Leo memantapkan hatinya, dengan penuh keberanian ia berbalik dan berlari kembali ke tempat Leya berada. Langkahnya yang pasti membawa Leo kembali merasakan perasaan yang telah lama hilang, perasaan aman dan kehangatan yang selalu Leya berikan padanya, perasaan antara ikatan persaudaraan yang kini kembali memenuhi relung hatinya. (Leo Scene)*****
''Bantu gue.''
''Ada musuh di belakang.''
''Serahin ke gue.''
Leo memfokuskan dirinya ke layar komputer. Hari ini ia sengaja memilih bermain game di warnet daripada di rumah, Leo terus mengotak-atik keyboardnya untuk mengalahkan musuh. Kemampuan khusus di bidang teknologi yang di milikinya pada usia yang begitu muda, Leo bahkan bisa menghacker situs atau jaringan dari sebuah komputer.
"Taruhan, gue bakal memenangkan permainan ini dalam satu menit."
''Keterlaluan, sudah pasti lo yang menang.''
"Kalau begitu, teraktir gue di sekolah besok."
"Baiklah."
"Setuju."
Leo tersenyum kecil dan kembali fokus dengan permainannya, ada banyak remaja sepertinya sedang bermain game di sana, apa lagi pada malam minggu. Warnet akan menjadi penuh oleh remaja-remaja tersebut, E-sport saat ini sudah banyak diminati. Waktu satu menit telah berlalu, Leo berhasil memenangkan permainannya.
"Wah, lo emang seorang Master. Bagaimana lo ngalahin mereka hanya dengan satu menit?"
"So easy."
"Benar-benar hebat, lain kali ajari gue."
"Kalo gue ngajari lo, bisa-bisa posisi master gue terancam."
"Tidak akan, lagi pula siapa yang bisa ngalahin lo."
"Sudahlah, gue mau pulang."
"Terlalu cepat, ayo main satu ronde lagi."
"Gue lanjutkan di rumah."
"Kalau begitu, sampai jumpa nanti."
"Gue duluan."
Leo mematikan komputernya dan keluar dari warnet, sebelum pulang ia mampir terlebih dahulu ke mini market yang ada di samping warnet untuk membeli minuman.
Leo mengetuk-ngetukan jarinya sambil mendengarkan musik dari aerphonenya, satu kebiasaan dari pemuda ini yaitu selalu membawa aerphone kesayangannya kemanapun. Leo berjalan dengan santai dan sesekali bernyanyi mengikuti musik.
BUKK ...
"Akhh!" Leo meringis saat kepalanya terkena lemparan minuman kaleng.
"Siapa yang buang sembarangan!" teriak Leo.
Pria itu berbalik dan mendapatkan beberapa pria di belakangnya dengan tatapan sinis. Seketika nyalinya tadi menciut saat itu juga, Leo berharap ia tidak mendapatkan masalah malam ini.
"Maaf," ucap Leo pelan seraya berbalik.
"Oi bocah!" panggil salah satu pria itu, Leo menggigit bibirnya dan kembali berbalik.
"Lo yang main di meja 28 tadi, kan?" tanya pria itu.
"Iya," jawab Leo takut .
"Jadi ini bocah yang udah ngalahin kita," guman pria itu.
"Dia master legendaris yang itu," bisik salah satu temannya.
"Serahin akun lo."
"Gak bisa," tolak Leo.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rumor Leya
Teen FictionUpdate 22 Juli 2021 #Fiksi Remaja Alfin tidak menyangka jika gadis seperti Leya memiliki reputasi paling buruk di sekolah. Gadis itu bahkan tidak peduli statusnya sebagai cucu dari pemilik yayasan SMA Taruna Wijaya. Rumor akan Leya selalu menjadi ba...