Pertandingan basket adalah event yang paling dinantikan oleh siswa-siswi. Apalagi jika sekolah lain yang menjadi tuan rumahnya. Tahun ini SMA Garuda yang menjadi tuan rumah dalam event tersebut. Selain menyaksikan pertandingan yang begitu menyenangkan, mereka juga bisa mencuci mata di sana.Bagi siswa-siswi Taruna Wijaya yang ingin menyaksikan pertandingan mereka bisa berangkat menggunakan kendaraan masing-masing. Sementara para pemain menggunakan bus khusus sekolah.
Alfin terlihat begitu tampan dan berbeda dari biasanya. Pria itu mengenakan jarsey dengan dalaman kaus putih. Alfin juga mengenakan headband menambah kesan cool.
Alfin telah duduk di bangku penumpang, pria itu memakai handset mendengarkan lagu untuk menemani perjalanannya.
"Alfin," panggil Dion.
Alfin melambaikan tangannya dan memberikan kode pada pria itu untuk duduk di sampingnya. Namun saat Dion hendak menuju ke sana, Leya lebih dulu memotong pria itu sehingga ia sudah duduk di samping Alfin.
"Lo apa-apaan sih, itu bangku gue," ujar Dion tak terima.
"Siapa cepat dia dapat. Tuh masih banyak bangku lain di sana," balas Leya tidak peduli.
Karena tidak ingin ribut, Dion memilih mengalah dan mencari bangku lain.
"Harus ya rebut bangku orang segala," ucap Alfin sinis.
"Gue gak rebutan kok. Lagian gue dari awal emang pengen duduk bareng lo, dan juga kan gue duluan yang dapat," sanggah Leya.
Alfin memilih untuk tidak peduli, bus mulai berjalan meninggalkan perkarangan sekolah.
"Ngomong-ngomong lo keren banget hari ini, jadi makin suka deh," ujar Leya kagum.
"Makin suka gangguin gue maksudnya," balas Alfin malas.
"Alfin mah, nething mulu. Bukan itu maksudnya."
Alfin tidak peduli, ia hanya terus menatap jalanan sambil mendengarkan lagu. Leya sendiri yang merasa diabaikan memilih untuk bermain ponsel.
Setelah menempuh perjalanan beberapa menit, akhirnya mereka sampai di SMA Garuda. Alfin beserta rombongan turun untuk menuju lapangan pertandingan.
Sorak-sorai ramai dari penonton terdengar begitu semangat tidak sabar untuk menyaksikan pertandingan. Apa lagi akan banyak cowok ganteng seperti Alfin yang bermain nanti.
Alfin bersama rombongan berada di ruang tunggu dan ganti meletakkan barang-barang mereka, tampak team lawan lain pun juga melakukan hal yang sama.
"Semuanya kita berkumpul di lapangan sekarang," ujar pak Rafi.
"Baik Pak!"
Leya melepaskan jaketnya dan menyimpan jaket tersebut ke dalam loker. Gadis itu bersiap untuk menuju lapangan, namun Alfin tiba-tiba mencegahnya.
"Ada apa?" tanya Leya.
"Lo serius mau tanding kek gini," tanya Alfin balik.
Leya memperhatikan gayanya kembali, tidak ada yang salah menurutnya, dan semuanya sesuai aturan.
"Emang kenapa, gak ada yang aneh pun," jawab Leya santai.
Alfin menghela berat. Bagaimana bisa Leya mengatakan 'tidak apa-apa' sementara Alfin saja sedikit risih melihatnya. Pakaian Leya memang tidak menyalahi aturan.
Namun Leya yang hanya mengenakan jarsey tak berlengan tanpa dalaman, alias hanya menggunakan tantop. Ditambah rambut yang di ikat asal, ayolah siapa yang tidak tergoda dengan pemandangan tersebut. Apa lagi Leya sedang bermain basket, yang mana akan banyak melakukan gerakan melempar dan menampakkan lengan dan ketiaknya yang mulus.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rumor Leya
Teen FictionUpdate 22 Juli 2021 #Fiksi Remaja Alfin tidak menyangka jika gadis seperti Leya memiliki reputasi paling buruk di sekolah. Gadis itu bahkan tidak peduli statusnya sebagai cucu dari pemilik yayasan SMA Taruna Wijaya. Rumor akan Leya selalu menjadi ba...