Leya dan kedua temannya menghabiskan waktu istirahat di dalam kelas, mereka sangat malas bergerak menuju kantin yang selalu ramai dan sesak. Seperti biasa, mereka akan menyuruh adik kelas atau yang lainnya untuk membelikan beberapa cemilan."Eh, besok sabtu tanggal merah lo. Kira-kira kita mau ngapain nih untuk ngisi hari libur?" tanya Mira.
"Mager gue, palingan besok gue mau tidur sepuasnya sama nonton drama," jawab Leya.
"Drama mulu nonton lo, pantesan aja hidup lo penuh drama gini," ujar Mira.
"Eh, Aldo ngabarin gue nih," sahut Didi menunjukkan pesan di ponselnya.
"Emang kenapa?" tanya Leya.
"Dia bilang, besok anak klub motor ngadain acara bakti amal. Hitung-hitung bantuin orang, jadi relawan gitu," jawab Didi.
"Emang di mana?" tanya Mira.
"Kayaknya di pedesaan gitu deh, cukup terisolasi sih tempatnya," jawab Didi.
"Bilangin ke Aldo, kita bakalan ikut bantu," ujar Leya.
"Serius lo, tadi katanya mau ngabisin waktu libur dengan tidur kebo," sahut Didi.
"Enggak jadi, sekali-kali gue pengen refleksi juga, bantuin orang biar dapet pahala," balas Leya.
"Gaya mu nakkk," sindir Didi.
"Setuju ya, gue bilangin nih." Mira dan Leya hanya mengangguk sebagai jawaban. Masih terus berbincang, tiba-tiba Alfin datang dan langsung menghela berat.
"Lo apa-apaan sih, ngotori meja gue," ucap Alfin saat melihat mejanya penuh dengan sampah kuaci, akibat ulah Leya.
"Nanti dibersihin kok," sahut Leya.
"Sekarang!" ucap Alfin tajam, Leya yang melihat itu segera membersihkan sampah kuaci yang berserakan dengan patuh.
"Sekali dengan Alfin jinak amat ni anak," sahut Mira.
"Oh iya, lo mau ikut kita gak besok?" tanya Leya mengingat kegiatan mereka besok.
"Kemana?" tanya Alfin.
"Bantuin acara bakti amal, yang diadain teman gue," jawab Leya.
"Mira sama Didi maksud lo."
"Bukan, teman gue yang lain. Anak SMA Garuda. Mereka mau ngadain acara, hitung-hitung buat bantu orang, juga nambahin pahala di akhirat nanti. Kan lo kalo ngomong suka judes tu, plus nyakitin perasaan orang, jadi lo harus banyak-banyak nyari pahala."
Mira dan Didi yang mendengar itu seketika langsung tertawa terbahak. Leya, Leya sebenarnya apa Alfin itu bagimu.
"Omongan lo ya, kek udah benar aja jadi orang," balas Alfin tak terima dengan hinaan gadis itu.
"Hehehe, jadi gimana? Mau ikut gak?"
"Boleh aja, tapi gue ngajak Dion juga," ujar Alfin setelah mempertimbangkannya.
Lagi pula ia cukup bosan berada di rumah terus, Alfin tidak banyak kenalan di Bandung selain Dion dan teman sekelasnya. Jadi tidak masalah jika ia mengikuti acara tersebut, anggap saja sedikit bersenang-senang.
"Oke sudah disepakati. Kalo gitu besok ngumpulnya di rumah Alfin aja, kalo bisa satu mobil aja biar gak ribet," tukas Leya.
"Kok di rumah gue," tanya Alfin.
"Gapapa lah, biar kita bisa mampir juga. Kita belum pernah loh ke rumah lo," jawab Mira.
"Ya udah, gue setuju," balas Alfin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rumor Leya
Teen FictionUpdate 22 Juli 2021 #Fiksi Remaja Alfin tidak menyangka jika gadis seperti Leya memiliki reputasi paling buruk di sekolah. Gadis itu bahkan tidak peduli statusnya sebagai cucu dari pemilik yayasan SMA Taruna Wijaya. Rumor akan Leya selalu menjadi ba...