13

2.2K 240 22
                                    

"Luna" panggil Zenovia.

"hai Zen. Sudah lama kita tidak bertemu"

"maafkan aku Luna, aku sedikit sibuk akhir-akhir ini"

"tidak masalah. Ada yang bisa aku bantu?"

"aku hampir lupa. Apa kau tau pria Ravenclaw-"

"pria Ravenclaw banyak Zen"

"aku belum selesai bicara Luna. Dia memiliki rambut blonde, tinggi nya emm...mungkin lebih tinggi dariku dan yang penting adalah dia sedikit tampan aku akui itu"

Luna diam sejenak memikirkan pria yang dimaksud Zenovia.

"Luna" teriak Zenovia karena Luna terlalu lama berpikir.

"pergilah ke perpustakaan" suruh Luna.

"astaga Luna, aku tidak suka disana"

"kau bilang dia Ravenclaw 'kan?. Maka carilah tempat yang tepat untuk anak Ravenclaw berada" setelah mengatakan itu Luna segera pergi dari hadapan Zenovia.

Sementara Zenovia diam sebentar mencerna ucapan Luna. Sekajap kemudian dia paham dan pergi ke perpustakaan.

Mungkin keterlambatan pikiran adalah alasan yang tepat Zenovia tidak berada di Ravenclaw.

'anak Ravenclaw suka perpustakaan, tapi Luna sendiri suka ke Hutan Terlarang' pikir Zenovia 'maka dari itu aku sedikit terlambat dalam mencerna ucapan Luna'

Zenovia langsung masuk dan menelusuri setiap sudut perpustakaan. Dia benar-benar tidak suka dengan bau buku perpustakaan. Walau Zenovia termasuk murid yang pintar bahkan dia selalu bersaing dengan Hermione dan Draco demi peringkat pertama, tapi berada di perpustakaan adalah hal yang tidak ingin Zenovia lakukan.

Hanya demi pria yang secara tidak sengaja ia libatkan dalam masalah nya dengan Draco ia harus masuk ke perpustakaan.

Setelah beberapa menit menelusuri perpustakaan akhir nya Zenovia menemukan pria yang ia cari. Dia duduk di pojok paling sepi dekat dengan jendela sehingga tidak terlalu gelap untuk membaca. Dihadapannya terdapat beberapa tumpukan buku tebal.

Zenovia menggelengkan kepala melihat buku dihadapan pria itu.

Tanpa permisi Zenovia segera duduk dihadapan pria tersebut. Namun pria dihadapannya sama sekali tidak terganggu atau mungkin ia tidak sadar dengan kehadiran Zenovia.

"otak mu akan meledak jika kau membaca buku sebanyak ini" ucap Zenovia karena dari tadi pria dihadapannya itu terlihat sama sekali tidak terusik dengan kehadiran Zenovia.

Seperti menyadari adanya orang lain, pria itu mendongak dan terkejut melihat Zenovia dihadapannya.

"h-hai" sapanya dengan ragu.

"hai"

Tidak ada yang mengucapkan apapun lagi. Maka pria dihadapan Zenovia memilih untuk kembali membaca lagi. Zenovia menghela napasnya kasar.

"hei, aku sudah mencarimu dari tadi dan saat sudah ketemu kau memilih buku mu dari pada aku?"

"maaf, kau tidak mengatakan apa pun jadi aku memutuskan untuk membaca lagi" pria itu menutuo bukunya dan mulai menatap Zenovia dengan tatapan serius.

Zenovia yang ditatap seperti itu pun menjadi gugup.

'demi Salazar tumbuh rambut, jantungku berdetak'

Zenovia sedikit menjauhkan wajahnya "jangan menatapku seperti itu"

"apa yang ingin dibicarakan oleh princess Hogwarts ini dengan ku?"

UNBREAKABLE VOW  ll D.M [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang