Happy reading!
Di pagi ini, seorang wanita datang bertamu di rumah Alvandra dan Zahra.
"Kenapa, Ras?" tanya Alvandra setelah duduk di sofa ruang tamu rumahnya. Ya, tamu itu adalah Faras Andinita.
"Kamu nggak suka ya, aku ke sini?" Bukannya menjawab, Faras justru bertanya balik.
Baru saja mulut Alvandra terbuka, hendak berbicara. Namun, gagal karena suara Zahra terdengar.
"Siapa tamunya, Al?" tanya Zahra menghampiri sofa yang terdapat suaminya dan seorang wanita. Dia sendiri tidak tahu siapa seseorang itu, karena seseorang itu membelakanginya.
Memang, Zahra memutuskan untuk memanggil Alvandra dengan nama saja, suaminya pun tak masalah. Mereka sudah terlihat seperti pasangan pada umumnya, tak lagi menggunakan saya-kamu seperti kemarin-kemarin.
Alvandra yang mendengar suara Zahra menoleh. "Faras."
Zahra yang sudah mengetahui siapa seseorang itupun mengangguk-anggukan kepala. Lalu beralih menatap Faras. "Mau minum apa, Ras?"
"Nggak usah repot-repot Ra, lo kan juga nggak boleh capek kasian keponakan gue kalau Mamanya kecapean," tolak Faras.
Zahra sontak menyunggingkan senyum terpaksa. "Nggak papa, mau minum apa?" tanya Zahra lagi.
"Yaudah deh, air putih aja biar nggak terlalu ribet."
"Oke, tunggu bentar ya." Zahra segera melangkahkan kakinya untuk ke dapur.
Setelah beberapa menit kemudian, akhirnya Zahra kembali ke ruang tamu sembari membawa mempan berisi gelas air putih dan beberapa cemilan.
"Nih," ujar Zahra lalu duduk di sebelah Alvandra. Faras sendiri langsung saja meminum air putih itu.
"Aku ke sini mau ngasih kalian undangan," ucapnya sembari menyodorkan sebuah undangan pada Alvandra.
Zahra mengerutkan kening nya bingung, "Undangan apa?"
"Kalian datang ya ke ulang tahunku besok malam."
"Iya," balas Alvandra singkat.
Kirain undangan pernikahan, kalau pernikahan sih gue seneng, berarti nggak ganggu suami orang lagi. batin Zahra kecewa.
"Yaudah, aku pulang dulu ya." Faras beranjak dari duduknya dan merapikan letak tas selempang yang ia pakai.
"Hati-hati di jalan," balas Alvandra.
"Mau saya anter ke depan?" tawar Zahra menghormati Faras sebagai tamu di rumahnya.
"Gak usah, Bye." Faras keluar dari rumah Alvandra dan Zahra.
Melihat perempuan itu sudah tak terlihat, Alvandra menoleh menatap istrinya. "Jadi ke supermarketnya?"
"Jadi, kalau nggak kita mau makan apa," jawab Zahra selepas mengangguk.
"Siap-siap," ujar Alvandra yang ikut beranjak dari duduknya.
"Nggak liat." Zahra menunjuk dirinya sendiri yang nyatanya sudah siap.
"Yaudah ayo," ajak Alvandra mengulurkan tangan pada Zahra yang masih duduk untuk menggenggamnya.
***
Suasana sejuk dari AC memenuhi ruangan. Dan rak-rak dengan isi yang penuh tersusun rapi. Harum dan lantai lumayan licin, itu yang pengunjung lihat dan rasakan.
Banyak orang yang mendorong troli, melihat dan menghitung harga, memilih sesuatu yang kualitasnya bagus.
Supermarket. Pasangan suami istri yang baru saja genap enam bulan menikah itu berada di sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alvandra (END)
General FictionAlvandra dan Zahra. Dua manusia yang terpaksa menikah dan akhirnya harus hidup bersama selama bertahun-tahun. Apakah pernikahan terpaksa mereka akan bertahan lama? Atau ... bahkan sebaliknya? --- Start: 05 Mei 2021 RILL HASIL PEMIKIRAN SENDIRI