20. pengintaian

36 4 0
                                    


Leya merasa ada yang aneh beberapa hari ini, setelah kepulangannya dari acara bakti amal. Leya merasa seperti sedang diawasi. Entah ketika ia pulang pergi sekolah, atau sedang berkumpul bersama temannya. Namun Leya tidak takut akan hal itu, hanya saja ia ingin tahu siapa dan apa motif mereka melakukan hal tersebut.

Saat ini Leya tengah sibuk bersama keluarganya untuk mempersiapkan pesta ulang tahun Laura. Leya meniup balon-balon dan menggantungnya di dinding, Laura dan Leo selalu mengadakan pesta ulang tahun setiap tahunnya dengan mewah. Berbeda dengan Leya, bukan berarti orang tuanya pilih kasih, hanya saja Leya sendiri yang menginginkan pesta sederhana yang hanya dihadiri keluarga dan sahabatnya, tetapi Leya termasuk orang yang royal, meski tidak mengundang teman sekelasnya, Leya akan dengan senang hati mentraktir mereka makan dengan tabungannya sendiri.

Leya melihat adiknya sedang menggantungkan balon, dengan jahilnya Leya meletuskan satu balon tepat di telinga Leo, membuat pria itu terkejut bukan main.

"Apa-apaan sih!" bentak Leo kesal.

"Garang amat, canda doang. Gitu aja kok udah marah," sahut Leya.

"Candanya gak lucu," ucap Leo dingin.

Leya menatap adiknya kesal, ia merasa adiknya benar-benar berubah sekarang, jika dulu Leo akan terus bermanja-manja dan bermain dengannya, kini adiknya itu lebih menutup diri darinya dan selalu bersikap tidak ramah. Bahkan tak jarang Leo selalu bersikap kasar dan dingin membuat Leya sedikit sedih dan merindukan sosok Leo yang dulu.

"Nanti lo berdua temanin gue ke salon ya," ujar Laura.

"Malas gue, sama Leya aja gue nya gak usah," tolak Leo.

"Gue lebih tua dari lo, harusnya lo manggil gue kakak," balas Leya.

"Lo aja gak pernah manggil kak Laura dengan embel-embel kakak," sahut Leo tak mau kalah.

"Udah ah, lagian ini ulang tahun gue. Kalian harus nurut, pokoknya gue mau penampilan gue cantik malam ini," putus Laura.

Leya dan kedua saudaranya sudah berada di salon, setelah belanja dan menemani Laura, mereka akan segera pulang. Leya memperhatikan pria yang sedari tadi terus mengawasinya, mungkin sekitar tujuh orang yang secara terang-terangan mengawasi mereka. Lalu ia kembali memperhatikan kedua saudaranya.

Leya bingung harus melakukan apa, karena baginya sangat sulit jika bertarung sambil melindungi, dan ia juga tidak tahu siapa yang mereka incar, jika ia meninggalkan kedua saudaranya, Leya takut mereka akan terluka.

"Udah selesai, ayo pulang," ujar Laura. Gadis itu tampak cantik dengan gaya rambut barunya, membuat Laura seperti seorang putri malam ini.

Mereka memasuki mobil untuk kembali ke rumah, Leya melihat orang-orang tersebut kembali mengikuti mobil mereka, membuat nya sedikit cemas.

"Kita diikuti."

"Di ikuti. Sama siapa?" tanya Laura, dan ternyata benar, Laura dapat melihat beberapa motor mengikuti mereka.

"Lo bikin masalah apa lagi sih kali ini?" tanya Leo.

"Gue gak bikin masalah," jawab Leya.

"Terus gimana dong, gue gak mau terjadi apa-apa disaat pesta ulang tahun gue," ujar Laura cemas.

"Berhentiin mobilnya!" perintah Leya.

"Lo gila, bisa mati kita, siapa tau mereka mau ngerampok." tolak Laura.

"Gue bakalan turun, kalian pergi aja duluan," balas Leya.

"Terus nanti lo gimana?" tanya Leo sedikit khawatir.

Rumor LeyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang