3. Gangguin Alfin

63 8 1
                                    

''Dan gue saranin, mending lo diam aja kalo gak tau apa-apa. Karena banyak bicara tanpa tau kebenarannya, itu juga menyebalkan.'' (Leya)

*****

Leya berjalan menyusuri jalanan malam yang mulai tampak sepi, sesekali ia bersenandung untuk melenyapkan keheningan. Tidak ada sedikitpun rasa takut dalam dirinya ketika melewati jalan sepi itu, dengan sedikit perdebatan bersama temannya, akhirnya Leya bisa meyakinkan Mira dan Didi untuk pulang sendirian. Padahal malam semakin larut dan bahaya bisa terjadi kapan saja. Tetapi bukan Leya jika gadis itu takut, ia sudah terbiasa keluar malam sendiri, dan dia bisa menjaga dirinya sendiri.

Leya melewati gang kecil dan sepi, tanpa sengaja ia melihat keributan di sana. Penasaran, Leya bersembunyi dibalik tembok untuk melihat situasi tersebut. Tampak seorang pria sedang dikeroyok oleh lima orang sekaligus, meski pria itu berkali-kali menangkis pukulan demi pukulan, tetap saja ia tidak bisa melawan kelima orang tersebut. Karena tidak tahan melihat hal tersebut, Leya keluar dari tempat persembunyiannya.

"Beraninya main keroyokan, gak malu apa," ucap Leya dengan santainya berjalan mendekati mereka.

"Siapa lo? Gadis kecil kek lo mending main di rumah, gak usah ikut campur," sahut salah satu pria tersebut.

"Gadis kecil, ya," guman Leya, seketika tatapannya yang semula santai kini menjadi lebih serius.

"Benar juga, seharusnya gue udah tidur-tiduran di kamar. Kalau gitu mari selesaikan dengan cepat." Setelah mengucapkan itu Leya langsung memukul pria yang mengatainya tadi.

Tak terima salah satu teman mereka dipukul, membuat keempat pria lainnya mencoba untuk menghajar Leya, namun dengan cepat ditahan oleh gadis itu. Leya begitu gesit hingga gerakannya tidak terbaca oleh lawan, sekali lagi Leya memukul mereka dengan keras.

"Sakit bego!" teriak Leya saat wajahnya terkena pukulan.

"Ahh sial ... wajah gue."

Tidak terima dengan hal tersebut, Leya membalas pria yang memukulnya dengan keras, seketika ia seperti hilang kendali dan memukul mereka semua tanpa ampun. Sementara pria yang menjadi korban tadi hanya bisa terdiam ketakutan. Merasa situasi tidak menguntungkan, membuat kelima pria tersebut mundur, tak lupa mereka memberi tatapan tajam sebelum akhirnya pergi meninggalkan Leya dengan pria itu.

"Thanks udah nolongin gue," ucap pria yang menjadi korban tadi sambil memegangi perutnya yang sakit.

"Gak papa, gue kebetulan aja lewat sini. Lo gak papa, kan?" tanya Leya khawatir.

"Bukan apa-apa, kok. Oh ya, gue Aldo anak SMA Garuda," ucap pria itu yang bernama Aldo.

"Gue Leya anak Taruna Wijaya, mereka tadi siapa, kok bisa nyerang lo sih," tanya Leya penasaran.

"Mereka anak SMA Bakti, kalo gak salah itu anak genk-nya Baron," jawab Aldo.

"Anak Bakti ... lo ada urusan apa sama mereka."

"Gue juga gak tau, tapi yang jelas pasti ada hubungannya dengan balapan kemarin. Baron kalah tanding sama gue, kemungkinan dia gak terima jadi nyuruh anggotanya buat hajar gue," jelas Aldo.

"Aneh banget, dia yang kalah kenapa harus balas orang," kekeh Leya.

"Oh ya, lo gak papa? Muka lo memar gitu,?" tanya Aldo, terbesit rasa bersalah karena telah melibatkan gadis itu.

"Ini mah bukan apa-apa, biasanya juga lebih parah dari ini," jawab Leya santai.

"Lo cewek hebat juga ya, gue sempat gak percaya kalo cewek kek lo bisa berkelahi kayak tadi. Hampir aja gue ketakutan sama lo," ujar Aldo.

Rumor LeyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang