Leya bersama teman-temannya sudah berada di kafe biasa yang sering mereka kunjungi. Setelah meyakinkan kepala sekolah untuk memberikan beberapa waktu bagi Leya untuk membuktikan dirinya, mereka langsung bergegas kemari setelah sekolah usai. Kini semuanya tampak diam berpikir apa yang akan mereka lakukan."Coba lo pikir, kapan terakhir kali lo kehilangan gantungan kunci dan siapa aja yang pernah lo pinjami jaket lo," tanya Alfin.
"Jaket itu emang jaket gue karena ini khusus dipesan buat gue sama kakek dan cuma gue yang punya. Gue gak mungkin kasih pinjam ke orang, dan gantungan kunci itu gue gak tau kapan hilangnya," jawab Leya.
"Aduh Leya, kalo lo gak bisa ingat gimana kita bisa bantu. Kita juga bukan lagi main detektif-detektifan ini menyangkut hidup lo," sahut Mira membuat Leya tertunduk lesu. Didi menyenggol Mira saat perkataannya menyinggung Leya.
"Pelaku tau kalo Leya orang yang sangat ceroboh hingga dia bisa memprediksi semuanya dengan tepat. Dari yang gue liat, kayaknya pelaku adalah orang terdekatnya Leya," ujar Didi.
"Siapa? Jangan nakut-nakuti deh, gue kan jadi berasa orang terdekatnya Leya," sambung Mira.
"Gak ada yang nyurigai lo juga," sanggah Didi.
"Orang terdekat," guman Alfin.
"Tapi pertama-tama, ada baiknya kalo kita punya rekaman CCTV sekolah, bukan hanya di kantor guru aja tapi kalo perlu semuanya. Karena siapa tau kita bisa liat lebih jelas saat pelaku memasuki sekolah," jelas Didi.
"Gimana caranya kita dapatin CCTV itu?" tanya Leya.
"Kita harus mencurinya dari sekolah," jawab Didi membuat yang lainnya terkejut.
"Gue gak ikutan deh, kalo ketahuan gimana?'' tolak Mira.
"Kalian gak perlu mencuri karena gue tau caranya," ujar seseorang menghampiri mereka
"Leo!" ujar mereka serentak.
*****
"Oi, ini sama aja nyuri namanya," bisik Mira. Saat ini Leya beserta lainnya sedang mengendap-ngendap masuk ke sekolah melalui tembok belakang sekolah."Beda lh, gue cuma butuh dekat dengan sekolah buat meretas jaringan sekolah. Kalo nyuri itu kita harus masuk lagi ke ruang pengamat dulu," sahut Leo.
"Tapi sama aja kita tetap harus masuk sekolah diam-diam kek gini, kalo ketahuan gimana," lanjut Mira cemas.
"Makanya diam," suruh Didi.
Alfin memimpin jalan mereka menuju kelas, setelah merasa aman mereka masuk ke dalam dengan Didi yang menjaga pintu.
"Berapa lama?" tanya Leya.
"Baru juga mulai, laptop gue aja belum nyala," jawab Leo.
Leo menyalakan laptopnya dan memulai pemograman. Jangan tanyakan darimana Leo mempelajari itu karena Leo sendiri sangat menyukai ilmu teknologi. Ia sering belajar sendiri di waktu senggang untuk memperdalam ilmunya meski belum sempurna setidaknya Leo sudah tahu cara meretas CCTV asalkan ia berada dalam jangkauan lebih dekat dengan CCTV yang akan ia retas.
Leya melihat layar laptop Leo, adiknya itu sudah mulai mengutak-atik kayboardnya yang Leya sendiri tidak mengerti. Leo tinggal menunggu loading dari pemograma nya agar bisa melihat rekaman CCTV tersebut, tinggal 80% sebelum semuanya selesai.
"Yes," guman Leo saat prosesnya selesai. Leo membuka folder penyimpanan dan memilih hari dan tanggal rekaman CCTV yang akan mereka lihat.
"Beneran bisa. Gila lo masih kecil tapi jago juga ya," sahut Mira saat mereka memperhatikan semua rekaman CCTV di layar laptop.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rumor Leya
Teen FictionUpdate 22 Juli 2021 #Fiksi Remaja Alfin tidak menyangka jika gadis seperti Leya memiliki reputasi paling buruk di sekolah. Gadis itu bahkan tidak peduli statusnya sebagai cucu dari pemilik yayasan SMA Taruna Wijaya. Rumor akan Leya selalu menjadi ba...