"Lah kok tau arah rumah gue?!"
River melepaskan helmnya, lalu mengibaskan poni yang tak beraturan lagi. Memangnya pernah poni River beraturan dan tertata rapi?
"Tau lah."
Alara menyorot tajam. Mengernyit sesaat, "Stalker ya?!"
"Lo bego apa pikun? Semua abang lo sering main sama gue woy."
Alara mengangguk sok tidak peduli. Dalam hati ia baru sadar.
"Daripada jadi stalker, mending jadi pacar lo."
"Emangnya gue mau?!"
River menahan pagar rumah yang siap tertutup kembali begitu Alara masuk. "Tamu lo gak disuruh masuk?"
"Cuma ada mama gue didalem. Mau ngapain?!" Alara melotot tajam.
River terkekeh geli, "lumayan kenalan sama calon mertua. By the way gue sering main tapi belom sekalipun ketemu emak lo, Ra."
"Mama emang jarang dirumah. Kemarin baru pulang dari Bandung," Alara menarik kembali pagar agar tertutup.
Namun, River justru lebih dulu melangkah masuk.
"Riverr!"
River berbalik sesaat, "ya sayang?"
Alara mendapat firasat tidak enak. Bagaimana kalau River mengganggu mamanya? Mengganggunya saja sudah membuat Alara sendiri risih setengah mati.
"Kirain siapa ribut - ribut diluar. Ternyata kamu Alara," Maureen bersandar kusen pintu besar menggenggam sebuah sapu. Sorot matanya kini tertuju pada cowok jangkung yang berdiri dua meter dari Alara berdiri, Maureen merasa.. familiar?
"Mama! Dia-"
"Assalamu'alaikum, tante. Saya pacarnya Alara," River mengecup punggung tangan Maureen sembari menatap teduh.
"BUKAN!" Alara mendekat, ia menarik River agar melepaskan tangan Maureen. "JANGAN PERCAYA MAMA!"
Maureen terkekeh. Sedetik kemudian mempersilahkan anak gadis juga River masuk.
"Namanya siapa nak ganteng?"
"River, tante."
Maureen terpana, bukan karena sikap manis River. Namun ia baru sadar dipanggil dengan sebutan tante. Padahal sudah memiliki tiga anak. Netral, namun bagi Maureen sendiri, sebuah kebanggaan.
"Emangnya wajah saya kayak semuda itu ya? Jangan panggil tante~"
"Hehe. Maaf, cantik soalnya. Mirip artis - artis korea, kayak Irene, IU contohnya. Kebanyakan muka mereka kayak berkali lipat lebih muda daripada usianya kan, tante?"
Maureen dibuat melayang, "masa sih?"
"Iya. Cantik Natural," River memberi jeda, "tapi River gak keberatan kok kalo tante nyuruh River manggil pake sebutan lainnya?"
Maureen tersenyum sumringah, "panggil aja mama."
Dalam hati River meneriakkan kemenangannya. Sudah dicap kategori mantu idaman pasti. HEHE
Sementara itu, Alara menatap datar keduanya. Menghela napas kasar lalu melangkah pergi menuju kamar penuh amarah.
Ngalusnya bisa banget, bangsat.
Alara melepaskan seragamnya, melemparnya ke sembarang arah. Namun ia pungut lagi.
Gak cukup apa dia godain gue mulu.
Alara membuka pintu lemarinya kasar, memilih pakaian ganti.
River! Awas aja lo. Bakal gue bikin sengsara 7 hari 7 malem!

KAMU SEDANG MEMBACA
R I V E R [ END ✓ ]
Novela Juvenil"Dia mencintaiku tanpa sengaja, aku menyayanginya secara tiba - tiba." ⚠🚫DILARANG KERAS PLAGIAT🚫⚠ Merupakan sebuah karya fiksi berbalut kisah cinta dan komedi dengan konflik yang menyayat hati. e n j o y m y s t o r y -❗❗ ----❃°•°❀°•°❃---- 🔺So...