RESEK 25

218 37 18
                                    

Dio terbangun dari tidurnya, Dio merasa ada tangan yang memegang tangannya. Dio mengangkat tangannya, ada tangan mungil yang megenggam tangannya, di lihatnya pemilik tangan itu.

"Rika" batin Dio

Dio sengaja tidak membangunkan Rika agar tangan itu tetap setia pada genggamannya. Entah kenapa rasanya moment ini moment paling bahagia dalam hidupnya, Dio tidak pernah merasakan hal ini saat bersama dengan Rosa. Dan fatalnya lagi wajah Rika yang selalu dalam pikirannya bukan wajah Rosa. Saat Dio mengamati Rika lebih lekat, cewek itu terbangun, Dio yang salah tingkah dengan cepat melepaskan tangannya dari tangan Rika. Dio bangun dari tidurnya dan duduk.

"Lo ngapain di sini? Sengaja ya cari kesempatan dalam kesempitan"

Rika hanya mengedipkan mata berulang kali, Dio tahu bahwa cewek ini nyawanya belum terkumpul penuh. Beberapa saat mata Dio bertemu pandang dengan Rika.

"Eh, ga kak!" kikuk Rika sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal

"Siapa di situ?" teriak seorang guru

"Berdiri, ayo lari" ajak Dio sambil mengulurkan tangan

Rika menyambut tangan itu, mereka berlari bersama. Hingga Dio menarik Rika ke balik pohon besar di dekat pagar belakang sekolah. Dio tahu yang mengejar mereka adalah guru BK yang bernama Pak Ryan. Dio hafal dengan guru itu karena Dio termasuk langganan di ruang BK.

"Hust..." kata Dio sambil jari manis ditempelkan di bibirnya

"Cepet bener mereka, awas aja sampai ketemu" ancam Pak Ryan

Pak Ryan melangkah mendekati pohon besar di depannya. Dio melihat Rika memejamkan mata, Dio tahu Rika takut jika mereka ketahuan. Dio sendiri menarik nafas, ia juga merasakan hal yang sama, rasa tegang menyelimuti mereka berdua. Perlahan langkah Pak Ryan semakin dekat, tinggal selangkah lagi mereka ketahuan.

"Pak ngapain di situ?" tanya seorang guru "Bapak dipanggil kepala sekolah"

"Iya, saya ke sana" jawab Pak Ryan

Pak Ryan menjauh dari pohon besar dan pergi meninggalkan taman belakang sekolah. Dio dan Rika bernafas lega. Rika sempat terjatuh lemas karena ketegangan yang terjadi.

"Baru kali ini gue dikejar-kejar guru" kekeh Rika

"Serukan?"

"Cukup sekali"

"Mau lebih seru lagi?"

"Apa?"

"Naik ke atas"

"Hah?"

"Udah, Ayo" paksa Dio

"Kak lo yakin?"

"Tenang aja"

"Mampus gue besok ga selamet"

"Parno amat" ejek Dio "Udah, Ayo gue bantu naik"

Rika naik ke atas pohon dibantu oleh Dio. Mereka berdua sudah berada di atas pagar sekolahannya. Dio lebih dulu turun kebawah.

"Loncat Rik, keburu ketahuan"

"Ga mau, Ntar gue patah tulang gimana?"

"Parno amat sie lo"

"Pokoknya gue ga mau loncat"

"Percaya sama gue, gue ga akan biarin lo jatuh"

Rika menutup matanya dan loncat. Dio dengan sigap menangkap Rika, mereka berpelukan beberapa saat sebelum Dio menurunkan tubuh Rika.

"Vanila" gumam Dio

"Gue selamat kak" tanya Rika perlahan membuka mata

"Gue bilang juga apa, percaya sama gue" ucap Dio sombong

WAKETOS [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang