Leya menendang ban mobilnya kesal, bisa-bisanya mobilnya itu mogok disaat hari mulai mendung dan gelap. Dan lebih sialnya lagi ponselnya selalu lowbat disaat genting seperti saat ini.Oh ingatkan, Leya untuk menyediakan sepuluh power bank di dalam mobilnya nanti, agar ia tidak bertemu dengan kejadian seperti ini lagi. Pasrah, Leya hanya duduk di atas kap mobilnya sambil menunggu orang lewat agar bisa ia minta tolong, jalanan terlihat sepi membuat Leya bingung harus meminta bantuan kepada siapa, namun matanya menangkap sosok yang ia kenal sedang mengendarai motor menuju ke arahnya. Dengan semangat Leya segera turun dari kap mobilnya dan merentangkan kedua tangannya untuk menghentikan motor tersebut.
"Kalo lo pengen mati jangan kek gini caranya, gue enggak mau motor kesayangan gue rusak karena nabrak tubuh lo yang keras itu," ucap pria yang mengendarai motor tersebut.
Pedas dan menusuk, siapa lagi yang berani berbicara seperti itu pada Leya kalau bukan Alfin. Pria itu baru saja pulang setelah mengikuti ekskul basket, dan kini ia harus bertemu dengan gadis menyebalkan seperti Leya di tengah jalan.
"Tolongin gue dong, mobil gue mogok ni. Bentar lagi juga mau hujan, lo enggak kasian apa liat cewek kesusahan kek gini, ya ya, mau ya," bujuk Leya.
"Emang lo cewek?" tanya Alfin.
Namun ia tetap turun dari motornya dan memeriksa mobil gadis itu, Leya hanya tersenyum melihatnya, ia tau seberapa kesalnya Alfin, pria itu akan tetap membantunya, setidaknya Alfin masih memiliki rasa keperimanusiaan.
"Mobil lo harus dibawa ke bengkel, gue enggak bisa benerin nya, karena ada beberapa bagian kabel yang putus, gue gak punya alat untuk nyambunginnya," jelas Alfin.
"Kalo gitu gue pulang sama lo aja, ya."
"Enggak," tolak Alfin.
"Ayo lah, bentar lagi mau hujan hari jg udh hampir malam, ponsel gue lowbet, terus gak ada lagi kendaraan yang lewat, masak lo tega ninggalin gue sendiri, kalo gue di culik gimana, kan kasian fans-fans gue pada sedih," bujuk Leya, ia bahkan sudah menggoyang-goyangkan tangan Alfin layaknya anak kecil yang ingin dibelikan permen.
"Ya udah cepetan, gue enggak mau lama-lama kalo dekat sama lo."
"Mobil lo gimana?" tanya Alfin saat gadis itu menaiki motornya.
"Nanti sampai rumah gue suruh orang buat ngambilnya, sekarang GO!" jawab Leya.
Alfin menancapkan gasnya, dan membelah jalanan dengan sangat kencang. Sepertinya Leya sudah mulai terbiasa jika pria itu membawa motornya dengan kecepatan penuh. Rintik-rintik hujan mulai membasahi jalanan membuat Alfin menghentikan motornya di depan supermarket untuk berteduh.
"Kita berteduh dulu, hujannya deras banget," ucap Alfin.
Leya memberikan segelas kopi hangat pada alfin, kini mereka sedang duduk di dalam supermarket sambil memandang hujan di luar sana.
"Gue gak bakalan ngasih jaket gue ke lo, karena gue juga kedinginan," Ujar Alfin saat melihat gadis itu memeluk dirinya karena kedinginan.
"Gue juga gak minta kok," balas Leya. Ia tidak habis pikir dengan pria itu yang selalu berbicara ketus padanya, sangat tidak berperasaan.
"Gue heran kenapa sih lo, benci banget sama gue?" tanya Leya.
"Menurut lo, siapa yang enggak senang jika terus diganggu sama lo, mana setiap kali gue berurusan dengan lo, gue sial mulu," ungkap Alfin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rumor Leya
Teen FictionUpdate 22 Juli 2021 #Fiksi Remaja Alfin tidak menyangka jika gadis seperti Leya memiliki reputasi paling buruk di sekolah. Gadis itu bahkan tidak peduli statusnya sebagai cucu dari pemilik yayasan SMA Taruna Wijaya. Rumor akan Leya selalu menjadi ba...