Chapter 39

35.3K 1.8K 84
                                    

Happy reading🖤

Hari ini, Alvandra dan Zahra akan resmi bercerai. Dan kini perempuan yang akan bercerai itu sudah berada di depan kantor pengadilan agama.

Baru saja perempuan yang menggunakan dress tersebut turun dari mobil, tiba-tiba tangannya di cekal seseorang dari belakang.

Zahra yang merasa pergelangan tangannya dicekal sontak menoleh ke belakang, tubuhnya mematung seketika tatkala mengetahui siapa pelakunya.

"A-alva?"

Alvandra tersenyum manis. "Hai, apa kabar?"

"Alhamdulillah baik, kamu?"

"Nggak baik menurutku. Please, pulang ke rumah. Aku kangen sama kamu. Aku mau kita buka lembaran baru lagi, kemarin aku khilaf, aku minta maaf. Aku gak bermaksud buat selingkuhin kamu, aku bener-bener nyesel."

"Sorry I can not. Anggap ini pertemuan terakhir kita. Kalaupun nanti kita bertemu, ya kita bersikap seolah-olah nggak pernah kenal aja," ujar Zahra sembari berusaha melepaskan tangannya dari cekalan itu.

Semenjak Alvandra mengatakan kata talak dua bulanan yang lalu, dia bertekad akan melupakan laki-laki itu. Menghilangkan rasa cintanya.

"Lagian, kamu udah punya istri lagi, udah hamil malah. Jadi untuk apa saya balik sama kamu? Saya nggak bisa hamil, nggak ada gunanya buat jadi istri kamu." Bahkan, perempuan yang telah dikecewakan itu mengubah gaya bicaranya yang awalnya 'aku' menjadi 'saya'

"Nggak, Ayra. A---"

"Saya masuk duluan ya, jaga istri kamu baik-baik. Jangan kecewakan dia, cukup saya saja yang kamu kecewakan. Dan semoga lahirannya lancar ya," potong Zahra berusaha tersenyum, setelah itu, ia berbalik lalu mulai melangkah masuk ke dalam kantor pengadilan di depannya.

"Ra, tunggu!"

                               ***

"Hakim menyatakan bahwa pernikahan antara Pemohon Alvandra Fahri Alfiansyah Alvarendra dengan Termohon Ayra Zahra Azkayra Vernandez putus karena perceraian talak. Sidang hari ini ditutup." Hakim mengetuk palu sebanyak tiga kali.

Saat itu juga, Zahra menunduk untuk menghapus air matanya yang turun begitu saja ketika mendengar pernyataan hakim. Kemudian ia menoleh ke arah Alvandra, mantan suaminya sekarang.

Zahra berdiri, menyampingkan tubuhnya ke hadap Alvandra yang juga baru saja berdiri dan menatapnya.

Perempuan tersebut mengambil sesuatu di dalam tasnya, kemudian menarik tangan laki-laki di hadapannya, menyimpan sesuatu di sana. Yaitu cincin pernikahan. "Terimakasih untuk lima tahunnya." Dia tersenyum manis. Sebelum pergi meninggalkan ruangan.

Namun, sebelum itu Alvandra lagi-lagi mencekal pergelangan tangannya. "I'm sorry, and thank you also for the five years. Aku akan berjuang kembali untuk mendapatkanmu lagi."

Hubungan mereka berakhir sampai di sini. Buku nikah telah dikembalikan ke negara. Mereka resmi bercerai tiga menit lalu. Hubungan yang awalnya harmonis, kini retak hanya karena seorang perempuan yang datang sebagai perebut suami orang.

Pernikahan yang awalnya terjadi hanya karena sebuah kecelakaan harus hancur begitu saja. Hal-hal indah yang pernah mereka lakukan, kini hanya kenangan.

Mereka tak dapat melewati lika-liku kehidupan berdua lagi. Tak lagi saling melindungi, menguatkan, juga melengkapi.

Terkecuali, Tuhan menakdirkan mereka bersama lagi suatu saat nanti.

---

Sehabis pulang dari pengadilan,  Zahra membawa mobilnya sendiri ke sebuah tempat pemakaman. Tempat di mana, calon anaknya yang telah meninggal diistirahatkan.

Alvandra (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang