Happy reading🖤
Hari ini, hari dimana Alvandra, Zahra, dan Naila, akan menyelidiki kasus kecelakaan Zahra sepuluh tahun yang lalu.
Sesuai dengan ucapan Naila minggu lalu.
Setelah mengantar Rava pulang ke rumah, Zahra segera ke cafe tempat mereka janjian.
Beberapa menit perjalanan, wanita itu akhirnya sampai di cafe tujuannya. Zahra turun dari mobil, berjalan masuk ke dalam cafe.
Di dalam cafe, ia menoleh ke kanan dan kiri mencari meja temannya.
Zahra tersenyum, setelah mendapatkan apa yang ia cari, wanita itu mendekat.
Sampai di meja itu, Zahra menarik kursi di samping Naila. "Sorry, terlambat, kalian pasti udah nunggu lama."
"It's okay, gue juga baru sampai," ucap Naila.
"Tidak apa, silakan pesan makanan." Alvandra memberikan sebuah menu makanan atau minuman di cafe itu pada Zahra.
Zahra tersenyum tipis, kemudian menerimanya. Memilih makanan dan minuman lalu memesannya pada karyawan yang di panggil Alvandra.
Pesanan Zahra datang, mereka mulai makan sesekali berbincang-bincang.
"Kita mulai penyelidikannya dari mana?" ucap Alvandra. Semua mata lantas tertuju pada Faikal, orang kepercayaan laki-laki itu yang akan membantu mereka menyelidiki kasus ini.
"Kecelakaannya waktu itu di mana?" tanya Faikal.
"Di jl. Mandala," jawab Zahra.
Faikal mengangguk, dan mengetikan sesuatu pada laptopnya. "Mobil bekas kecelakaannya masih ada?"
Zahra yang tadinya menatap Faikal, beralih pada Alvandra. Ia menunggu jawaban lelaki itu. "Masih."
"Oke, nanti kita cek ulang kondisi mobilnya. Dulu pernah di kasih tahu kan, penyebab kecelakaannya karena apa?"
"Remnya blong," jawab Alvandra.
Faikal kembali mengetikan sesuatu pada laptopnya. Setelah itu, ia menutupnya. "Ya sudah kalau begitu, kita bisa cek ulang kondisi mobilnya sekarang?"
"Boleh-boleh," ucap Alvandra setuju. Lebih bagus bukan, jika penyelidikannya lebih cepat di lakukan? Agar cepat terbongkar. Benar apa tidak, Faras penyebab kecelakaan Zahra dulu.
"Kita ke sana sekarang buat cek mobilnya, tempatnya di mana?"
"Rumah," jawab Alvandra. Faikal mengangguk.
Setelah itu, keempat orang tersebut berdiri dan beranjak dari kursinya masing-masing, berniat untuk keluar dari cafe. Namun, baru beberapa langkah mereka berjalan, mereka bertemu dengan seseorang yang sangat dibenci.
"Eh, itu dia kan!" sahut Naila. Cepat-cepat ia melangkah maju menghampiri seseorang tanpa menunggu jawaban dari teman-temannya.
"Kebetulan kamu ada di sini," katanya.
Faras, memandang malas sepupunya. "Ada apa, ya? Kita nggak punya urusan apa-apa."
"Iya, kita nggak punya urusan apa-apa. Tapi kamu punya urusan sama teman saya." Mendengar itu, Alvandra maju. Berdiri di samping Naila.
Faras melihat ke belakang, matanya menangkap sosok wanita yang dibencinya selama ini. Ia tersenyum miring. "Oh, ternyata udah ketemu."
"Saya tidak menyangka, kamu sejahat itu, Faras." Suara itu berhasil mengalihkan perhatian Faras. Kenapa Alvandra tiba-tiba berbicara seperti itu?
"Maksudnya?"
"Saya tahu, kamu yang memberi minuman Zahra obat penggugur kandungan saat kamu berulang tahun," ucap laki-laki itu dengan tenang, walaupun dalam hatinya sangat kusut karena greget dengan wanita dihadapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alvandra (END)
General FictionAlvandra dan Zahra. Dua manusia yang terpaksa menikah dan akhirnya harus hidup bersama selama bertahun-tahun. Apakah pernikahan terpaksa mereka akan bertahan lama? Atau ... bahkan sebaliknya? --- Start: 05 Mei 2021 RILL HASIL PEMIKIRAN SENDIRI