23. Tersesat

37 4 0
                                    


"Lagian ni yah, dimana-mana lebih mudah hadapin musuh secara langsung daripada ngelawan musuh dalam selimut, apa lagi main belakang," (Jessi)


"Lo tau kan kalo Tom dan Jerry itu gak selalu bermusuhan. Meskipun mereka sering berkelahi dan menjahili satu sama lain. Tapi nyatanya, mereka adalah teman yang juga bisa saling bekerja sama dan peduli. Begitu juga dengan kita, meskipun sikap kita acuh tak acuh, namun jauh di dalam lubuk hati yang terdalam lo atau pun gue sama-sama menyimpan bentuk kepedulian karena kita adalah teman," (Leya)

*****

"Kita masih kekurangan kayu bakar," ujar Dion.

"Gimana kalo kita bagi kelompok aja biar cepat," Saran Didi.

"Ya udah. Dion, lo sama Didi. Dan Jessi sama Leya, gue sendiri aja. Kita mencar masuk ke dalam hutan untuk cari lebih banyak kayu lagi," sahut Rangga.

"Kenapa gue harus sama Leya sih," tolak Jessi.

"Gue juga gak mau kali," sambung Leya.

"Udah gak usah berantem, sekarang kita pergi bersama. Jangan masuk terlalu dalam, cukup ikutin petunjuk arah yang sudah ditandai dalam hutan. Karena udah jam empat sore, satu jam lagi kita kumpul di sini," ucap Rangga memberi arahan. Setelah mendapatkan arahan, mereka masuk ke hutan dan mulai berpencar.

"Jessi lo bantuin gue kek," ujar Leya saat melihat gadis itu hanya memainkan ranting yang dibawanya.

"Ini gue lagi bantuin kali," jawab Jessi.

"Bantuin apanya, dari tadi lo tu hanya mukul-mukul rumput liar doang," sanggah Leya.

"Gue tu mukul semak-semak gini, biar mastiin gak ada ularnya," balas Jessi.

"Eh, yang ada lo tuh malah bikin ular-ularnya keluar," jawab Leya tidak terima.

"Bagus dong, lebih baik kalo ularnya keliatan, jadi kita bisa ngambil ancang-ancang buat kabur atau membunuhnya. Daripada gak keliatan terus tiba-tiba matokin, kan repot."

"Lagian ni yah, dimana-mana lebih mudah hadapin musuh secara langsung daripada ngelawan musuh dalam selimut, apa lagi main belakang," sambung Jessi.

"Udah ngawur ni anak."

"Sshuttt, lo dengar sesuatu gak," bisik Leya tiba-tiba.

"Denger apaan?" tanya Jessi cemas.

"Itu kayak suara ular," bisik Leya, berbohong.

"Ular, lo yakin?"

"Gue serius, suaranya makin dekat."

"Gi-gimana dong. Gue tadi cuma bercanda bilang kalo lebih baik ularnya keluar," bisik Jessi.

"Tapi ularnya udah keluar. Dengar ... Suaranya makin dekat, gue rasa ularnya dekat sama kita, kek nya dekat kaki lo deh" bisik Leya.

"Uwahhhh!" teriak Jessi, ia berlari secepat mungkin dari sana.

"Tungguin gue!" kekeh Leya, ikut berlari mengejar Jessi. Tanpa mereka sadari, keduanya kini melewati jalur yang sudah dibatasi dan memasuki hutan lebih dalam.

"Kayaknya udah cukup deh," ujar Rangga melihat kayu-kayu yang mereka kumpulkan.

"Leya sama Jessi belum kembali ya?" tanya Dion.

"Belum, apa kita susul aja mereka," jawab Rangga.

"Kita tunggu aja bentar lagi, kalo mereka belum kembali juga, baru kita susul," saran Didi.

Rumor LeyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang