26. Kencan pertama

36 5 0
                                    


Ada yang berbeda untuk hari ini bagi Leya. Hari ini adalah hari dimana Leya melepaskan status jomblonya dan menjadi kekasih seorang Alfin. Leya merasa gila saat ini juga, sejak semalam hingga sekarang senyumannya tidak pernah luntur, Leya bahkan takut jika tiba-tiba bibirnya koyak karena tersenyum terus.

Leya memperhatikan penampilannya sekali lagi, ia hanya perlu memoleskan sedikit bedak tabur juga lip tint untuk mencerahkan bibirnya. Setelah merasa cukup, Leya segera turun kebawah, tidak ingin membuat Alfin menunggunya lebih lama.

"Hai," sapa Leya ramah.

"Udah siap?" Leya hanya mengangguk sebagai jawabannya.

"Yuk, berangkat!"

Alfin melajukan motornya santai, mereka tidak harus terburu-buru karena mereka berangkat lebih awal. Leya hanya duduk malu-malu di belakang, mungkin karena statusnya sebagai pacar Alfin, membuat Leya masih canggung dengan keadaan mereka sekarang. Namun Leya tetaplah Leya, ia tidak akan bisa tenang baik mulut ataupun anggota tubuh lainnya. Seperti saat ini, tangan Leya tidak tahan untuk tidak memeluk Alfin, masa bodoh, gadis itu langsung memeluk Alfin membuat sang empu terkejut namun tetap menyukainya.

''Udah boleh peluk,kan?''

''Gak boleh.''

''Kenapa? Gue udah jadi pacar lo, kok masih nolak sih.''

''Bukan gitu, takutnya nanti gak bisa lepas.'' Leya tak dapat menahan senyumnya, gadis itu semakin mengeratkan pelukannya.

''Kalo gitu, gak usah dilepas.''

''Terus sekolahnya gimana?''

''Urusan sekolah nanti aja, sekarang waktunya untuk berduaan.'' Alfin tersenyum mendengar jawaban gadis itu.

''Lusa ada waktu gak?''

''Ada, kenapa?''

''Gak papa, nanya aja.''

''Iih, Alfin mah gitu.'' Alfin tertawa kecil melihat tingkah Leya. Meskipun mereka pacaran Alfin tetaplah Alfin yang menyebalkan bagi Leya.

Alfin memarkirkan motornya di parkiran sekolah, sudah menjadi hal biasa bagi siswa Taruna Wijaya melihat Alfin dan Leya pergi bersama. Awalnya mereka memang dirumorkan berpacaran, dan dengan tegasnya baik Leya maupun Alfin menyanggah rumor tersebut, namun siapa sangka jika sekarang mereka benar-benar pacaran. Terkadang hati memang tidak dapat ditebak, seperti keduanya yang kini terikat takdir bersama.

Leya berjalan beriringan dengan Alfin, melihat tangan Alfin yang bebas, ingin rasanya Leya menggenggam tangan tersebut. Namun ia takut pria itu akan menolaknya membuatnya mengurungkan niat untuk menggenggam tangan Alfin. Namun Leya dibuat terkejut saat tiba-tiba tangannya di genggam, melihat itu, Leya tidak dapat menahan dirinya untuk tidak lebih dekat lagi degan Alfin.

''Sekarang udah berani pegang ya,'' ujar Leya.

''Kan pacar,'' jawab Alfin,Leya hanya bisa tersenyum lebar dan bergelayut manja.

''Pacar gue romantis banget.''

''Nanti belajarnya yang serius, jangan main terus,'' ujar Alfin menoyor kepala gadis itu.

''Gimana mau serius kalo lo di samping gue.''

''Jadi gue pindah aja ni?''

''Jangan! nanti malah makin gak fokus kalo lo nya jauh.''

''Plin plan,'' guman Alfin.

Mereka terus bergandengan hingga tiba di kelas, banyak pandang mata yang melirik mereka. Namun keduanya tidak ambil pusing dengan semua itu, biarlah orang beranggapan apa, toh keduanya dari awal memang sudah menjadi pusat perhatian.

Rumor LeyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang