Keesokannya Leya dan lainnya kembali membahas masalah rekaman CCTV. Tidak ada satupun yang mereka dapatkan selain punggung serta postur tubuh dari sang pelaku. Hal tersebut membuat Leya semakin dirundung kegelisahan mengingat waktunya tak banyak untuk membuktikan bahwa dirinya tidak bersalah."Sekarang gimana? Apa sudah jalan buntu," tanya Mira. Setelah pulang sekolah mereka kembali berkumpul di kafe biasanya.
"Tapi gue merasa ada yang ganjal dari rekaman semalam," ujar Alfin. Ia terus memikirkan apa yang menjadi keganjalan nya itu.
"Apa?" tanya Leya.
Namun Alfin tidak menjawab dan tetap fokus pada pikirannya. Leya yang melihat itu mengibas-ngibaskan tangannya di depan muka Alfin.
"Tunggu dulu!" Leya terkejut saat Alfin menggenggam tangannya tiba-tiba.
"Ada apa?" tanya Leya.
"Gelang," jawab Alfin membuat semuanya bingung
"Gelang apaan?" tanya Mira.
"Gue ingat. Semalam gue liat pelaku memakai gelang, dan gue merasa pernah liat gelang itu sebelumnya," jawab Alfin.
"Maksud lo, secara tidak sengaja lo pernah ketemu atau berurusan dengan pelaku. Tapi lo gak ingat siapa dan cuma ingat sama gelangnya doang," sahut Didi.
"Kenapa kebelit-belit gini sih. Lo juga, kenapa cuma ingat gelangnya doang," sambung Mira.
"Gelang," guman Leya.
"Lo pernah dekat sama siapa aja sama cewek?" tanya Didi.
"Selain Leya dan Mira, gue juga pernah berurusan sama Laura juga Jessi," jawab Alfin.
"Itu dia!" ucap Mira membuat yang lainnya terkejut.
"Kenapa?" tanya Leya.
"Jessi. Pelakunya pasti Jessi, secara dia yang paling musuhan sama Leya, dan Jessi juga termasuk orang terdekat mengingat kalian pernah temenan," jawab Mira.
Leya memikirkan semua kemungkinan tersebut, dan jika benar yang dikatakan Mira maka Leya tidak akan tanggung-tanggung lagi untuk membalasnya.
"Lo yakin?" tanya Alfin.
"Sorry aja ya kalo kalian nuduh gue," ujar seseorang tiba-tiba datang.
"Jessi!" ucap mereka serentak.
"Gue udah dengar masalah lo, miris banget ya liatnya," sahut Jessi.
"Eh maksud lo apaan. Lo kan yang nyuri soal itu dan nge-jebak Leya, ngaku lo!" bentak Mira.
Didi mencoba menenangkan temannya mengingat mereka sedang berada di tempat umum saat ini.
"Gue gak se-licik itu ya buat jatuhi Leya meskipun gue benci sama dia," sahut Jessi.
"Tu ambil." Jessi memberikan sebuah flash disk kepada Leya.
"Apa ini?" tanya Leya.
"Ya buka lah bego, gue juga gak tau isinya apa. Tapi gue rasa itu sangat berguna nantinya," jawab Jessi.
Alfin mengambil flash disk tersebut dan menyambungkannya ke laptop. Tampak lah di sana sebuah rekaman CCTV mini market depan sekolah.
"Rekaman CCTV mana ini?" tanya Alfin.
"Itu CCTV yang ada di depan mini market dekat sekolah, jangkauannya luas sampai depan gerbang sekolah. Siapa tau kalian bisa nemuin sesuatu," jawab Jessi.
"Kenapa lo lakuin ini?" tanya Leya .
"Jangan geer dulu. Gue cuma gak mau aja nyimpan utang sama lo, anggap aja gue lagi bayar utang karena lo udah nolongin gue waktu di hutan. Meskipun gue benci sama lo, tapi gue yakin lo gak akan ngelakuin itu," jawab Jessi malu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rumor Leya
Teen FictionUpdate 22 Juli 2021 #Fiksi Remaja Alfin tidak menyangka jika gadis seperti Leya memiliki reputasi paling buruk di sekolah. Gadis itu bahkan tidak peduli statusnya sebagai cucu dari pemilik yayasan SMA Taruna Wijaya. Rumor akan Leya selalu menjadi ba...