17. Pertandingan bagian dua

28 6 0
                                    


Pertandingan terus berlanjut. Leya mendribble bola tanpa hambatan seperti biasanya. Namun baru beberapa langkah gadis itu sudah di hadang oleh Baron. Leya tetap mencoba untuk melampaui pria itu, namun tubuhnya tersentak saat Baron tiba-tiba mendekat dan merebut bola ditangannya. Namun bukan itu yang membuatnya tersentak, tetapi tangan Baron yang dengan lancangnya menyentuh bokong Leya dan meremasnya pelan.

Hal itu membuat Leya emosi merasa di lecehkan. Saat Baron memasukkan bola ke dalam ranjang, Leya menghampiri pria tersebut dan mendorongnya secara kasar.

"Apa-apaan maksud lo nyentuh bokong gue, ha!" amuk Leya.

Baron yang terkejut hanya bisa diam begitu juga dengan anak-anak lainnya.

"Gue gak ngerti maksud lo," sanggah Baron.

"Bangsat lo. Lo mau main curang kan. Iya kan, ngaku lo!"

Leya semakin keras mendorong tubuh Baron hingga lapangan mendadak ricuh karena teriakan tersebut. Para penonton pun hanya bisa diam menyaksikan tingkah aneh Leya yang menuduh Baron. Hingga wasit datang melerai mereka dan memberikan kartu pelanggaran pada Leya karena telah membuat keributan.

Leya mencoba tenang meskipun dadanya bergemuruh saat ini. Ia tidak suka di lecehkan, apa lagi dengan pria berengsek seperti Baron. Pluit kembali berbunyi menandakan pertandingan dilanjutkan.

Alfin melempar bola pada Leya yang di tangkap dengan mudah seperti biasanya. Namun kali ini Leya bermain tidak terlalu fokus karena merasa waspada jika Baron datang lagi. Sesekali gadis itu menoleh ke samping atau belakang membuat bola yang berada di tangannya di rebut oleh lawan. Sehingga menjadi poin untuk team Baron. Pria itu tersenyum mengejek pada Leya.

"Leya fokus!" teriak Alfin.

Gadis itu menarik nafas dalam sebelum lanjut bermain. Alfin kembali mendribble bola, saat ini yang berada di dekatnya hanya Leya namun untuk mengoper bola pada gadis itu membuat Alfin berpikir dua kali. Bukannya Alfin tidak mempercayai Leya, hanya saja ia tahu bahwa gadis itu tidak terlalu fokus semenjak kejadian tadi. Jadi lah Alfin melemparnya pada Dion yang cukup jauh dari tempatnya.

Namun Alfin salah perhitungan. Bola tersebut memang sudah menyentuh tangan Dion, namun pria itu kalah cepat kala lawan mereka mendorong bola hingga bola tersebut meleset dan jatuh pada lawan. Mereka saling mengejar, menghadang dan memperebut bola.

Untungnya Jessi dengan lincah dapat merebut bola dari tangan lawan. Gadis itu membawa bola menuju ring. Namun sekali lagi langkahnya terhalang oleh beberapa lawan yang menghadang. Jessi hanya bisa melempar bola pada Leya yang jarak nya cukup dekat dari ring basket.

Saat ini Leya sudah kembali fokus hingga ia dapat bermain dengan baik. Leya melangkah beberapa langkah. Dan saat jaraknya begitu dekat dengan ring, gadis itu mengambil ancang-ancang untuk melempar bola masuk ke dalam ring. Namun ketika hendak melompat, kaki Leya tiba-tiba tersandung membuat bola tersebut menggelinding di lantai.

Gadis itu meringis kesakitan pada kakinya. Dan Leya dapat melihat Baron tersenyum penuh kemenangan. Memang tidak ada yang terlalu memperhatikan bagaimana kejadian itu terjadi karena para penonton mau pun pemain fokus pada masing-masing. Jadi lah mereka hanya terkejut saat semua itu terjadi.

Dengan menahan rasa sakit di kakinya Leya berjalan menghampiri Baron dan memberikan bogem mentahnya. Hal itu cukup untuk menjadi pemicu terjadinya keributan di lapangan.

"Banci lo main curang. Lo sengaja kan!" teriak Leya memukul Baron.

"Lo yang apa-apaan. Dari tadi lo nuduh gue terus," balas Baron ikut mendorong Leya.

Untungnya Alfin dapat menahan tubuh gadis itu hingga tidak terjatuh akibat kakinya yang terluka.

"Lo sengaja buat gue jatuh. Gue tau itu lo, banci lo!"

Rumor LeyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang