56

9.3K 1.1K 154
                                    

Zoya POV on

"Yaudah kakak masuk duluan ya" Daren hanya mengangguk, aku langsung masuk kedalam rumah. Sesampainya di ruang tamu aku terkejut melihat pak Daffin dengan Oma Ira sedang berbincang-bincang dengan papa dan mama

'ko serius banget ya? Mereka lagi ngomongin apa ya? Eh,,tunggu sejak kapan mereka akrab?' batinku bertanya

"Assalamualaikum" salamku untuk yang kedua kalinya. Mereka menoleh kearahku lalu menjawab "Waalaikumusalam warahmatullahi wabarokatuh"

"Jes sini nak"panggil mama lembut, aku hanya mengangguk. Setelah berada didepan mereka aku langsung menyalimi tangan Papa, Mama, dan Oma Ira. Dan menangupkan kedua telapak tangan di depan dada kepada pak Daffin

"Jes sini duduk disamping Mama, pak Daffin mau nyampaikan sesuatu" aku yang mendengar itu mengerutkan alis seolah-olah mengatakan 'ada apa ini?'.

"Cepet sini duduk" ucap Mama tak sabaran sambil menepuk-nepuk sofa yang ada ditengah-tengah antara papa dan mama. Tanpa pikir panjang aku langsung menduduki sofa itu

"Ehem.." deheman Pak Daffin.

Sungguh saat ini aku merasa takut,degdegan,dan malu secara bersamaan apa lagi Oma Ira serus saja menatapku tanpa melunturkan senyuman nya

"Yang aku tahu, sebaik-baik perhiasan adalah wanita dan istri yang sholehah. Wanita itu sudah aku dapatkan yakni ibuku. Maka selanjutnya, maukah kamu menjadi istri sholehahku?" Suara pak Daffin menggema didalam ruangan ini

Deg...

Seketika otaku langsung ngeblank 'maksudnya pak Daffin ngelamar aku? Ih gak mungkin!'

"Hah? M-maksud pak Daffin apa yah? J-jesna kurang paham" jawabku sambil menunduk

"Jesna mau kah kamu menikah Denganku, melengkapi separuh agamaku, menjadi ibu dari anak-anakku? Entah sejak kapan aku mulai memiliki rasa terhadap dirimu tapi yang pasti aku sungguh mencintaimu" ucap pak Daffin tegas

Seketika badanku lemas ditempat 'ya Allah aku harus gimana?'

"Aku tau ini memang sangat mendadak, tapi aku benar-benar serius untuk menikahimu" ucapnya lagi

Akh benar-bener speechless. Gak tau mau ngomong apa lagi
'ya Allah aku dilamar sama duda plus mantan wali kelas ku sendiri, hiks aku harus jawab apa?' lagi dan lagi ucapan itu hanya bisa aku dengar sendiri

"Gimana nak Jesna?" Tanya Oma Ira dengan tatapan yang penuh harapan. Sunggu aku tidak tega apalagi kedua orang tuaku juga menunjukan tatapan yang sama

"Mmm.. ttapi kan bapak tau aku masih sekolah" aku mengatakan itu sambil menatap pak Daffin

"Itumah bisa diatur" no! Ucapan itu bukan terlontar dari mulut pak Daffin melainkan dari mulut Papa

'ah aku harus alasan apa lagi' batinku prustasi

"Mmmm aku minta satu alasan kenapa bapak ingin menikahi ku" aku meringis setelah mengatakan itu

'bodoh! Bodoh kamu Zoya kenapa malah bertanya begitu sih kan tadi doi udah bilang! Aarrggh kenapa otaku ngeblank gini!'

"Kan saya tadi sudah bilang bahwa saya sudah mencintai kamu. Apakah kamu lupa dengan hadis yang satu ini?
Sabda Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas: لم ير للمتحابين مثل النكاح .
"Tidak ada obat mujarab bagi yang dimabuk cinta selain menikah." (HR Ibnu Majah).
Tapi keputusan ada di kamu Jes"

Jleb....

"Mmm J-Jesna masih bingung" cicitku sambil menunduk sunggu aku sangat bingung. Aku dapat mendengar helaan nafas panjang dari pak Daffin

"Sebaiknya kamu nanti malam Salat istikharah dulu, minta petunjuk sama Allah. Saya selalu menunggu jawaban kamu"
Aku Hanya bisa mengangguk.

"Yasudah kalo begitu kita pulang dulu ya om,Tan" ucap pak Daffin lalu berdiri dari tempat duduknya begitu juga dengan Oma Ira

Zoya POV off

__________________

Thanks

              15-06-2021🛸

       

         



Zoya or Jesna  {TERBIT}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang