setelahnya Zenovia pun menyerahkan tongkat itu pada Draco.

"aku pinjam. Dan kau tetap disini jangan kemana-mana dengarkan perkataanku. Aku harus pergi sekarang" Draco mengayunkan tongkat Zenovia kearah jendela agar terkunci.

Sebelum pergi Draco melumat bibir Zenovia. Hanya sebentar, ia berharap ini bukan lah yang terakhir. Kemudian ia berjalan meninggalkan Zenovia. Dan mengunci pintu agar hanya ia yang bisa membukanya.

Zenovia tentu saja berlari mengerjar Draco, namun Draco lebih dulu menutup pintu.

Draco menyeka air matanya yang entah kapan turun. Lalu ber-disapparate menuju Hogwarts. Tugas Draco adalah menyerang Hogwarts dari dalam. Namun terlebih dahulu ia  harus mengambil tongkat miliknya yang diam oleh Harry.

Zenovia hanya bisa menghela napas berat saat pintu kamarnya dikunci oleh Draco. Ia tidak akan bisa keluar dari sini. Bagaimana pun Zenovia harus pergi kesana dan ikut berperang dan melindungi Draco dan keluarganya yang lain.

Zenovia mondar-mandir di kamarnya memikirkan cara agar bisa keluar dari kamarnya itu. Ia berhenti ketika mendapatkan sebuah ide. Mungkin itu adalah satu-satunya cara yang ia milikki.

Terlebih dahulu Zenovia merubah Kaya agar menjadi ular besar miliknya.

"Kaya bagaimana caranya agar panah itu datang padaku?" tanya Zenovia dalam parseltongue.

"kau sudah tau jika panah itu akan datang padamu jika kau membutuhkan"

"sekarang aku membutuhkannya"

"tidak"

"iya"

"jika benar kau membutuhkannya, maka seharusnya panah itu sudah ada dihadapanmu"

Perkataan Kaya tidak salah. Zenovia kembali diam memejamkan matanya, meyakinkan dirinya sendiri bahwa ia sekarang sangat membutuhkan panah itu.

Zenovia membuka matanya dan panah itu sudah ada dihadapannya. Namun saat ingin mengambil, ia dihentikan oleh Kaya.

UNBREAKABLE VOW  ll D.M [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang