11. Perhatian Kecil

41 5 0
                                    


"Alfin tu kayak cuaca, kadang cerah, kadang hujan. Kalo hujan bisa bikin kepala lo dingin dan enggak selalu emosi tiap kali ketemu gue, gue bakalan minta turun hujan meski itu setiap hari, supaya perlakuan lembut lo ke gue bisa bertahan lama." (Leya)


*****

Ada yang aneh dari Leya, gadis yang biasanya tampak periang dan perusuh, sepertinya hari ini tidak banyak bicara dan melakukan apapun seperti biasanya. Leya hanya duduk diam dengan tatapan kosong, jika ditanya ia hanya menggeleng-gelengkan kepalanya.

Hal tersebut membuat Alfin dan kedua sahabatnya bingung, mereka hanya membiarkan gadis itu tidur tanpa bertanya lebih lanjut. Sekarang saatnya jam olahraga, semua siswa sudah berganti pakaian dan berkumpul di lapangan, materi mereka pada hari ini adalah permainan bola basket, pak Rafi selaku guru olahraga memberi arahan kepada murid-murid dan menjelaskannya dengan rinci.
    
"Leya, tolong kamu contohkan bagaimana cara mendribble bola dengan benar."
    
Leya hanya mengangguk dan mengambil bola, ia mulai mendribble bola seperti yang di suruh Pak Rafii. Leya tampak sangat lesu hingga membuatnya bermain dengan sangat kacau dan tak bertenaga.
    
"Leya ada apa ini, lakukan dengan benar!" tegas Pak Dani.
    
Leya kembali mengambil bola dan mencoba untuk membawanya dengan benar, namun panas terik serta rasa pusing membuatnya tidak fokus dan sangat lemas untuk melakukan hal tersebut, hingga ia terjatuh pingsan. Hal tersebut membuat semua orang terkejut. Alfin yang melihat itu segera menghampiri Leya dan menggendongnya ke UKS yang disusul oleh kedua temannya.
    
Leya sudah diperiksa oleh penjaga UKS, ternyata gadis itu mengalami demam tinggi, suhu tubuhnya sangat panas, hingga menyebabkan gadis itu pingsan.
    
"Tuh kan, gue tau ada yang gak beres sama ni anak, bisa-bisanya pakai makeup buat nutupi wajah pucat nya," ujar Mira, kini mereka bertiga tengah menjaga Leya di UKS.
    
"Kayak gak tau Leya aja, dia kan emang sok kuat tu anak," sahut Didi. Sementara Alfin hanya memandang penuh khawatir.
    
"Kalian kembali aja ke lapangan, biar gue yang jagain," ujar Alfin.
    
"Lo serius?" tanya Didi penuh selidik.
    
"Kalo ada apa-apa, gue bakal kabarin kalian," jawab Alfin meyakinkan mereka.
    
"Ya udah, kita titip Leya ya, nanti kita bakalan ngizinin kalian," balas Mira. Kini hanya tinggal Alfin dan Leya berdua di UKS.
    
"Harusnya kemaren gue gak ngajak lo nerobos hujan," guman Alfin. Sambil mengelap peluh di dahi Leya, Alfin merasa sangat bersalah pada gadis itu, andai saja kemarin mereka tetap menunggu hingga hujan reda dan tidak menerobos hujan, Leya tidak akan jatuh sakit seperti sekarang.
    
"Dasar bodoh, udah tau sakit. Masih aja sok kuat."
    
"Menurut lo, kenapa Alfin tiba-tiba perhatian gitu sama Leya?" tanya Mira.
    
"Mana gue tau, yang penting selagi dia gak ada niat jahat, gue gak akan mempermasalahkan nya,” jawab Didi.
    
"Justru itu, lo tau kan Alfin tu benci banget sama Leya. Bisa jadi dia pura-pura perhatian cuma untuk buat Leya beneran suka sama dia, dan setelah itu Alfin bakalan ninggalin Leya disaat Leya sangat berharap dengannya."
    
"Kebanyakan nonton drama deh lo, gue gak yakin Alfin bakalan ngelakuin hal kayak gitu, liat aja. Untuk menyakiti Leya dia gak harus pura-pura, kemarin-kemarin aja dia sudah bikin Leya kesal di hari pertamanya sekolah, jadi buat apa ngelakuin hal itu."
    
"Kok lo yakin banget sih?" tanya Mira.
    
"Hanya insting," jawab Didi.

    
Leya mengerjapkan matanya, hal pertama yang dirasakannya adalah pusing, ia melihat sekeliling ruangan dan barulah sadar jika dia sedang berada di UKS. Leya mencoba untuk duduk namun kepalanya sangat sakit, tak lama pintu UKS terbuka memperlihatkan seorang pria masuk.
    
"Alfin," guman Leya. Alfin segera menghampiri Leya dan meletakkan kantong plastik yang ia bawa di meja nakas.
    
"Udah sadar," ujar Alfin, ia membantu Leya untuk bersandar.
    
''kok lo di sini?" tanya Leya.
    
"Jagain lo lah," jawab Alfin.
    
"Makan dulu," ucap Alfin seraya memberikan roti yang ia beli di kantin tadi. Leya menerima roti tersebut dan memakannya dengan patuh.
    
"Kenapa sekolah," tanya Alfin.
    
"Malas di rumah," jawab Leya.
    
"Harusnya lo istirahat, udah tau sakit malah pergi ke sekolah, ujung-ujungnya nyusahin orang." Leya tidak menghiraukan ucapan pria itu, kepalanya sedang tidak baik jika harus meladeni Alfin, jadi ia mengalah untuk hari ini.
    
"Maaf," guman Alfin, membuat Leya menghentikan kegiatan makannya.
    
"Untuk apa?" tanya Leya tak mengerti, setahunya pria itu tidak melakukan kesalahan apa pun padanya.
    
"Maaf, gara-gara gue lo sakit kek gini, harusnya gue dengerin ucapan lo," sesal Alfin.
    
"Lo gak salah kok, malah gue senang kemaren," ujar Leya tulus.
    
"Tapi tetap aja, gara-gara kehujanan lo jatuh sakit, dan lo masih aja bilang kalo hari itu hari yang menyenangkan," balas Alfin.
    
"Alfin tu kayak cuaca, kadang cerah, kadang hujan. Kalo hujan bisa bikin kepala lo dingin dan gak emosi tiap kali ketemu gue, gue bakalan minta turun hujan meski itu setiap hari, supaya perlakuan lembut lo ke gue bisa bertahan lama," ungkap Leya.
    
"Aneh, kalo hujan tiap hari, kasian nyokap gue jemurannya enggak pernah kering," kekeh Alfin.
    
"Gue suka sakit," ujar Leya.
    
"Kenapa lagi?" tanya Alfin.
    
"Karena kalo gue sakit, ada elo yang jagain gue," jawab Leya.
    
Alfin menyentil kening gadis itu. "Gue lagi malas aja olahraga panas-panas kek gini, jadi gue bilang aja mau jagain lo. Cuma sebagai alasan biar gue bisa bolos," sanggah Alfin.
    
"Bohong, sejak kapan lo suka bolos?" tanya Leya.
    
"Sejak gue ketemu sama bocah tengil kayak lo," jawab alfin.
    
"Jadi, lo enggak benci lagi sama gue?”
    
"Siapa bilang, lo tu makhluk paling nyebelin dimuka bumi ini, yang hobi gangguin gue, jadi gue masih tetap gak senang sama lo."
    
"Tapi kita bisa temenan kan," lirih Leya.
    
"Tergantung,"  balas Alfin.
    
''Nanti pulang bareng ya," pinta Leya.
    
"Untung lo lagi sakit, kalo enggak udah gue tolak."
    
"Hehe ... yang baik napa, jangan judes-judes mulu. Nanti mulut lo bisa dower lagi," Ujar Leya.
    
"Udah mending lo istirahat lagi, nanti pulang gue ke sini lagi."

Rumor LeyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang